G7 Peringatkan China dan Korut Tidak Membangun Senjata Nuklir, Beri Rusia Sanksi Baru
loading...
A
A
A
TOKYO - Para pemimpin negara demokrasi paling kuat di dunia, G7 , memperingatkan China dan Korea Utara (Korut) untuk tidak membangun persenjataan nuklir mereka. Para pemimpin G7 jugamemperketat sanksi yang dimaksudkan untuk menghukum Moskow dan mengubah arah invasi yang sudah berlangsung selama 15 bulan ke Ukraina.
Ada peningkatan kecemasan di Asia bahwa Beijing, yang terus membangun program nuklirnya, dapat mencoba merebut Taiwan secara paksa yang memicu konflik lebih luas.
China telah lama mengklaim pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai bagian wilayahnya dan secara teratur mengirim kapal dan pesawat tempur ke dekatnya.
"China mempercepat pembangunan persenjataan nuklirnya tanpa transparansi (atau) dialog yang berarti menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas global," kata para pemimpin G7 dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari The Associated Press, Sabtu (20/5/2023).
Sementara itu terkait Korut, para pemimpin G7 menyerukan agar Pyongyang benar-benar menanggalkan ambisi bom nuklirnya.
"Termasuk uji coba peluncuran nuklir lebih yang menggunakan teknologi rudal balistik. Korea Utara tidak dapat dan tidak akan pernah memiliki status negara senjata nuklir di bawah perjanjian nuklir internasional," bunyi pernyataan itu.
Korut dalam beberapa bulan terakhir telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan tinggi. Itu dilakukan dalam upaya untuk menyempurnakan program nuklirnya yang dimaksudkan untuk menargetkan Amerika Serikat (AS).
Para pemimpin G7 juga menggunakan KTT mereka untuk meluncurkan gelombang baru sanksi global terhadap Rusia serta rencana untuk meningkatkan efektivitas sanksi keuangan yang ada yang dimaksudkan untuk membatasi upaya perang Presiden Vladimir Putin.
Ada peningkatan kecemasan di Asia bahwa Beijing, yang terus membangun program nuklirnya, dapat mencoba merebut Taiwan secara paksa yang memicu konflik lebih luas.
China telah lama mengklaim pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai bagian wilayahnya dan secara teratur mengirim kapal dan pesawat tempur ke dekatnya.
"China mempercepat pembangunan persenjataan nuklirnya tanpa transparansi (atau) dialog yang berarti menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas global," kata para pemimpin G7 dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari The Associated Press, Sabtu (20/5/2023).
Sementara itu terkait Korut, para pemimpin G7 menyerukan agar Pyongyang benar-benar menanggalkan ambisi bom nuklirnya.
"Termasuk uji coba peluncuran nuklir lebih yang menggunakan teknologi rudal balistik. Korea Utara tidak dapat dan tidak akan pernah memiliki status negara senjata nuklir di bawah perjanjian nuklir internasional," bunyi pernyataan itu.
Korut dalam beberapa bulan terakhir telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan tinggi. Itu dilakukan dalam upaya untuk menyempurnakan program nuklirnya yang dimaksudkan untuk menargetkan Amerika Serikat (AS).
Para pemimpin G7 juga menggunakan KTT mereka untuk meluncurkan gelombang baru sanksi global terhadap Rusia serta rencana untuk meningkatkan efektivitas sanksi keuangan yang ada yang dimaksudkan untuk membatasi upaya perang Presiden Vladimir Putin.