Rusia Setuju Perpanjang Perjanjian Ekspor Gandum Ukraina

Rabu, 17 Mei 2023 - 23:53 WIB
loading...
Rusia Setuju Perpanjang Perjanjian Ekspor Gandum Ukraina
Rusia setuju perpanjang perjanjian ekspor gandum Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
ANKARA - Rusia setuju untuk memperpanjang perjanjian yang memungkinkan Ukraina untuk mengekspor gandumnya melalui Laut Hitam selama dua bulan. Kesepakatan itu diumumkan langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan

“Saya ingin memberikan kabar baik,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Dengan upaya negara kami, dukungan dari teman-teman Rusia kami dan kontribusi dari teman-teman Ukraina kami, Prakarsa Gandum Laut Hitam telah diperpanjang dua bulan lagi,” sambung Erdogan seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (17/5/2023).

Pejabat senior dari Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB bertemu di Istanbul pekan lalu dan melanjutkan pembicaraan untuk membahas perjanjian Laut Hitam dan masa depannya.



Turki dan PBB menengahi perjanjian terobosan dengan pihak yang bertikai musim panas lalu, yang datang dengan perjanjian terpisah untuk memfasilitasi pengiriman makanan dan pupuk Rusia yang menurut Moskow belum diterapkan.

Rusia telah mengancam akan mundur jika kekhawatirannya tidak diselesaikan pada hari Kamis. Kesalahan seperti itu bukanlah hal baru: Dengan perpanjangan serupa pada bulan Maret, Rusia secara sepihak memutuskan untuk memperbarui perjanjian untuk 60 hari yang sama, bukan 120 hari yang diuraikan dalam perjanjian.

Pada hari Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan perjanjian itu telah diperpanjang untuk membantu negara-negara yang membutuhkan, tetapi menambahkan bahwa penilaian keseluruhan Rusia terhadap perjanjian itu tidak berubah.

Sedangkan Wakil Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Kubrakov berkata: "Kami menyambut baik kelanjutan dari prakarsa ini, tetapi menekankan bahwa itu harus bekerja secara efektif."

“Kami berharap mitra kami akan melakukan yang terbaik agar perjanjian gandum bekerja sepenuhnya untuk ketahanan pangan dunia dan bahwa Rusia pada akhirnya akan berhenti menggunakan makanan sebagai senjata dan pemerasan,” tambahnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)