5 Kesalahan Biden dalam Menilai Perang Ukraina, Nomor 2 Meremehkan Militer Rusia

Rabu, 31 Mei 2023 - 17:56 WIB
loading...
5 Kesalahan Biden dalam...
Presiden AS Joe Biden. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, banyak yang telah dikatakan perang tersebut merupakan kesalahan kalkulasi yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun demikian, perang tersebut terjadi juga karena kesalahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam memberikan penilaian lebih terhadap Ukraina, dan mengabaikan Rusia.

Putin memang dianggap melakukan kesalahan fatal dengan menginvasi Ukraina dan menilai Kiev akan segera jatuh serta akan membentuk pemerintahan boneka. Faktanya, hingga setahun berlalu, Kiev terus dibom, tetapi pemerintahan Ukraina masih berdiri tegak.

Hanya saja, Putin justru terus melayani Ukraina yang didukung Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk melaksanakan perang dalam durasi yang lama. Yang paling menderita adalah rakyat Ukraina karena hanya menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan dunia yakni AS dan Rusia. Saat perang berlarut-larut tanpa akhir yang terlihat merupakan kesalahan utama yang dilakukan Presiden AS Joe Biden.

Berikut 5 kesalahan yang dilakukan Presiden Biden dalam menilai perang Ukraina Rusia.

1. Konflik Global antara Demokrasi dan Otokrasi

5 Kesalahan Biden dalam Menilai Perang Ukraina, Nomor 2 Meremehkan Militer Rusia

Foto/Reuters

Sejak awal, Biden memosisikan diri dengan landasan moral yang tinggi. Dia membingkai konflik di Ukraina sebagai konflik global antara demokrasi dan otokrasi.

"Biden juga menganggap itu antara penghormatan terhadap hukum internasional dan kedaulatan nasional serta momok agresi Rusia," kata Marwan Bishara, pakar kebijakan luar negeri AS, dan mantan dosen di American University of Paris, dilansir Al Jazeera.

Namun demikian, Douglas Brinkley, seorang sejarawan kepresidenan di Rice University, mengatakan Biden tetap bersemangat dan tangguh. "Biden tidak membiarkan situasi terurai menjadi Perang Dunia III," katanya. “Anda tidak ingin ekspansionisme Rusia bermetastasis,” katanya. “Ini harus cepat diatasi.”

Masalah bagi Biden, kata Brinkley, ini dapat membunyikan bel Jimmy Carter. Itu mengacu pada perjuangan mantan presiden untuk menanggapi invasi Soviet ke Afghanistan pada 1979. "Biden harus melihat politik situasinya,” katanya. "Partai Republik akan menggambarkannya sebagai presiden yang menyebabkan ini," imbuhnya.


2. Meremehkan Nasionalisme Rusia


Biden meremehkan kekuatan nasionalisme Rusia dan menolak ketakutan Moskow akan ekspansi NATO ke perbatasannya sebagai alasan tak berdasar untuk imperialisme Rusia.

Beberapa bulan menjelang perang, Biden merusak upaya untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014 dan 2015 untuk mengakhiri konflik di wilayah Donbas. "Pada perjanjian Minsk itu untuk membuka jalan bagi pembentukan dua wilayah Rusia yang otonom di Ukraina timur dan mencegah perluasan intervensi Rusia di negara tersebut," papar Bishara.

Padahal, baik Ukraina dan Rusia telah menandatangani Minsk, tetapi Prancis dan Jerman, yang membantu menyelesaikan dan menyempurnakan perjanjian ini, gagal mendorong implementasinya dengan cukup keras.

3. Meremehkan Ketahanan Militer Rusia


Biden juga meremehkan ketahanan militer Rusia, bertaruh pada Ukraina yang mampu mengalahkannya. Biden beranggapan Ukraina sama seperti Afghanistan yang mengalahkan Uni Soviet dengan bantuan dari AS.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1083 seconds (0.1#10.140)