Eropa di Ambang Bencana Lingkungan, Apa Itu Depleted Uranium?

Sabtu, 20 Mei 2023 - 20:01 WIB
loading...
A A A
Pakar militer Rusia Alexey Leonkov mengatakan kepada Sputnik dalam hal ini bahwa meskipun jenis amunisi ini bukan milik senjata nuklir, dampak penggunaan peluru DU sebagian sama saja dengan senjata nuklir.

Menurutnya, ledakan proyektil DU menyebabkan radiasi pengion yang tertinggal dalam jumlah yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

“Sisa-sisa penggunaan amunisi ini menginfeksi medan dan kendaraan lapis baja. Karena fakta bahwa kendaraan lapis baja yang hancur tidak segera disingkirkan dari medan perang, zat radioaktif menembus reservoir tanah dan air terbuka. Tanpa langkah-langkah khusus untuk denuklirisasi tanah dan air, tidak mungkin menghilangkan konsekuensi dari penggunaan amunisi ini,” kata Leonkov.

Argumennya digemakan oleh Igor Nikulin, seorang pakar militer dan mantan anggota Komisi PBB untuk Senjata Biologis dan Kimia, yang menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan Sputnik bahwa pada saat ledakan amunisi DU, intinya berubah menjadi debu radioaktif yang menyebar ke sekeliling, menginfeksi air dan memasuki paru-paru manusia.

“Waktu paruh uranium semacam itu adalah beberapa miliar tahun, itulah sebabnya kejatuhannya akan terjadi selama berabad-abad,” kata Nikulin.

Sementara terkait dengan dampak lingkungan, DU dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Risiko jangka panjang dari penggunaan DU dalam amunisi dikatakan bisa tertinggal di bekas medan perang. Dalam hal ini, muncul beberapa kekhawatiran seperti bahaya DU yang dapat mencemari air atau bahkan persediaan makanan di sekitarnya.

Beberapa dampak yang dikaitkan dengan depleted uranium terhadap lingkungan meliputi:

1. Polusi tanah dan air


Jika depleted uranium terbuang secara tidak aman atau tidak diproses dengan benar, ia dapat mencemari tanah dan air di sekitarnya. Partikel-partikel uranium yang terbuang dapat terlarut dalam air tanah atau mengendap di tanah, mempengaruhi kualitas air dan kesuburan tanah.

2. Pencemaran ekosistem


Depleted uranium yang masuk ke dalam ekosistem melalui tanah dan air dapat mempengaruhi organisme hidup di dalamnya. Ini dapat memengaruhi keanekaragaman hayati, termasuk tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Pencemaran ini dapat mengganggu rantai makanan dan berpotensi merusak ekosistem secara keseluruhan.

Penggunaan DU juga bisa menimbulkan menyebabkan keracunan logam jika terhirup atau tertelan dalam jumlah yang signifikan. Keracunan logam berat adalah kondisi ketika zat-zat logam tertentu menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan efek berbahaya.

Ketika partikel-partikel uranium dalam bentuk debu atau asap DU terhirup, mereka dapat masuk ke dalam sistem pernapasan dan menuju paru-paru. Dari sana, uranium dapat diserap ke dalam aliran darah dan menyebar ke berbagai organ tubuh. Uranium yang terakumulasi dalam jaringan tubuh, terutama ginjal, dapat menyebabkan kerusakan organ dan gangguan fungsi tubuh.

Mesin perang NATO telah menggunakan amunisi depleted uranium (DU) dalam banyak kampanyenya sejak akhir Perang Dingin, menabur hingga 2.300 ton DU di seluruh Irak selama Perang Teluk 1991 dan invasi negara itu tahun 2003, juga menggunakan senjata di Afghanistan dan Suriah dalam skala yang lebih kecil.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mantan Pejabat CIA:...
Mantan Pejabat CIA: AS Sengaja Biarkan Ukraina Berdarah-darah
Profil Yulia Svyrydenko,...
Profil Yulia Svyrydenko, Menteri Ekonomi Ukraina yang Sepakat Jual Logam Tanah Jarang Ukraina ke AS
4 Tanda Rusia Diduga...
4 Tanda Rusia Diduga Sedang Mempersiapkan Perang Melawan NATO
Apakah Ukraina Memiliki...
Apakah Ukraina Memiliki Senjata Nuklir? Ini Riwayat Bom Atom yang Tak Pernah Meledak
Ukraina Mengharapkan...
Ukraina Mengharapkan 3 Juta Peluru Sekutu untuk Melawan Rusia
Putin Berharap Tak Gunakan...
Putin Berharap Tak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Ini Alasannya
Krisis Kepercayaan pada...
Krisis Kepercayaan pada F-35 Dorong Eropa Kembangkan Jet Tempur Gen 6
Setujui Perluasan Serangan,...
Setujui Perluasan Serangan, Israel Ingin Rebut dan Kuasai Gaza
Rekor! Presiden Maladewa...
Rekor! Presiden Maladewa Muizzu Gelar Konferensi Pers 15 Jam, Kalahkan Zelensky
Rekomendasi
Bupati Indramayu Lucky...
Bupati Indramayu Lucky Hakim Hari Ini Mulai Jalani Sanksi Magang di Kemendagri
Mengungkap Sukses dan...
Mengungkap Sukses dan Nestapa Pelatih Belanda di Liga Inggris
Jepang Ciptakan Drone...
Jepang Ciptakan Drone yang Bisa Mengarahkan Sambaran Petir
Berita Terkini
20 Jet Tempur Israel...
20 Jet Tempur Israel Bombardir Yaman, Balas Dendam karena Houthi Merudal Bandara Ben Gurion
Ini Respons Donald Trump...
Ini Respons Donald Trump usai Gambarnya sebagai Paus Picu Kemarahan Katolik
Apakah Kebakaran Israel...
Apakah Kebakaran Israel Disengaja?
Dunia Sedang Tidak Baik-baik...
Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja, Kenapa Kecanduan Global pada Brand Mewah Terus Meningkat?
Profil Tariq Rodriguez,...
Profil Tariq Rodriguez, Jemaah Haji Asal Spanyol yang Berkuda ke Arab Saudi
Gertak India, Pakistan...
Gertak India, Pakistan Uji Coba Rudal untuk Kedua Kalinya
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved