5 Fakta Fentanyl yang Menjadi Narkotika Paling Mematikan di AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Fentanyl menjadi narkotika yang paling ditakuti di Amerika Serikat (AS). Itu menjadi penyebab kematian akibat overdosis.
Fentanyl dikenal sebagai opioid sintetis yang umumnya masuk ke AS dari Meksiko. Obat pereda nyeri itu menjadi penyebab krisis di AS. Banyak pihak meminta militer AS untuk turun tangan memerangi peredaran obat tersebut yang dikendalikan kartel dari Meksiko.
Berikut 5 fakta tentang Fentanyl yang menjadi penyebab utama krisis sosial dan ekonomi di AS.
1. Lebih Kuat 50 Kali Dibandingkan Heroin
Foto/Reuters
Fentanyl dikenal sebagai opioid sintetik yang 50 kali lebih kuat dari heroin. Bahkan, itu bisa lebih kuat 100 kali lebih kuat dibandingkan morfin.
Umumnya, ada dua jenis fentanil: fentanil farmasi dan fentanil yang diproduksi secara ilegal . Keduanya dianggap opioid sintetik. Fentanyl farmasi diresepkan oleh dokter untuk mengobati rasa sakit yang parah, terutama setelah operasi dan untuk kanker stadium lanjut.
Namun, sebagian besar kasus overdosis terkait fentanyl terkait dengan fentanyl yang diproduksi secara ilegal, yang didistribusikan melalui pasar obat ilegal karena efeknya yang mirip heroin. Itu sering ditambahkan ke obat lain karena potensinya yang ekstrim, yang membuat obat lebih murah, lebih kuat, lebih adiktif, dan lebih berbahaya.
2. Diproduksi secara Ilegal
Fentanyl yang ditemukan di AS biasanya diproduksi secara ilegal. Itu tersedia dalam bentuk cairan dan bubuk.
Parahnya, Fentanyl biasanya dicampur dengan narkotika jenis lainya seperti heroin, kokain dan dan metamfetamin. Banyak orang tidak menyadari bahwa obat mereka dicampur dengan fentanil.
Dalam bentuk cairan, fentanil dalam bentuk semprotan hidung, tetes mata, dan diteteskan pada kertas atau permen kecil.
3. 150 Orang Meninggal Setiap Hari karena Overdosis
Fentanyl menjadi narkotika yang menyebabkan kematian akibat overdosis. Jika mengkonsumsi dosis kecil, orang yang makan itu bisa mematikan. Lebih dari 150 orang meninggal setiap hari akibat overdosis terkait opioid sintetik seperti fentanyl.
Melansir Rueters, tingkat oversosis fentanyl mencapai peningkatan sebanyak tiga kali lipat di AS sejak 2016-2021. Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan tingkat kematian akibat Fentanyl meningkat 5,7 per 100.000 orang pada 2016 dan pada 2021 mencapai 21,6 per 100.000 orang.
"Kematian akibat Fentanyl itu mencapai 55% pada 2019-2020, dan 24,1% pada 2020-2021," kata Marianne Rose Spencer, peneliti dari CDC.
4. Sering Digunakan Veteran Perang
Foto/Reuters
AS dikenal dengan negara yang di mana orangnya paling banyak mengalami penyakit yang menyebabkan rasa nyeri. Itulah kenapa banyak rakyat AS menginginkan obat pereda nyeri.
Itu dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi di mana kemiskinan masih menjadi tantangan utama di AS. Parahnya, banyak veteran perang AS juga meninggal karena overdosis obat pereda nyeri seperti Fentanyl.
5. Dipasok Kartel Meksiko
Foto/Reuters
Badan Narkotika AS (DEA) menyalahkan kartel narkotika asal Meksiko sebagai pemasok utama Fentanyl. Mereka adalah Los Chapitos, anak-anak pemimpin kartel Sinaloa JoaquĂn "El Chapo" Guzman.
"El Chapo bertanggung jawab atas masuknya Fentanyl secara masif ke AS," kata Kepala DEA Anne Migram, dilansir Al Jazeera. Dia menuding El Chapo merupakan kartel yang memproduksi dan memperdagangkan Fentanyl itu di AS.
