8 Negara  yang Terancam Tenggelam, Nomor 7 Terbaik dalam Mengantisipasi Bencana

Jum'at, 02 Juni 2023 - 17:03 WIB
loading...
A A A
Selain itu, wilayah di Pantai Virginia memiliki salah satu tingkat kenaikan permukaan laut tercepat di AS. Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOOA) memperkirakan bahwa Pantai Virginia dapat mengalami kenaikan permukaan laut hingga hampir 12 kaki pada tahun 2100.

Berdasarkan proyeksi baru-baru ini, banyak kota di AS dapat menghadapi masalah serius pada tahun 2050, dengan petak lahan yang luas berpotensi menjadi tidak layak huni. Menurut NOAA, banyak lokasi di sepanjang garis pantai AS, banjir air pasang sekarang 300% hingga lebih dari 900% lebih sering daripada 50 tahun yang lalu.

Climate Central menyatakan wilayah New York menjadi kawasan paling berisiko. Mereka menyatakan bahwa, pada tahun 2050, hampir setengah juta (426.000) warga New York akan tinggal di "tanah yang terancam". Kerentanan New York terhadap banjir terlihat jelas pada 2012, ketika kota itu terkena dampak Badai Sandy yang parah. Setidaknya 43 orang di kota itu tewas akibat badai super, sekitar seperempat juta kendaraan hancur, dan setidaknya ada "kerusakan dan kerugian" senilai USD32 miliar.

Namun, dalam hal kerentanan terhadap banjir, Florida tampaknya menjadi negara bagian yang paling terdampak. Menurut penelitian Climate Central, 36 dari 50 kota AS yang paling rentan terhadap banjir pesisir berada di Sunshine State.

4. Bangladesh

Bangladesh menghasilkan 0,3% emisi yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, tetapi negara tersebut menghadapi beberapa konsekuensi terbesar dari naiknya permukaan air laut. Lautan dapat membanjiri 17% daratan Bangladesh dan membuat sekitar 18 juta warganya mengungsi pada tahun 2050.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa 32 juta warga Bangladesh akan menghadapi risiko kehilangan rumah karena tenggelam pada pada 2100.


5. Italia

8 Negara  yang Terancam Tenggelam, Nomor 7 Terbaik dalam Mengantisipasi Bencana

Foto/Reuters

Wilayah Italia yang terancam tenggelam adalah Venesia. Setiap tahunnya, Venesia mengalami penurunan tanah sekitar 0,08 inci setiap tahun. Italia mulai membangun penghalang banjir yang terdiri dari 78 gerbang di tiga ceruknya pada tahun 2003. Ini dikenal sebagai Mose. Penghalang itu seharusnya selesai pada tahun 2011, tetapi kemungkinan tidak akan siap sampai tahun 2022.

Ketika serangkaian badai menghantam Venesia pada 2018, proyek senilai USD6,5 miliar itu masih belum selesai. Banjir itu adalah yang terburuk yang pernah dialami kota itu dalam satu dekade.

6. Thailand

Beberapa wilayah di Thailand, terutama Bangkok akan tenggelam dengan kecepatan lebih dari 1 sentimeter per tahun dan bisa berada di bawah permukaan laut pada tahun 2030. Untuk membantu mencegah banjir, terutama selama musim hujan musim panas Thailand, sebuah firma arsitektur membangun taman seluas 11 hektar yang dapat menampung hingga 1 juta galon air hujan yang disebut Taman Centenary Universitas Chulalongkorn.

7. Belanda

Para ilmuwan memperkirakan bahwa permukaan air laut akan naik sekitar satu meter pada abad ini di Belanda. Hal itu sangat wajar karena Belanda hidup di bawah permukaan air laut.

Perkiraan kenaikan laut berkisar dari tingkat yang dapat dikelola selama kenaikannya bertahap, hingga skenario hari kiamat yang melebihi kemampuan pihak berwenang untuk merespons. Jika emisi terus mengikuti tren saat ini, IPCC memperkirakan kenaikan air laut sebesar 84 sentimeter pada tahun 2100, dan setinggi 5,4 meter pada tahun 2300.

Dalam skenario yang lebih optimis, Belanda sudah siap. Tanggul Belanda yang dipuja, penghalang badai, pompa, dan adaptasi dapat mengatasinya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1303 seconds (0.1#10.140)