Rudal Barunya Mampu Jangkau Israel, Iran: AS-Prancis Keberatan Teheran Jadi Kuat
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) dan Prancis keberatan Teheran menjadi kuat setelah menguji tembak rudal balistik terbarunya, Khorramshahr-4. Misil ini memiliki jangkauan 2.000 kilometer atau mampu menjangkau musuh bebuyutannya; Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Jumat mengatakan Washington dan Paris bermasalah dengan perkembangan Teheran.
Komentar itu sebagai respons atas pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Anne-Claire Legendre yang mengatakan Paris khawatir dengan uji coba rudal balistik terbaru Teheran dan menganggapnya sebagai pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
“Pemerintah Barat yang sama, terutama AS dan Prancis, yang memainkan peran penting dalam menghasut dan memasok senjata kepada rezim Saddam (Hussein) untuk implementasi agresi militer dan penembakan kota-kota dan orang-orang Iran yang tak berdaya, dan yang merupakan pemasok senjata terbesar di kawasan ini prihatin hari ini dengan kemajuan dan kekuatan pertahanan Iran," tulis Kanaani di Twitter, seperti dikutip dari EurAsian Times, Sabtu (27/5/2023).
"Mereka keberatan Iran menjadi kuat,” lanjut Kanaani.
Media pemerintah Iran sebelumnya melaporkan bahwa uji coba rudal Khorramshahr-4 atau rudal Kheibar berlangsung pada Kamis di hadapan Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani.
Sebuah video singkat dari upacara tersebut kemudian disiarkan di media pemerintah, di mana para pejabat yang terlibat dalam tes mengklaim itu sukses.
Sementara itu, Ashtiani menegaskan kembali tekad negara untuk memperkuat pertahanannya dan meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata.
Media pemerintah, IRNA, melaporkan kecepatan rudal terbaru itu bisa mencapai Mach 16 di luar atmosfer dan Mach 8 di dalam atmosfer.
Selain itu, ia memiliki jangkauan 2.000 kilometer dan dilengkapi dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat 1.500 kilogram.
Diproyeksikan sebagai salah satu rudal tercanggih yang pernah dibuat oleh Organisasi Dirgantara dari Kementerian Pertahanan, rudal ini menampilkan salah satu mesin bahan bakar cair paling canggih yang dipasang di tangki bahan bakar, yang telah memangkas panjang rudal menjadi sekitar 13 meter dan memberinya kemampuan taktis.
Rudal Khorramshahr-4 memiliki sistem bantuan navigasi dan dapat mengangkut hulu ledak besar.
Menurut pemerintah Iran, sistem pertahanan musuh tidak dapat mendeteksi, mencegat, atau mengambil tindakan untuk menghancurkan hulu ledak karena kecepatannya yang tinggi saat menyerang target.
Selain itu, rudal tersebut menggunakan panduan dan kontrol fase aktif serta panduan dan kontrol fase tengah.
Rudal ini adalah iterasi terbaru dari keluarga rudal jarak dekat Khorramshahr, yang tidak memerlukan panduan tahap akhir. Namun, kemampuan untuk membidik dengan tepat saat berada di tengah penerbangan atau di atas atmosfer membedakan rudal ini dari iterasi sebelumnya.
Menurut sebuah laporan oleh United States Institute of Peace, keluarga rudal Khorramshahr tampaknya didasarkan pada rudal balistik jarak menengah (IRBM) Hwasong-10 Korea Utara, yang merupakan versi modifikasi dari rudal R-27 (SS-N-6)—rudal balistik yang diluncurkan kapal selam atau SLBM—Soviet.
Tes itu dilakukan beberapa hari setelah Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi mengeluarkan peringatan mengerikan tentang kemungkinan konflik dengan Iran atas program nuklirnya.
Dia mengatakan aksi militer terhadap Teheran sudah di depan mata.
"Iran telah maju dengan pengayaan uranium lebih jauh dari sebelumnya...Ada perkembangan negatif di cakrawala yang dapat membawa aksi (militer)," katanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Jumat mengatakan Washington dan Paris bermasalah dengan perkembangan Teheran.
Komentar itu sebagai respons atas pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Anne-Claire Legendre yang mengatakan Paris khawatir dengan uji coba rudal balistik terbaru Teheran dan menganggapnya sebagai pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
“Pemerintah Barat yang sama, terutama AS dan Prancis, yang memainkan peran penting dalam menghasut dan memasok senjata kepada rezim Saddam (Hussein) untuk implementasi agresi militer dan penembakan kota-kota dan orang-orang Iran yang tak berdaya, dan yang merupakan pemasok senjata terbesar di kawasan ini prihatin hari ini dengan kemajuan dan kekuatan pertahanan Iran," tulis Kanaani di Twitter, seperti dikutip dari EurAsian Times, Sabtu (27/5/2023).
"Mereka keberatan Iran menjadi kuat,” lanjut Kanaani.
Media pemerintah Iran sebelumnya melaporkan bahwa uji coba rudal Khorramshahr-4 atau rudal Kheibar berlangsung pada Kamis di hadapan Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani.
Sebuah video singkat dari upacara tersebut kemudian disiarkan di media pemerintah, di mana para pejabat yang terlibat dalam tes mengklaim itu sukses.
Sementara itu, Ashtiani menegaskan kembali tekad negara untuk memperkuat pertahanannya dan meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata.
Media pemerintah, IRNA, melaporkan kecepatan rudal terbaru itu bisa mencapai Mach 16 di luar atmosfer dan Mach 8 di dalam atmosfer.
Selain itu, ia memiliki jangkauan 2.000 kilometer dan dilengkapi dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat 1.500 kilogram.
Diproyeksikan sebagai salah satu rudal tercanggih yang pernah dibuat oleh Organisasi Dirgantara dari Kementerian Pertahanan, rudal ini menampilkan salah satu mesin bahan bakar cair paling canggih yang dipasang di tangki bahan bakar, yang telah memangkas panjang rudal menjadi sekitar 13 meter dan memberinya kemampuan taktis.
Rudal Khorramshahr-4 memiliki sistem bantuan navigasi dan dapat mengangkut hulu ledak besar.
Menurut pemerintah Iran, sistem pertahanan musuh tidak dapat mendeteksi, mencegat, atau mengambil tindakan untuk menghancurkan hulu ledak karena kecepatannya yang tinggi saat menyerang target.
Selain itu, rudal tersebut menggunakan panduan dan kontrol fase aktif serta panduan dan kontrol fase tengah.
Rudal ini adalah iterasi terbaru dari keluarga rudal jarak dekat Khorramshahr, yang tidak memerlukan panduan tahap akhir. Namun, kemampuan untuk membidik dengan tepat saat berada di tengah penerbangan atau di atas atmosfer membedakan rudal ini dari iterasi sebelumnya.
Menurut sebuah laporan oleh United States Institute of Peace, keluarga rudal Khorramshahr tampaknya didasarkan pada rudal balistik jarak menengah (IRBM) Hwasong-10 Korea Utara, yang merupakan versi modifikasi dari rudal R-27 (SS-N-6)—rudal balistik yang diluncurkan kapal selam atau SLBM—Soviet.
Tes itu dilakukan beberapa hari setelah Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi mengeluarkan peringatan mengerikan tentang kemungkinan konflik dengan Iran atas program nuklirnya.
Dia mengatakan aksi militer terhadap Teheran sudah di depan mata.
"Iran telah maju dengan pengayaan uranium lebih jauh dari sebelumnya...Ada perkembangan negatif di cakrawala yang dapat membawa aksi (militer)," katanya.
(mas)