Rudal Kinzhal Ditembak Jatuh, Ilmuwan Rusia Hadapi Tuntutan Pengkhianatan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Tiga ilmuawan yang mengerjakan teknologi rudal hipersonik Rusia menghadapi tuduhan pengkhianatan yang sangat serius.Kabar ini munculsetelah Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal .
Anatoly Maslov, Alexander Shiplyuk, dan Valery Zvegintsev telah mengerjakan senjata tersebut selama bertahun-tahun, menerbitkan sebuah bab buku berjudul "Fasilitas Jangka Pendek Hipersonik untuk Penelitian Aerodinamika di ITAM, Rusia" pada tahun 2016.
Tidak diketahui apa yang telah dilakukan oleh ketiganya.
Dalam sebuah surat, rekan dari ketiganya memprotes dan menyebut mereka tidak bersalah serta mengatakan penuntutan akan menimbulkan kerusakan besar pada sains Rusia.
"Kami mengenal mereka masing-masing sebagai seorang patriot dan orang yang baik yang tidak mampu melakukan apa yang dicurigai oleh otoritas investigasi," kata mereka seperti dilansir dari Sky News, Kamis (18/5/2023).
Surat terbuka dari rekan-rekan mereka di ITAM - Institut Mekanika Teoretis dan Terapan Khristianovich di Novosibirsk - mengatakan materi yang telah disajikan para ilmuwan di forum internasional telah diperiksa berulang kali untuk memastikan mereka tidak memasukkan informasi yang dilarang.
"Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa artikel atau laporan apa pun dapat mengarah pada tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi," bunyi surat terbuka itu.
"Dalam situasi ini, kami tidak hanya mengkhawatirkan nasib rekan-rekan kami. Kami hanya tidak mengerti bagaimana melanjutkan pekerjaan kami," sambung isi surat itu seperti dikutip dari Reuters.
Surat itu juga mengutip kasus Dmitry Kolker, ilmuwan Siberia lainnya yang ditangkap tahun lalu karena dicurigai melakukan pengkhianatan negara dan diterbangkan ke Moskow meski menderita kanker pankreas stadium lanjut. Kolker, seorang spesialis laser, meninggal dua hari kemudian.
Dikatakan kasus seperti itu memiliki efek mengerikan pada ilmuwan muda Rusia.
"Bahkan sekarang, siswa terbaik menolak untuk bekerja dengan kami, dan karyawan muda terbaik kami meninggalkan sains. Sejumlah bidang penelitian yang sangat penting untuk meletakkan dasar dasar teknologi kedirgantaraan di masa depan ditutup begitu saja karena karyawan takut untuk terlibat dalam penelitian semacam itu," bunyi surat itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia mengetahui surat terbuka dari ilmuwan Siberia untuk membela orang-orang itu, tetapi kasus itu adalah urusan dinas keamanan.
"Kami memang telah melihat seruan ini, tetapi dinas khusus Rusia sedang mengerjakannya. Mereka melakukan tugas mereka. Ini adalah tuduhan yang sangat serius," kata Peskov.
Presiden Vladimir Putin sempat berucap bahwa Rusia adalah pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik, yang mampu melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga Mach 10 (12.250 kph) untuk menghindari pertahanan udara musuh.
Namun pada hari Selasa, Ukraina seolah mematahkan pernyataan Putin dengan mengatakan berhasil menembak jatuh enam rudal Kinzhal dalam semalam yang kemudian dibantah oleh Rusia.
Anatoly Maslov, Alexander Shiplyuk, dan Valery Zvegintsev telah mengerjakan senjata tersebut selama bertahun-tahun, menerbitkan sebuah bab buku berjudul "Fasilitas Jangka Pendek Hipersonik untuk Penelitian Aerodinamika di ITAM, Rusia" pada tahun 2016.
Tidak diketahui apa yang telah dilakukan oleh ketiganya.
Dalam sebuah surat, rekan dari ketiganya memprotes dan menyebut mereka tidak bersalah serta mengatakan penuntutan akan menimbulkan kerusakan besar pada sains Rusia.
"Kami mengenal mereka masing-masing sebagai seorang patriot dan orang yang baik yang tidak mampu melakukan apa yang dicurigai oleh otoritas investigasi," kata mereka seperti dilansir dari Sky News, Kamis (18/5/2023).
Surat terbuka dari rekan-rekan mereka di ITAM - Institut Mekanika Teoretis dan Terapan Khristianovich di Novosibirsk - mengatakan materi yang telah disajikan para ilmuwan di forum internasional telah diperiksa berulang kali untuk memastikan mereka tidak memasukkan informasi yang dilarang.
"Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa artikel atau laporan apa pun dapat mengarah pada tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi," bunyi surat terbuka itu.
"Dalam situasi ini, kami tidak hanya mengkhawatirkan nasib rekan-rekan kami. Kami hanya tidak mengerti bagaimana melanjutkan pekerjaan kami," sambung isi surat itu seperti dikutip dari Reuters.
Surat itu juga mengutip kasus Dmitry Kolker, ilmuwan Siberia lainnya yang ditangkap tahun lalu karena dicurigai melakukan pengkhianatan negara dan diterbangkan ke Moskow meski menderita kanker pankreas stadium lanjut. Kolker, seorang spesialis laser, meninggal dua hari kemudian.
Dikatakan kasus seperti itu memiliki efek mengerikan pada ilmuwan muda Rusia.
"Bahkan sekarang, siswa terbaik menolak untuk bekerja dengan kami, dan karyawan muda terbaik kami meninggalkan sains. Sejumlah bidang penelitian yang sangat penting untuk meletakkan dasar dasar teknologi kedirgantaraan di masa depan ditutup begitu saja karena karyawan takut untuk terlibat dalam penelitian semacam itu," bunyi surat itu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia mengetahui surat terbuka dari ilmuwan Siberia untuk membela orang-orang itu, tetapi kasus itu adalah urusan dinas keamanan.
"Kami memang telah melihat seruan ini, tetapi dinas khusus Rusia sedang mengerjakannya. Mereka melakukan tugas mereka. Ini adalah tuduhan yang sangat serius," kata Peskov.
Presiden Vladimir Putin sempat berucap bahwa Rusia adalah pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik, yang mampu melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga Mach 10 (12.250 kph) untuk menghindari pertahanan udara musuh.
Namun pada hari Selasa, Ukraina seolah mematahkan pernyataan Putin dengan mengatakan berhasil menembak jatuh enam rudal Kinzhal dalam semalam yang kemudian dibantah oleh Rusia.
(ian)