Jokowi: Senjata Nuklir Harus Dihancurkan karena Jadi Ancaman Dunia
loading...
A
A
A
“Penggunaan senjata nuklir tidak bisa ditoleransi,” kata Jokowi.
“Indonesia terus memperjuangkan perlucutan senjata nuklir dan hanya mendukung penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai," paparnya.
Kebijakan luar negeri Indonesia adalah non-blok dan netral, yang digambarkan oleh pemerintah sebagai “kebijakan bebas dan aktif".
Misalnya, Indonesia menolak memihak dalam perang antara Rusia dan Ukraina, dan Jokowi sendiri telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mempromosikan dialog antara kedua negara.
Jokowi menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi kedua negara tersebut pada Juni 2022.
Sikap netral Indonesia berarti tidak sejalan dengan sanksi ekonomi terhadap Rusia yang didorong oleh Amerika Serikat dan diadopsi oleh sekutu Barat.
"Perang (sudah berlangsung) satu tahun dan (sanksi belum terbukti) efektif untuk menghentikan perang," kata Jokowi. “Dialog itu sangat penting, dan harus terus dipertahankan.”
Dia menambahkan, Indonesia siap menjadi jembatan antara Rusia dan Ukraina.
“Indonesia siap berkontribusi untuk menjembatani perbedaan dan kepemimpinan kolektif yang diperlukan untuk mengakhiri perang,” katanya.
"Perdamaian harus segera tercapai karena pada akhirnya rakyatlah yang menjadi korban.”
“Indonesia terus memperjuangkan perlucutan senjata nuklir dan hanya mendukung penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai," paparnya.
Kebijakan luar negeri Indonesia adalah non-blok dan netral, yang digambarkan oleh pemerintah sebagai “kebijakan bebas dan aktif".
Misalnya, Indonesia menolak memihak dalam perang antara Rusia dan Ukraina, dan Jokowi sendiri telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mempromosikan dialog antara kedua negara.
Jokowi menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi kedua negara tersebut pada Juni 2022.
Sikap netral Indonesia berarti tidak sejalan dengan sanksi ekonomi terhadap Rusia yang didorong oleh Amerika Serikat dan diadopsi oleh sekutu Barat.
"Perang (sudah berlangsung) satu tahun dan (sanksi belum terbukti) efektif untuk menghentikan perang," kata Jokowi. “Dialog itu sangat penting, dan harus terus dipertahankan.”
Dia menambahkan, Indonesia siap menjadi jembatan antara Rusia dan Ukraina.
“Indonesia siap berkontribusi untuk menjembatani perbedaan dan kepemimpinan kolektif yang diperlukan untuk mengakhiri perang,” katanya.
"Perdamaian harus segera tercapai karena pada akhirnya rakyatlah yang menjadi korban.”