AS Yakin Unit Khusus Militer Ukraina yang Serang Istana Kremlin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Para pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) yakin salah satu unit khusus militer Ukraina berada di balik serangan drone di kompleks gedung istana Kremlin pada 3 Mei lalu.
Surat kabar New York Times pada Rabu (24/5/2023) melaporkan bahwa badan-badan intelijen AS telah menilai kesimpulan itu sebagian berdasarkan komunikasi yang disadap dari pejabat Rusia dan Ukraina.
Kendati demikian, para pejabat AS tidak tahu unit mana dari militer Ukraina yang melakukan serangan itu. Mereka juga yakin Presiden Volodymyr Zelensky mungkin tidak mengetahui atau terlibat dalam operasi tersebut.
Dua drone jatuh di wilayah udara Kremlin awal bulan ini. Video dari kamera pengintai menunjukkan satu ledakan di atas atap gedung yang menampung kantor kepresidenan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ada di sana saat serangan terjadi.
Moskow menuduh Kiev berusaha membunuh Putin dan bersumpah akan melakukan pembalasan.
Zelensky—yang baru saja berangkat untuk tur ke Uni Eropa—membantah bahwa Ukraina ada hubungannya dengan serangan di istana Kremlin.
Beberapa media besar di AS dan Inggris saat itu dengan cepat mengeklaim bahwa Moskow melakukan apa yang mereka sebut "serangan bendera palsu" untuk membuat citra Ukraina terlihat buruk.
Namun, menurut mata-mata AS yang berbicara dengan New York Times, serangan drone di kompleks istana Kremlin adalah bagian dari pola tindakan rahasia Ukraina, dari pembunuhan jurnalis Darya Dugina pada Agustus 2021, pembunuhan blogger Vladlen Tatarsky pada April, hingga serangan hari Senin di Belgorod.
New York Times sebelumnya melaporkan penilaian intelijen AS atas pembunuhan Dugina, serta pengeboman truk di Jembatan Crimea, dilakukan dengan cara yang hampir sama.
Surat kabar New York Times pada Rabu (24/5/2023) melaporkan bahwa badan-badan intelijen AS telah menilai kesimpulan itu sebagian berdasarkan komunikasi yang disadap dari pejabat Rusia dan Ukraina.
Kendati demikian, para pejabat AS tidak tahu unit mana dari militer Ukraina yang melakukan serangan itu. Mereka juga yakin Presiden Volodymyr Zelensky mungkin tidak mengetahui atau terlibat dalam operasi tersebut.
Dua drone jatuh di wilayah udara Kremlin awal bulan ini. Video dari kamera pengintai menunjukkan satu ledakan di atas atap gedung yang menampung kantor kepresidenan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ada di sana saat serangan terjadi.
Moskow menuduh Kiev berusaha membunuh Putin dan bersumpah akan melakukan pembalasan.
Zelensky—yang baru saja berangkat untuk tur ke Uni Eropa—membantah bahwa Ukraina ada hubungannya dengan serangan di istana Kremlin.
Beberapa media besar di AS dan Inggris saat itu dengan cepat mengeklaim bahwa Moskow melakukan apa yang mereka sebut "serangan bendera palsu" untuk membuat citra Ukraina terlihat buruk.
Namun, menurut mata-mata AS yang berbicara dengan New York Times, serangan drone di kompleks istana Kremlin adalah bagian dari pola tindakan rahasia Ukraina, dari pembunuhan jurnalis Darya Dugina pada Agustus 2021, pembunuhan blogger Vladlen Tatarsky pada April, hingga serangan hari Senin di Belgorod.
New York Times sebelumnya melaporkan penilaian intelijen AS atas pembunuhan Dugina, serta pengeboman truk di Jembatan Crimea, dilakukan dengan cara yang hampir sama.