Inggris Prediksi Konflik Langsung dengan Rusia dan China dalam 7 Tahun
loading...
A
A
A
LONDON - Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace memperingatkan negaranya dapat memasuki konflik langsung dengan Rusia dan China dalam tujuh tahun ke depan.
Dia menyerukan peningkatan pengeluaran militer untuk melawan potensi ancaman tersebut.
Berbicara kepada Financial Times pada Jumat (19/5/2023), pejabat tersebut mengklaim, “Dunia akan menjadi tempat yang lebih berbahaya dan tidak stabil pada akhir dekade ini dan pertahanan akan menjadi lebih penting dalam hidup kita.”
Dia menjelaskan, “Dunia sedang melihat akhir dari periode abnormal (perdamaian) pasca perang dingin dan konflik akan datang dengan sejumlah musuh di seluruh dunia.”
Wallace telah memohon kepada Menteri Keuangan Jeremy Hunt untuk menetapkan jadwal yang tegas untuk meningkatkan pengeluaran militer Inggris dari 2,1% menjadi 2,5% dari produk domestik bruto.
Itu setelah Hunt sebelumnya menyatakan dukungannya untuk proposal tersebut dan berjanji pada Maret untuk memasok Kementerian Pertahanan dengan tambahan 11 miliar poundsterling (USD13,6 miliar) selama lima tahun ke depan.
Menteri pertahanan juga memuji rencana Jerman yang baru-baru ini diumumkan untuk menyiapkan dana 100 miliar euro (USD107 miliar) untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya, dan menyebutnya sebagai “pesan penting bagi (orang) di seluruh Inggris bahwa kita akan kembali ke masa lalu di mana Anda perlu berinvestasi dalam pertahanan.”
Namun, sementara Wallace telah mendorong lebih banyak pengeluaran militer dan lebih banyak dukungan militer untuk Ukraina, dia juga menyerukan pengurangan yang signifikan dalam ukuran tentara Inggris sendiri.
Pekan lalu, Times melaporkan Menteri Pertahanan berniat melanjutkan rencana mengurangi jumlah personel infanteri dari 82.000 orang menjadi lebih dari 70.000 orang dan jumlah tank dari 227 menjadi 148 unit.
“Kita memiliki terlalu banyak infanteri, warisan dari perang kontra-pemberontakan di Afghanistan dan Irak. Kita membutuhkan lebih banyak artileri. Juri tidak tahu apakah Anda memerlukan tank tempur utama,” papar sumber pemerintah kepada outlet tersebut.
Sementara itu, para ahli militer telah memperingatkan Inggris saat ini mungkin tidak siap jika ingin terlibat konflik militer dengan musuh yang hampir setara.
Wallace sendiri sebelumnya menyatakan tentara Inggris "kosong dan kekurangan dana" sementara pensiunan Jenderal Richard Barrons mengklaim Inggris akan kehabisan amunisi hanya dalam beberapa jam jika terjadi konflik besar.
Dia menyerukan peningkatan pengeluaran militer untuk melawan potensi ancaman tersebut.
Berbicara kepada Financial Times pada Jumat (19/5/2023), pejabat tersebut mengklaim, “Dunia akan menjadi tempat yang lebih berbahaya dan tidak stabil pada akhir dekade ini dan pertahanan akan menjadi lebih penting dalam hidup kita.”
Dia menjelaskan, “Dunia sedang melihat akhir dari periode abnormal (perdamaian) pasca perang dingin dan konflik akan datang dengan sejumlah musuh di seluruh dunia.”
Wallace telah memohon kepada Menteri Keuangan Jeremy Hunt untuk menetapkan jadwal yang tegas untuk meningkatkan pengeluaran militer Inggris dari 2,1% menjadi 2,5% dari produk domestik bruto.
Itu setelah Hunt sebelumnya menyatakan dukungannya untuk proposal tersebut dan berjanji pada Maret untuk memasok Kementerian Pertahanan dengan tambahan 11 miliar poundsterling (USD13,6 miliar) selama lima tahun ke depan.
Menteri pertahanan juga memuji rencana Jerman yang baru-baru ini diumumkan untuk menyiapkan dana 100 miliar euro (USD107 miliar) untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya, dan menyebutnya sebagai “pesan penting bagi (orang) di seluruh Inggris bahwa kita akan kembali ke masa lalu di mana Anda perlu berinvestasi dalam pertahanan.”
Namun, sementara Wallace telah mendorong lebih banyak pengeluaran militer dan lebih banyak dukungan militer untuk Ukraina, dia juga menyerukan pengurangan yang signifikan dalam ukuran tentara Inggris sendiri.
Pekan lalu, Times melaporkan Menteri Pertahanan berniat melanjutkan rencana mengurangi jumlah personel infanteri dari 82.000 orang menjadi lebih dari 70.000 orang dan jumlah tank dari 227 menjadi 148 unit.
“Kita memiliki terlalu banyak infanteri, warisan dari perang kontra-pemberontakan di Afghanistan dan Irak. Kita membutuhkan lebih banyak artileri. Juri tidak tahu apakah Anda memerlukan tank tempur utama,” papar sumber pemerintah kepada outlet tersebut.
Sementara itu, para ahli militer telah memperingatkan Inggris saat ini mungkin tidak siap jika ingin terlibat konflik militer dengan musuh yang hampir setara.
Wallace sendiri sebelumnya menyatakan tentara Inggris "kosong dan kekurangan dana" sementara pensiunan Jenderal Richard Barrons mengklaim Inggris akan kehabisan amunisi hanya dalam beberapa jam jika terjadi konflik besar.
(sya)