Dikecam Pemerintah, Mafia Eksploitasi Masyarakat di Tengah Wabah Covid-19
loading...
A
A
A
ROMA - Awal bulan ini prosesi pemakaman seorang tokoh mafia berlangsung khidmat di Kota Sicili, Messina, Italia. Dia bukanlah orang biasa, melainkan pentolan dari sebuah kelompok mafia terkemuka di Italia yang tewas di usia 70 tahun.
Messina merupakan pusat para mafia di Italia dan satu-satunya wilayah yang membangkang sistem lockdown, termasuk dilarangnya prosesi pemakaman. Meski penyebab kematian Fava tidak diketahui, prosesi pemakaman yang dihadiri puluhan orang itu dikecam pemerintah.
“Ini merupakan sebuah skandal dan pelecehan terhadap mereka yang kehilangan anggota keluarga di tengah wabah virus Covid-19,” ujar Presiden Komite Antimafia Kawasan Italia, Claudio Fava, dikutip CNN.
Prosesi pemakaman tokoh mafia menunjukkan kekuasaan dan kekebalan hukum mafia di Italia. Pejabat senior Komite Antimafia mengatakan, kelompok mafia juga mengeksploitasi masyarakat di tengah Covid-19, terutama di kawasan selatan Italia.
Mafia telah menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat miskin, menawarkan sistem kredit kepada pebisnis di ambang kebangkrutan, dan berencana memangkas paket stimulus senilai miliaran euro.
Kelompok mafia terkuat ialah Ndrangheta yang berbasis di Calabria. Ndrangheta diyakini telah menguasai sekitar 80% pasar kokain di Eropa. Meski seharusnya distribusi selama lockdown sulit, hal itu tidak berlaku bagi mereka. Justru sebaliknya, Ndrangheta mampu melancarkan aksinya secara lebih leluasa.
“Para penyelundup memanfaatkan kurangnya pengawasan para petugas di pelabuhan dan bandara. Emang siapa yang mau bekerja selama wabah,” ujar jurnalis lokal, Roberto Saviano.
Mafia tidak hanya menyelundupkan narkoba, tapi juga mencari peluang baru di tengah wabah Covid-19 mengingat sebagian “bisnisnya” lumpuh. Dosen kriminologi dari University of Essex, Anna Sergi, mengatakan mafia bergerak sangat gesit.
Kepala Polisi Italia, Franco Gabrielli, juga mengatakan sebagian ekonomi mafia turut ambruk, terutama mereka yang berinvestasi di bidang pemakaman, laundry, pembersihan pabrik, pengantaran paket, dan SPBU. Tapi, mafia yang menguasai pertanian, farmasi, dan transportasi masih berjaya.
Ndrangheta juga diyakini memiliki keuangan stabil dan besar. Dengan kekuatan itu, mereka dituduh mengeksploitasi masyarakat yang sedang kelimpungan dan memperkeruh ekonomi nasional melalui cara-cara yang melanggar hukum.
“Mafia kini berhasil menambah daftar perusahaan yang berada di bawah kekuasaan mereka,” kata Gabrielli. Mafia mampu memindahkan uang secara cepat, menawarkan dana pinjaman, dan bertahap akan menguasai bisnis korban pada kemudian hari.
Penyelidik antimafia, Nicola Gratteri yang juga Kepala Kantor Kejaksaan Umum, mengatakan bisnis seperti restoran dan hotel sangat rawan menjadi korban mafia. Kelompok antimafia SOS Group menyatakan mafia mampu meraih sukses besar selama krisis berlangsung.
“Mafia mendadak menjadi bank terbesar di Italia. Fenomena ini pernah terjadi selama resesi pada 2008,” ungkap SOS Impeesa. “Saat itu, mafia sedikitnya memiliki aset hingga 65 miliar euro ketika banyak bank di Italia berjuang tetap mengapung dengan meminjam uang dari Bank Sentral Eropa,” ujarnya.
