Lebih dari 80 Mayat Tabrakan Maut Kereta Api di India Tidak Teridentifikasi

Selasa, 06 Juni 2023 - 20:37 WIB
loading...
Lebih dari 80 Mayat...
Lebih dari 80 mayat korban tabrakan maut kereta api di India tidak teridentifikasi. Foto/NBC
A A A
NEW DELHI - Lima hari setelah kecelakaan tiga kereta api yang mematikan dan menewaskan 288 orang di India , lebih dari 80 mayat masih belum teridentifikasi.

Kecelakaan yang terjadi pada Jumat malam di negara bagian Odisha itu melibatkan dua kereta penumpang dan satu kereta barang stasioner.

Lebih dari 1.000 orang terluka dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Banyak keluarga mengatakan mereka masih mencari orang yang dicintai.

Tabrakan maut itu adalah kecelakaan kereta api terburuk di India abad ini.

Kecelakaan itu terjadi ketika kereta penumpang tergelincir setelah salah masuk ke jalur melingkar di sisi jalur utama dan bertabrakan dengan kereta barang stasioner yang diparkir di sana. Gerbongnya yang tergelincir kemudian menabrak gerbong belakang kereta penumpang kedua yang melaju dari arah berlawanan.

Lebih dari 3.000 penumpang diperkirakan telah melakukan perjalanan dengan dua kereta, dengan laporan mengatakan keduanya penuh sesak.

Pada hari Selasa (6/6/2023), kepala sekretaris Odisha Pradeep Jen mengatakan jumlah korban tewas resmi naik menjadi 288 dari angka sebelumnya 275 sementara 83 mayat masih belum teridentifikasi.

Anggota keluarga penumpang yang putus asa dari Odisha dan negara bagian lain telah memenuhi rumah sakit, mencari informasi tentang orang yang mereka cintai. Namun dalam beberapa kasus, mengidentifikasi mayat terbukti menjadi tantangan nyata.



Di Rumah Sakit Daerah Balasore di Odisha, Muhammad Nizamuddin tidak bisa mengklaim mayat cucunya.

Tafsir Ansari (16) dan saudaranya, Tausif (13), sedang bepergian dengan Coromandel Express bersama ayah mereka ketika mengalami kecelakaan.

Sementara sang ayah masih hilang, foto-foto remaja tersebut, bersama dengan beberapa korban lainnya, ditempel di dinding rumah sakit - Tafsir ditandai dengan nomor 20 dan Tausif 169 - agar anggota keluarga mereka dapat mengidentifikasi mereka.

Wajah anak laki-laki itu rusak karena luka, tetapi kakek mereka mengatakan bahwa dia mengenalinya.

Jadi dia memutuskan untuk pergi ke Ibu Kota negara bagian, Bhubaneshwar - di mana hampir 100 mayat yang tidak diklaim disimpan di empat rumah sakit - tetapi seorang pejabat di sana menghentikannya.

Petugas tersebut menginformasikan bahwa mayat Tafsir sudah diklaim oleh keluarga lain namun belum diserahkan kepada mereka.

"Bagaimana ini mungkin? Apakah maksud Anda saya tidak akan mengenali cucu-cucu saya," kata Nizamuddin yang putus asa seperti dikutip dari BBC.

Dia sekarang telah diminta untuk menghubungi pejabat sipil di Bhubaneshwar yang telah ditugaskan untuk memeriksa klaim, dokumen identifikasi, dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa mayat tersebut diserahkan kepada keluarga yang tepat.



"Jika Anda melihat-lihat database foto, Anda akan melihat banyak mayat yang rusak tak dapat dikenali. Mereka juga sekarang membusuk," kata Komisaris Bhubaneshwar Municipal Corporation Vijay Amruta Kulange kepada BBC.

Amruta menjelaskan, dalam kasus di mana ada lebih dari satu keluarga yang mengklaim mayat korban, tes DNA dilakukan untuk membantu keluarga mengidentifikasi.

Ia menambahkan bahwa mayat tak dikenal akan disimpan di kamar mayat rumah sakit selama 10 hari ke depan, dan pemerintah tidak akan terburu-buru mengkremasi atau menguburkan mereka.

Pada akhir pekan, Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi lokasi kecelakaan dan bersumpah bahwa siapa pun yang dinyatakan bersalah akan dihukum dengan berat.

Operasi penyelamatan para korban sendiri telah selesai pada hari Sabtu dan rel telah dibersihkan dari puing-puing kereta . Lalu lintas kereta juga telah dipulihkan di salah satu jalur dan pejabat mengatakan jalur yang tersisa juga akan dipulihkan dan dibuka kembali pada hari Rabu.

India memiliki salah satu jaringan kereta terbesar di dunia. Negara Asia Selatan ini menjalankan lebih dari 12.000 kereta penumpang setiap hari, yang digunakan oleh beberapa miliar penumpang untuk bepergian ke seluruh negeri setiap tahun. Namun banyak infrastruktur kereta api yang perlu diperbaiki.

Kereta api umumnya penuh pada saat-saat seperti ini, dengan semakin banyak orang yang melakukan perjalanan selama liburan sekolah.

Bencana kereta api terburuk di negara itu terjadi pada tahun 1981, ketika kereta penumpang yang penuh sesak terlempar dari rel dan masuk ke sungai selama topan di negara bagian Bihar, menewaskan sekitar 800 orang.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)