PM Johnson: Inggris Memilih Brexit Bukan Karena Tekanan Rusia
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (UE) pada 2016 bukan karena adanya tekanan dari Rusia . Hal itu ditegaskan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson setelah sebuah laporan menyatakan pemerintah telah gagal untuk menyelidiki apakah Moskow telah ikut campur dalam referendum Brexit .
"Orang-orang di negara ini tidak memilih untuk meninggalkan Uni Eropa karena tekanan dari Rusia atau campur tangan Rusia - mereka memilih karena mereka ingin mengambil kembali kendali," kata Johnson kepada anggota parlemen.
"Inggrislah yang memimpin dunia dengan hati-hati tentang campur tangan Rusia," tambahnya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/7/2020).
Laporan yang disusun oleh Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris itu mengatakan kemampuan dunia maya Rusia adalah masalah yang serius dan menimbulkan ancaman segera serta mendesak terhadap keamanan nasional.
Inggris telah merilis laporan tentang dugaan campur tangan Rusia dalam politiknya. Publikasi laporan itu sengaja ditunda sampai setelah Pemilihan Umum, yang dilaporkan untuk menghindari mencoreng wajah Partai Konservatif yang berkuasa. (Baca: Intervensi Rusia di Inggris: Mata-mata, Hack Pemilu hingga Pembunuhan )
Kremlin pun menanggapi laporan itu dengan mengatakan Moskow tidak pernah ikut campur dalam proses pemilu negara mana pun dan tidak akan mentolerir upaya campur tangan. (Baca: Dituding Intervensi Masalah Politik Inggris, Kremlin: Tuduhan Tidak Berdasar )
"Orang-orang di negara ini tidak memilih untuk meninggalkan Uni Eropa karena tekanan dari Rusia atau campur tangan Rusia - mereka memilih karena mereka ingin mengambil kembali kendali," kata Johnson kepada anggota parlemen.
"Inggrislah yang memimpin dunia dengan hati-hati tentang campur tangan Rusia," tambahnya seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/7/2020).
Laporan yang disusun oleh Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris itu mengatakan kemampuan dunia maya Rusia adalah masalah yang serius dan menimbulkan ancaman segera serta mendesak terhadap keamanan nasional.
Inggris telah merilis laporan tentang dugaan campur tangan Rusia dalam politiknya. Publikasi laporan itu sengaja ditunda sampai setelah Pemilihan Umum, yang dilaporkan untuk menghindari mencoreng wajah Partai Konservatif yang berkuasa. (Baca: Intervensi Rusia di Inggris: Mata-mata, Hack Pemilu hingga Pembunuhan )
Kremlin pun menanggapi laporan itu dengan mengatakan Moskow tidak pernah ikut campur dalam proses pemilu negara mana pun dan tidak akan mentolerir upaya campur tangan. (Baca: Dituding Intervensi Masalah Politik Inggris, Kremlin: Tuduhan Tidak Berdasar )
(ber)