ICC Ingin Tangkap Putin, Partai Berkuasa Afsel Pertanyakan Kejahatan Inggris di Irak
loading...
A
A
A
"Berapa banyak kejahatan yang dilakukan negara Anda di Irak? Berapa banyak kejahatan yang dilakukan orang lain yang begitu vokal hari ini di Irak dan Afghanistan? Sudahkah Anda menangkap mereka?" kata Mbalula.
Pernyataan tersebut mendorong Sackur untuk mengakhiri diskusi tentang topik tersebut, di mana jurnalis Inggris itu beralih ke pertanyaan tentang urusan dalam negeri Afrika Selatan.
Sekadar diketahui, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin dan Maria Lvova-Belova, komisaris presiden untuk hak-hak anak Rusia, pada pertengahan Maret.
ICC menuduh kedua petinggi Rusia itu mengambil bagian dalam deportasi penduduk, termasuk anak-anak, secara tidak sah dan pemindahan penduduk yang tidak sah mereka dari wilayah pendudukan di Ukraina ke Federasi Rusia.
ICC yang berbasis di Den Haag tidak diakui oleh Moskow, dan langkah tersebut tidak memiliki validitas hukum di Rusia.
Namun, langkah ICC membayangi KTT BRICS mendatang, yang dijadwalkan digelar di Afrika Selatan pada Agustus mendatang. Rusia merupakan pelopor BRICS dan pemimpinnya semestinya hadir dalam KTT tersebut.
Pada pertengahan April, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa berjanji akan meninggalkan ICC sama sekali, tetapi dia menarik komentarnya tidak lama kemudian, di mana kantornya mengeklaim bahwa presiden telah membuat pernyataan yang keliru.
Surat perintah dari ICC menyebabkan kecaman luas di Rusia dan memicu tindakan hukum terhadap pejabat pengadilan internasional tersebut.
Minggu ini, Komite Investigasi Rusia mendakwa jaksa dan hakim ICC secara in absentia karena membuat tuduhan palsu terhadap pejabat asing di bawah perlindungan internasional untuk memperumit hubungan internasional.
Pernyataan tersebut mendorong Sackur untuk mengakhiri diskusi tentang topik tersebut, di mana jurnalis Inggris itu beralih ke pertanyaan tentang urusan dalam negeri Afrika Selatan.
Sekadar diketahui, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin dan Maria Lvova-Belova, komisaris presiden untuk hak-hak anak Rusia, pada pertengahan Maret.
ICC menuduh kedua petinggi Rusia itu mengambil bagian dalam deportasi penduduk, termasuk anak-anak, secara tidak sah dan pemindahan penduduk yang tidak sah mereka dari wilayah pendudukan di Ukraina ke Federasi Rusia.
ICC yang berbasis di Den Haag tidak diakui oleh Moskow, dan langkah tersebut tidak memiliki validitas hukum di Rusia.
Namun, langkah ICC membayangi KTT BRICS mendatang, yang dijadwalkan digelar di Afrika Selatan pada Agustus mendatang. Rusia merupakan pelopor BRICS dan pemimpinnya semestinya hadir dalam KTT tersebut.
Pada pertengahan April, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa berjanji akan meninggalkan ICC sama sekali, tetapi dia menarik komentarnya tidak lama kemudian, di mana kantornya mengeklaim bahwa presiden telah membuat pernyataan yang keliru.
Surat perintah dari ICC menyebabkan kecaman luas di Rusia dan memicu tindakan hukum terhadap pejabat pengadilan internasional tersebut.
Minggu ini, Komite Investigasi Rusia mendakwa jaksa dan hakim ICC secara in absentia karena membuat tuduhan palsu terhadap pejabat asing di bawah perlindungan internasional untuk memperumit hubungan internasional.
(mas)