Fentanyl dikenal sebagai opioid sintetis yang umumnya masuk ke AS dari Meksiko. Obat pereda nyeri itu menjadi penyebab krisis di AS. Banyak pihak meminta militer AS untuk turun tangan memerangi peredaran obat tersebut yang dikendalikan kartel dari Meksiko.
Berikut 5 fakta tentang Fentanyl yang menjadi penyebab utama krisis sosial dan ekonomi di AS.
1. Lebih Kuat 50 Kali Dibandingkan Heroin
Foto/Reuters
Fentanyl dikenal sebagai opioid sintetik yang 50 kali lebih kuat dari heroin. Bahkan, itu bisa lebih kuat 100 kali lebih kuat dibandingkan morfin.
Umumnya, ada dua jenis fentanil: fentanil farmasi dan fentanil yang diproduksi secara ilegal . Keduanya dianggap opioid sintetik. Fentanyl farmasi diresepkan oleh dokter untuk mengobati rasa sakit yang parah, terutama setelah operasi dan untuk kanker stadium lanjut.
Namun, sebagian besar kasus overdosis terkait fentanyl terkait dengan fentanyl yang diproduksi secara ilegal, yang didistribusikan melalui pasar obat ilegal karena efeknya yang mirip heroin. Itu sering ditambahkan ke obat lain karena potensinya yang ekstrim, yang membuat obat lebih murah, lebih kuat, lebih adiktif, dan lebih berbahaya.
2. Diproduksi secara Ilegal
Fentanyl yang ditemukan di AS biasanya diproduksi secara ilegal. Itu tersedia dalam bentuk cairan dan bubuk.
Parahnya, Fentanyl biasanya dicampur dengan narkotika jenis lainya seperti heroin, kokain dan dan metamfetamin. Banyak orang tidak menyadari bahwa obat mereka dicampur dengan fentanil.
Dalam bentuk cairan, fentanil dalam bentuk semprotan hidung, tetes mata, dan diteteskan pada kertas atau permen kecil.
3. 150 Orang Meninggal Setiap Hari karena Overdosis
Fentanyl menjadi narkotika yang menyebabkan kematian akibat overdosis. Jika mengkonsumsi dosis kecil, orang yang makan itu bisa mematikan. Lebih dari 150 orang meninggal setiap hari akibat overdosis terkait opioid sintetik seperti fentanyl.
Melansir Rueters, tingkat oversosis fentanyl mencapai peningkatan sebanyak tiga kali lipat di AS sejak 2016-2021. Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan tingkat kematian akibat Fentanyl meningkat 5,7 per 100.000 orang pada 2016 dan pada 2021 mencapai 21,6 per 100.000 orang.
"Kematian akibat Fentanyl itu mencapai 55% pada 2019-2020, dan 24,1% pada 2020-2021," kata Marianne Rose Spencer, peneliti dari CDC.
4. Sering Digunakan Veteran Perang
Foto/Reuters
AS dikenal dengan negara yang di mana orangnya paling banyak mengalami penyakit yang menyebabkan rasa nyeri. Itulah kenapa banyak rakyat AS menginginkan obat pereda nyeri.
Itu dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi di mana kemiskinan masih menjadi tantangan utama di AS. Parahnya, banyak veteran perang AS juga meninggal karena overdosis obat pereda nyeri seperti Fentanyl.
5. Dipasok Kartel Meksiko
Foto/Reuters
Badan Narkotika AS (DEA) menyalahkan kartel narkotika asal Meksiko sebagai pemasok utama Fentanyl. Mereka adalah Los Chapitos, anak-anak pemimpin kartel Sinaloa JoaquĂn "El Chapo" Guzman.
"El Chapo bertanggung jawab atas masuknya Fentanyl secara masif ke AS," kata Kepala DEA Anne Migram, dilansir Al Jazeera. Dia menuding El Chapo merupakan kartel yang memproduksi dan memperdagangkan Fentanyl itu di AS.
(ahm)