3 Dampak Nyata Kemenangan Erdogan bagi Perang Ukraina-Rusia

Senin, 29 Mei 2023 - 10:57 WIB
loading...
3 Dampak Nyata Kemenangan...
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memiliki peran besar dalam perang Ukraina melawan Rusia. Foto/Reuters
A A A
ANKARA - Peran Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam keberlangsungan perang Ukraina-Turki tidak bisa dipandang remeh. Dengan menjaga keseimbangan hubungan dengan Ukraina dan Rusia, Erdogan memainkan peranan signifikan dalam memperpanjang durasi perang dengan memasok banyak peralatan tempur.

Pada waktu kampanye pemilu presiden, Erdogan dengan sengaja memamerkan drone, tank, dan helikopter buatan Turki. Itu adalah pesan bahwa Turki kini menjadi negara militer yang kuat. Erdogan menjadi orang yang tepat mewujudkannya. Sentimen nasionalisme itu yang menjadi Erdogan memenangkan pemilu presiden Turki pada putaran kedua.

Berikut 3 dampak nyata kemenangan Erdogan pada pemilu presiden terhadap keberlangsung perang Ukraina melawan Rusia.



1. Terus Menyuplai Senjata dan Peralatan Tempur ke Ukraina

3 Dampak Nyata Kemenangan Erdogan bagi Perang Ukraina-Rusia

Foto/Reuters

Erdogan akan memanfaatkan Perang Ukraina dan Rusia menjadi keuntungan besar bagi Turki.

Erdogan membangun industri pertahanan dalam negeri dan siap memasarkannya ke Ukraina. Salah satu yang menjadi andalan adalah penjualan drone.

Melansir DW,drone buatan Turki terbukti membantu Ukraina dalam mengatasi serangan misil dan menghancurkan tank Rusia. Drone yang dibanggakan Erdogan adalah Bayraktar tipe TB2. "Bayraktar TB2 melakukan apa yang seharusnya dilakukan – menghentikan beberapa sistem anti-pesawat paling canggih dan sistem artileri serta kendaraan lapis baja canggih,” kata Selcuk Bayraktar, perancang drone Bayraktar.

Bayraktar menjelaskan , drone mereka telah menunjukkan bagaimana teknologi merevolusi peperangan modern. "Seluruh dunia sekarang (mau jadi) pelanggan," tambahnya. Drone TB2 memiliki lebar sayap 12 meter dan dapat terbang hingga 25.000 kaki sebelum menukik untuk menghancurkan tank dan artileri dengan bom yang dipandu laser.

2. Memperkuat Pengaruh Turki

Erdogan telah mengarahkan kembali Ankara sebagai kekuatan dunia yang dipertimbangkan dalam krisis Turki. NATO tak bisa serta merta mengabaikannya. Itu ditujukan agar Turki mendapatkan keuntungan secara geopolitik.

“Erdogan ingin melihat kelahiran Kesultanan Turki, keyakinan bahwa Turki ditakdirkan untuk menjadi hegemon, secara regional, tetapi juga kekuatan global di abad ke-21,” kata Asli Aydintasbas, peneliti tamu di Brookings Institution. “Jelas ada sedikit sentimen kesultanan baru, tetapi dia telah meyakinkan publik Turki bahwa inilah jalan yang harus diambil Turki," paparnya, dilansir Vox.

Erdogan menggunakan visi nasionalistik ini untuk keuntungan politik di dalam negeri. Bagi Erdogan, diungkapkan Sibel Oktay, profesor ilmu politik di University of Illinois Springfield, “kebijakan luar negeri bukan hanya tentang memprioritaskan keamanan nasional, tetapi juga memastikan bahwa apa pun yang Erdogan lakukan di domain asing akan memperkuatnya.”

Namun Gonul Tol, direktur pendiri program Turki di Middle East Institute, sebuah think tank Washington, mengungkapkan Turki akan ditinggalkan NATO. “Saya tidak melihat bagaimana uang Barat tiba-tiba mulai mengalir ke Turki, di negara di mana Erdogan mungkin akan melipatgandakan represi di dalam negeri,” katanya.

Turki akan mendekati Qatar atau Arab Saudi untuk membiayai kekurangan anggaran. “Biasanya, ketika pemerintahan otoriter akan menghadapi lebih banyak ketidakstabilan di dalam negeri, mereka cenderung mengejar kebijakan luar negeri nasionalis anti-Barat yang lebih tidak terduga,” kata Tol.



3. Bermain Cantik dengan Rusia

3 Dampak Nyata Kemenangan Erdogan bagi Perang Ukraina-Rusia

Foto/Reuters

Keyakinan Erdogan pada dunia multipolar berarti dia tidak cukup setuju dengan tatanan yang dipimpin Barat. Turki merupakan anggota NATO yang sudah lama, tetapi Erdogan telah mencoba untuk menempa kebijakan luar negeri yang lebih independen, yang melepaskan Ankara dari ketergantungannya pada Washington.

Turki akan tetap menjaga hubungan baik dengan Rusia. Seperti pada 2017, Turki sistem pertahanan S-400. Turki tidak mengikuti sekutu NATO lainnya untuk memberikan sanksi kepada Rusia, dan membeli minyak Rusia yang murah.

Perdagangan bilateral antara Rusia dan Turki mencapai USD62 miliar pada 2022. Turki tetap menjadi pilihan utama bagi wisatawan Rusia di mana lebih dari 5,2 juta turis Moskow berkunjung. Turki mendapatkan keuntungan karena Eropa menutup diri dari wisatawan Rusia.

“Untuk tahun lalu? Semua klien kami adalah orang Rusia,” kata Dehlan Agirman, seorang agen properti di Turki, dilansir Los Angeles Times. Masuknya turis Rusia , katanya, telah mendorong dua kali lipat harga sewa di wilayah tersebut.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3319 seconds (0.1#10.140)