5 Suku Terbanyak di Afganistan, Nomor 1 Mitosnya Keturunan Yahudi
loading...
A
A
A
KABUL - Suku seringkali membentuk persepsi, perilaku, dan interaksi individu dalam masyarakat. Orang Afghanistan secara historis mengidentifikasi atau terkait dengan kelompok etnis. Taliban yang didominasi dari suku Pashtun kembali berkuasa di Afghanistan.
Banyaknya suku yang tinggal di Afghanistan menjadikan banyak suku minoritas terancam ketika Taliban kembali berkuasa. Suku di negara tersebut umumnya memegang tradisi kuno. Mereka juga memiliki keterikatan kesukuan yang sangat kuat.
Berikut adalah 5 suku terbanyak di Afghanistan.
1. Pashtun
Foto/Reuters
Pashtun menjadi suku terbesar di Afghanistan sekitar 42% dari total populasi. Mereka biasanya tinggal di wilayah pegunungan yang membentang di sebagian besar perbatasan dengan Pakistan. Perdagangan lintas negara umumnya dikuasai suku tersebut.
Selain menduduki wilayah di Gurun Registan dan Kandahar, suku Pashtun juga memiliki jumlah yang signifikan di lembah Sungai Helmand, lembah Sungai Kabul, dan bagian lain yang tersebar di tenggara Afghanistan.
Umumnya, suku Pashtun dikenal dengan bercocok tanam untuk mempertahankan hidup. Selain itu, sebagian suku Pashtun juga dikenal sebagai penggembala dan pengembara. Tak mengherankan jika mereka kerap berperang antar kelompok untuk memperebutkan padang rumput.
Berdasarkan laporan Minority Rights Group International, Pashtun mengatur urusan mereka melalui struktur kesukuan dan klan yang disebut Pushtunzvali, yang memberi penekanan kuat pada kehormatan suku dan balas dendam serta membatasi mobilitas perempuan. Selain itu, mereka mengandalkan dewan suku jirga untuk menegakkan perselisihan dan pengambilan keputusan lokal.
Mereka memiliki bahasa yang disebut Pashto. Mereka seringkali menggunakan bahasa tersebut dalam konteks urusan perdagangan di wilayah tersebut.
Terdapat spekulasi bahwa Pashtun adalah keturunan Iran Timur, yang berimigrasi ke daerah tersebut dari Persia. Namun, ada juga legenda menarik yang menyatakan bahwa mereka sebenarnya berasal dari salah satu suku kuno Yahudi. Mereka dipandang sebagai pendiri bersejarah Kerajaan Afghanistan.
2. Tajik
Suku Tajik berjumlah sekitar 27% dari populasi. Itu menjadikan mereka kelompok etnis terbesar kedua di Afghanistan setelah Pashtun. Mereka dikenal suku yang elite di Afghanistan karena dikenal kaya raya.
Berasal dari Asia Tengah, mereka mempertahankan hubungan kekerabatan dengan 7 juta etnis Tajik yang tinggal di negara tetangga Tajikistan di Asia Tengah. Sebagian besar perkotaan di era pra-Soviet, tinggal di dalam dan sekitar Kabul dan wilayah pegunungan Badashkshan di timur laut.
Sebagian besar orang Tajik adalah Muslim Sunni, dengan minoritas menganut Syiah di barat sekitar kota Herat. Tidak seperti Pashtun, mereka tidak memiliki struktur sosial khusus. Pola loyalitas Tajik Afghanistan berkembang di sekitar desa dan keluarga.
Hubungan dekat antara orang Tajik dan dinasti Durani di Afghanistan memberi banyak orang Tajik kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan dan akses ke pendidikan modern. Namun, karena mereka terkait erat dengan rezim yang digulingkan dengan dukungan Soviet pada 1978.
3. Hazara
Foto/Reuters
Populasi suku Hazara sangat tidak pasti karena otoritas negara tidak pernah melakukan sensus populasi nasional. Suku Hazara mengalami penurunan secara signifikan akibat migrasi paksa, perampasan tanah, dan penganiayaan.