Saviano juga meyakini peristiwa serupa akan terjadi pada masa akhir wabah Covid-19. “Mereka akan datang ke perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan dan menawarkan uang tunai. Cara ini merupakan cara klasik,” katanya. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Fregat Alpino F-594 Italia yang Bersandar di Tanjung Priok Selama 4 Hari
Messina merupakan pusat para mafia di Italia dan satu-satunya wilayah yang membangkang sistem lockdown, termasuk dilarangnya prosesi pemakaman. Meski penyebab kematian Fava tidak diketahui, prosesi pemakaman yang dihadiri puluhan orang itu dikecam pemerintah.
“Ini merupakan sebuah skandal dan pelecehan terhadap mereka yang kehilangan anggota keluarga di tengah wabah virus Covid-19,” ujar Presiden Komite Antimafia Kawasan Italia, Claudio Fava, dikutip CNN.
Prosesi pemakaman tokoh mafia menunjukkan kekuasaan dan kekebalan hukum mafia di Italia. Pejabat senior Komite Antimafia mengatakan, kelompok mafia juga mengeksploitasi masyarakat di tengah Covid-19, terutama di kawasan selatan Italia.
Mafia telah menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat miskin, menawarkan sistem kredit kepada pebisnis di ambang kebangkrutan, dan berencana memangkas paket stimulus senilai miliaran euro.
Kelompok mafia terkuat ialah Ndrangheta yang berbasis di Calabria. Ndrangheta diyakini telah menguasai sekitar 80% pasar kokain di Eropa. Meski seharusnya distribusi selama lockdown sulit, hal itu tidak berlaku bagi mereka. Justru sebaliknya, Ndrangheta mampu melancarkan aksinya secara lebih leluasa.
“Para penyelundup memanfaatkan kurangnya pengawasan para petugas di pelabuhan dan bandara. Emang siapa yang mau bekerja selama wabah,” ujar jurnalis lokal, Roberto Saviano.
Mafia tidak hanya menyelundupkan narkoba, tapi juga mencari peluang baru di tengah wabah Covid-19 mengingat sebagian “bisnisnya” lumpuh. Dosen kriminologi dari University of Essex, Anna Sergi, mengatakan mafia bergerak sangat gesit.
Kepala Polisi Italia, Franco Gabrielli, juga mengatakan sebagian ekonomi mafia turut ambruk, terutama mereka yang berinvestasi di bidang pemakaman, laundry, pembersihan pabrik, pengantaran paket, dan SPBU. Tapi, mafia yang menguasai pertanian, farmasi, dan transportasi masih berjaya.
Ndrangheta juga diyakini memiliki keuangan stabil dan besar. Dengan kekuatan itu, mereka dituduh mengeksploitasi masyarakat yang sedang kelimpungan dan memperkeruh ekonomi nasional melalui cara-cara yang melanggar hukum.
“Mafia kini berhasil menambah daftar perusahaan yang berada di bawah kekuasaan mereka,” kata Gabrielli. Mafia mampu memindahkan uang secara cepat, menawarkan dana pinjaman, dan bertahap akan menguasai bisnis korban pada kemudian hari.
Penyelidik antimafia, Nicola Gratteri yang juga Kepala Kantor Kejaksaan Umum, mengatakan bisnis seperti restoran dan hotel sangat rawan menjadi korban mafia. Kelompok antimafia SOS Group menyatakan mafia mampu meraih sukses besar selama krisis berlangsung.
“Mafia mendadak menjadi bank terbesar di Italia. Fenomena ini pernah terjadi selama resesi pada 2008,” ungkap SOS Impeesa. “Saat itu, mafia sedikitnya memiliki aset hingga 65 miliar euro ketika banyak bank di Italia berjuang tetap mengapung dengan meminjam uang dari Bank Sentral Eropa,” ujarnya.
Saviano juga meyakini peristiwa serupa akan terjadi pada masa akhir wabah Covid-19. “Mereka akan datang ke perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan dan menawarkan uang tunai. Cara ini merupakan cara klasik,” katanya. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Fregat Alpino F-594 Italia yang Bersandar di Tanjung Priok Selama 4 Hari
(ysw)