Presiden Eritrea: AS Panik Lihat Hubungan Afrika dengan Rusia

Selasa, 06 Juni 2023 - 17:42 WIB
loading...
Presiden Eritrea: AS Panik Lihat Hubungan Afrika dengan Rusia
Presiden Eritrea Isaias Afwerki. Foto/Reuters
A A A
ASMARA - Rusia akan dapat memobilisasi dukungan untuk mengakhiri tatanan global unipolar yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dari gangguan, demonisasi, dan penahanan jika telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebelumnya. Klaim itu dilontarkan Presiden Eritrea , Isaias Afwerki.

Pemimpin tersebut mengungkapkan ketidaksetujuannya yang kuat terhadap “hukum rimba” yang berlaku dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Russia Today.

“Tidak ada yang senang dengan keadaan ini. Ini adalah keadaan unipolarisasi, menggunakan setiap senjata, alat untuk mengintimidasi, menyabotase, dan bahkan menahan semua orang tidak dapat diterima oleh siapa pun,” kata Afwerki seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (6/6/2023).

Eritrea secara konsisten menentang resolusi terhadap Rusia dalam empat pemungutan suara terpisah yang diadakan di Majelis Umum PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Itu termasuk menolak pemungutan suara yang ditujukan untuk mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina.



Ketika ditanya mengapa negaranya tidak mendukung resolusi PBB untuk menyalahkan Rusia atas posisinya di Ukraina, Afwerki mengatakan Eritrea tidak akan mendukung ideologi “hegemoni” dan represi.

“Kami berada dalam situasi di mana satu kelompok kekuatan hegemonistik, NATO yang dipimpin oleh Washington, telah menyatakan perang terhadap kemanusiaan dan kemanusiaan memiliki hak untuk mempertahankan diri. Dan Rusia berhak membela diri. Kami tidak menerima strategi atau deklarasi hegemonistik apa pun yang mengutuk Rusia,” tegas Afwerki.

Dia berargumen bahwa konflik di Ukraina adalah skema melawan Rusia, dengan Washington bertujuan untuk melemahkan dan menyabot pembangunan Moskow dalam setiap aspek dengan menggunakan sanksi.

Merefleksikan pengalaman Eritrea sendiri, Afwerki mengenang sembilan tahun sanksi yang dijatuhkan di negaranya, mengklaim bahwa itu tidak dapat dibenarkan dan didasarkan pada "kebohongan" palsu dari AS bahwa Asmara mendukung organisasi teroris.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1252 seconds (0.1#10.140)