Sejarah Afghanistan mencatat, suku Hazara pernah menjadi kelompok etnis Afghanistan terbesar sebelum abad ke-19. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari separuh orang Hazara dibantai, dipaksa melarikan diri atau dijadikan budak selama Perang Hazara 1891-93 ketika Raja Afghanistan Amir Abdur Rahman Khan (1880-1901) memimpin kampanye kekerasan genosida terhadap orang Hazara.
Asal usul komunitas Hazara banyak diperdebatkan. Meskipun mitos yang berkembang menunjukkan bahwa Hazara berasal dari kontingen tentara Genghis Khan pada abad ke-13. Namun, tidak ada bukti sejarah yang mendukung klaim tersebut.
Secara tradisional, mayoritas komunitas Hazara terlibat dalam pertanian subsisten atau bekerja sebagai petani dan pengrajin.
Jauh sebelum Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus 2021, Hazaras menghadapi kampanye kekerasan yang meningkat oleh Taliban dan ISIS. Hazara juga sangat menderita dari kebijakan Taliban lainnya seperti pembatasan mereka terhadap masyarakat sipil, hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi.
4. Turkmen
Turkmen umumnya menempati perbukitan Badghi. Asal-usul mereka berasal dari suku Turki di Asia Tengah. Kebanyakan orang Turkmen, bersama ribuan orang Uzbek, datang ke Afghanistan pada 1920-an dan 1930-an untuk menghindari dominasi Soviet di utara. Mereka membawa domba dan industri permadani Turkmen.
5. Aimaq
Suku Aimaq merupakan penganut Muslim Sunni dengan mazhab Hanafi, seperti Pashtun, Tajik, Uzbek, dan Turkmenistan di Afghanistan. Mereka berbicara dengan dialek Persia yang bercampur dengan kosakata Turki.
Suku Aimaq umumnya dikenal nomaden dan berpindah pada musim-musim tertentu. Sumber daya ekonomi utama mereka dengan menenun karpet dan bertani. Karakter kesukuan dan nomaden mereka telah bertindak sebagai penghalang bagi mereka untuk menjadi aktif secara politik.
Lihat Juga: 3 Alasan Taliban Afghanistan Sudah Siap Menyerang Israel, Akankah Bekerjasama dengan Iran?
Banyaknya suku yang tinggal di Afghanistan menjadikan banyak suku minoritas terancam ketika Taliban kembali berkuasa. Suku di negara tersebut umumnya memegang tradisi kuno. Mereka juga memiliki keterikatan kesukuan yang sangat kuat.
Berikut adalah 5 suku terbanyak di Afghanistan.
1. Pashtun
Foto/Reuters
Pashtun menjadi suku terbesar di Afghanistan sekitar 42% dari total populasi. Mereka biasanya tinggal di wilayah pegunungan yang membentang di sebagian besar perbatasan dengan Pakistan. Perdagangan lintas negara umumnya dikuasai suku tersebut.
Selain menduduki wilayah di Gurun Registan dan Kandahar, suku Pashtun juga memiliki jumlah yang signifikan di lembah Sungai Helmand, lembah Sungai Kabul, dan bagian lain yang tersebar di tenggara Afghanistan.
Umumnya, suku Pashtun dikenal dengan bercocok tanam untuk mempertahankan hidup. Selain itu, sebagian suku Pashtun juga dikenal sebagai penggembala dan pengembara. Tak mengherankan jika mereka kerap berperang antar kelompok untuk memperebutkan padang rumput.
Berdasarkan laporan Minority Rights Group International, Pashtun mengatur urusan mereka melalui struktur kesukuan dan klan yang disebut Pushtunzvali, yang memberi penekanan kuat pada kehormatan suku dan balas dendam serta membatasi mobilitas perempuan. Selain itu, mereka mengandalkan dewan suku jirga untuk menegakkan perselisihan dan pengambilan keputusan lokal.
Mereka memiliki bahasa yang disebut Pashto. Mereka seringkali menggunakan bahasa tersebut dalam konteks urusan perdagangan di wilayah tersebut.
