4 Dampak Hancurnya Bendungan Kakhovka Ukraina, Salah Satunya Resiko Bencana Nuklir

Rabu, 07 Juni 2023 - 15:00 WIB
loading...
4 Dampak Hancurnya Bendungan Kakhovka Ukraina, Salah Satunya Resiko Bencana Nuklir
4 Dampak Hancurnya Bendungan Kakhovka Ukraina, Salah Satunya Resiko Bencana Nuklir. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Hancurnya Bendungan Kakhovka di Ukraina selatan disinyalir akan menimbulkan beberapa dampak seperti berkurangnya pasokan energi, makanan dan air, hingga meningkatkan resiko bencana nuklir.

Dilansir dari The Hill, terkait hancurnya Bendungan Nova Kakhovka ini Ukraina menuding Rusia yang telah meledakkannya untuk memulai serangan. Sementara Kremlin menyiratkan bahwa hancurnya bendungan di era Soviet itu disebabkan oleh serangan teroris.

Menindaki hancurnya bendungan di Ukraina ini, Amerika Serikat mulai melakukan penyelidikan untuk memantau dampak berkelanjutan yang akan ditimbulkan.

4 Dampak Hancurnya Bendungan Kakhovka Ukraina

1. Menghambat Serangan Ukraina dan Memperkuat Pertahanan Rusia


Runtuhnya bendungan pada 6 Juni 2023 ini dapat memperumit masalah, karena kemungkinan Sungai Dnipro serta jembatan yang berada di wilayah tersebut akan tergenang dan membuat pasukan Ukraina kesulitan dalam menyerang Rusia.

Mykhailo Podolyak, penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan keruntuhan itu akan “menciptakan hambatan bagi tindakan ofensif Angkatan Bersenjata Ukraina.”

Hal tersebut secara tidak langsung menjadi keuntungan besar bagi pertahanan Moskow. Karena bencana besar ini tentulah akan jadi fokus utama Ukraina ketimbang melakukan serangan.

2. Kekurangan Pasokan Energi dan Air


Bendungan Nova Kakhovka telah lama digunakan sebagai pemasok stasiun pembangkit listrik tenaga air, beberapa sistem irigasi utama, pabrik industri seperti Zaporizhzhia, peternakan ikan air tawar, dan beberapa kanal besar di tenggara Ukraina.

Keruntuhannya ini tentulah memiliki dampak buruk terhadap keamanan energi, dan sistem kanal Ukraina. Ajudan Zelensky, Podolyak, mengatakan "ribuan hewan dan ekosistem akan musnah dalam beberapa jam ke depan."

Zelensky menyebutnya "bencana lingkungan buatan manusia terbesar di Eropa dalam beberapa dekade."

Banjir juga mengancam panen di lumbung Ukraina, dengan harga gandum melonjak 3 persen setelah bendungan runtuh.

3 Pemindahan Massal Penduduk


Menurut The Guardians, orang-orang yang tinggal di sepanjang hilir Sungai Dnipro Ukraina harus harus menghadapi konsekuensi langsung dari runtuhnya bendungan Nova Kakhovka dan mulai melarikan diri dari wilayah tersebut.

Sekitar 1.200 orang telah dievakuasi karena banjir, menurut pejabat setempat. Banjir yang disebabkan oleh hancurnya bendungan ini juga telah menenggelamkan lebih dari 1.000 rumah di wilayah Kherson.

Meskipun tidak ada wilayah yang dikuasai Ukraina atau Rusia yang melaporkan kematian atau cedera, kedua belah pihak telah mengirimkan kereta api dan bus untuk memindahkan penduduk ke tempat yang aman.

4. Risiko Bencana Nuklir


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Nova Kakhovka akan berpengaruh pada pembangkit listrik. Dimana salah satunya adalah pembangkit listrik Zaporizhzhia, yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.

Saat ini pembangkit tersebut sedang “dipantau secara ketat” oleh pengawas nuklir PBB, dan Badan Energi Atom Internasional. Karena sebelumnya, air di bendungan Nova Kakhovka sangat penting untuk mendinginkan enam reaktor nuklir. Air juga berfungsi untuk mendinginkan bahan bakar bekas dan generator diesel darurat, yang dibutuhkan jika daya eksternal mati.

Seorang profesor di University of Surrey yang berspesialisasi dalam meteorologi nuklir, mengatakan bahwa ledakan bendungan "sangat memprihatinkan dalam hal banjir, hilangnya pembangkit listrik tenaga air dan masalah pasokan air," masih ada resiko terbatas terkait pelepasan bahan radioaktif dari Zaporozhzhia.

Jika air terputus, batang bahan bakar potensial bisa menjadi terlalu panas dan meleleh, tetapi "tampaknya tidak menjadi masalah saat ini," kata Regan dalam sebuah pernyataan.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1691 seconds (0.1#10.140)