Eropa di Ambang Bencana Lingkungan, Apa Itu Depleted Uranium?
loading...
A
A
A
Secara terpisah pada tahun 1999, AS dan sekutunya menghabiskan 78 hari mengebom negara Yugoslavia yang sekarang sudah bubar dan mencemari Balkan dengan setidaknya 15 ton amunisi DU.
Setelah pengeboman itu, Serbia menderita salah satu tingkat kanker tertinggi di Eropa, dengan hampir 60.000 diagnosis onkologi dibuat setiap tahun, dan kanker di kalangan anak-anak sebanyak dua setengah kali di atas rata-rata orang Eropa.
Dalam beberapa dekade sejak peristiwa 1999, petugas medis Serbia juga telah mencatat peningkatan yang mengkhawatirkan pada infertilitas, penyakit autoimun, dan gangguan mental.
Leonkov mengatakan kepada Sputnik bahwa dalam nada ini, konsekuensi dari penggunaan amunisi semacam ini memengaruhi penduduk sipil dan personel militer yang menggunakan depleted uranium selama konflik yang disebutkan di atas.
“1,5 juta peluru semacam itu digunakan selama permusuhan di Irak, di mana puluhan ribu warga menderita radiasi pengion dan terjadi wabah onkologi yang tajam serta eksaserbasi penyakit kronis yang kemudian menimbulkan korban jiwa. Ternyata kemudian, baik penduduk sipil Irak maupun warga sipil di bekas Yugoslavia tidak menerima kompensasi apa pun dari otoritas AS dan Inggris,” kata pakar Rusia itu.
Nikulin, pada gilirannya, melontarkan nada yang sama, menekankan: "Penggunaan senjata semacam itu di wilayah yang berdekatan sangat tidak diinginkan dan harus dihentikan dengan cara apa pun.”
“Saya menekankan kata 'apa saja'. Tank dan peluru ini harus dihancurkan segera setelah melintasi perbatasan Ukraina,” imbuh dia.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Setelah pengeboman itu, Serbia menderita salah satu tingkat kanker tertinggi di Eropa, dengan hampir 60.000 diagnosis onkologi dibuat setiap tahun, dan kanker di kalangan anak-anak sebanyak dua setengah kali di atas rata-rata orang Eropa.
Dalam beberapa dekade sejak peristiwa 1999, petugas medis Serbia juga telah mencatat peningkatan yang mengkhawatirkan pada infertilitas, penyakit autoimun, dan gangguan mental.
Leonkov mengatakan kepada Sputnik bahwa dalam nada ini, konsekuensi dari penggunaan amunisi semacam ini memengaruhi penduduk sipil dan personel militer yang menggunakan depleted uranium selama konflik yang disebutkan di atas.
“1,5 juta peluru semacam itu digunakan selama permusuhan di Irak, di mana puluhan ribu warga menderita radiasi pengion dan terjadi wabah onkologi yang tajam serta eksaserbasi penyakit kronis yang kemudian menimbulkan korban jiwa. Ternyata kemudian, baik penduduk sipil Irak maupun warga sipil di bekas Yugoslavia tidak menerima kompensasi apa pun dari otoritas AS dan Inggris,” kata pakar Rusia itu.
Nikulin, pada gilirannya, melontarkan nada yang sama, menekankan: "Penggunaan senjata semacam itu di wilayah yang berdekatan sangat tidak diinginkan dan harus dihentikan dengan cara apa pun.”
“Saya menekankan kata 'apa saja'. Tank dan peluru ini harus dihancurkan segera setelah melintasi perbatasan Ukraina,” imbuh dia.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(ian)