Terdapat spekulasi bahwa Pashtun adalah keturunan Iran Timur, yang berimigrasi ke daerah tersebut dari Persia. Namun, ada juga legenda menarik yang menyatakan bahwa mereka sebenarnya berasal dari salah satu suku kuno Yahudi. Mereka dipandang sebagai pendiri bersejarah Kerajaan Afghanistan.
2. Tajik
Suku Tajik berjumlah sekitar 27% dari populasi. Itu menjadikan mereka kelompok etnis terbesar kedua di Afghanistan setelah Pashtun. Mereka dikenal suku yang elite di Afghanistan karena dikenal kaya raya.
Berasal dari Asia Tengah, mereka mempertahankan hubungan kekerabatan dengan 7 juta etnis Tajik yang tinggal di negara tetangga Tajikistan di Asia Tengah. Sebagian besar perkotaan di era pra-Soviet, tinggal di dalam dan sekitar Kabul dan wilayah pegunungan Badashkshan di timur laut.
Sebagian besar orang Tajik adalah Muslim Sunni, dengan minoritas menganut Syiah di barat sekitar kota Herat. Tidak seperti Pashtun, mereka tidak memiliki struktur sosial khusus. Pola loyalitas Tajik Afghanistan berkembang di sekitar desa dan keluarga.
Hubungan dekat antara orang Tajik dan dinasti Durani di Afghanistan memberi banyak orang Tajik kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan dan akses ke pendidikan modern. Namun, karena mereka terkait erat dengan rezim yang digulingkan dengan dukungan Soviet pada 1978.
3. Hazara
Foto/Reuters
Populasi suku Hazara sangat tidak pasti karena otoritas negara tidak pernah melakukan sensus populasi nasional. Suku Hazara mengalami penurunan secara signifikan akibat migrasi paksa, perampasan tanah, dan penganiayaan.
Sejarah Afghanistan mencatat, suku Hazara pernah menjadi kelompok etnis Afghanistan terbesar sebelum abad ke-19. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari separuh orang Hazara dibantai, dipaksa melarikan diri atau dijadikan budak selama Perang Hazara 1891-93 ketika Raja Afghanistan Amir Abdur Rahman Khan (1880-1901) memimpin kampanye kekerasan genosida terhadap orang Hazara.
Asal usul komunitas Hazara banyak diperdebatkan. Meskipun mitos yang berkembang menunjukkan bahwa Hazara berasal dari kontingen tentara Genghis Khan pada abad ke-13. Namun, tidak ada bukti sejarah yang mendukung klaim tersebut.
Secara tradisional, mayoritas komunitas Hazara terlibat dalam pertanian subsisten atau bekerja sebagai petani dan pengrajin.
Jauh sebelum Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus 2021, Hazaras menghadapi kampanye kekerasan yang meningkat oleh Taliban dan ISIS. Hazara juga sangat menderita dari kebijakan Taliban lainnya seperti pembatasan mereka terhadap masyarakat sipil, hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi.
4. Turkmen
Turkmen umumnya menempati perbukitan Badghi. Asal-usul mereka berasal dari suku Turki di Asia Tengah. Kebanyakan orang Turkmen, bersama ribuan orang Uzbek, datang ke Afghanistan pada 1920-an dan 1930-an untuk menghindari dominasi Soviet di utara. Mereka membawa domba dan industri permadani Turkmen.
5. Aimaq
Suku Aimaq merupakan penganut Muslim Sunni dengan mazhab Hanafi, seperti Pashtun, Tajik, Uzbek, dan Turkmenistan di Afghanistan. Mereka berbicara dengan dialek Persia yang bercampur dengan kosakata Turki.
Suku Aimaq umumnya dikenal nomaden dan berpindah pada musim-musim tertentu. Sumber daya ekonomi utama mereka dengan menenun karpet dan bertani. Karakter kesukuan dan nomaden mereka telah bertindak sebagai penghalang bagi mereka untuk menjadi aktif secara politik.
Lihat Juga: 3 Alasan Taliban Afghanistan Sudah Siap Menyerang Israel, Akankah Bekerjasama dengan Iran?
(ahm)