Kremlin: Ukraina Secara De-facto Menjadi Negara Sponsor Terorisme
loading...
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Ukraina secara de-facto telah berubah menjadi negara sponsor terorisme.
Komentar Peskov itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Pavel Zarubin yang disiarkan pada hari Minggu.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin itu dimintai komentar tentang pernyataan kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov yang bersumpah untuk terus membunuh orang Rusia di mana saja di seluruh dunia.
Terlepas dari sifatnya yang eksplosif, kata Peskov, pernyataan Budanov tersebut tidak mendapat kritik dari negara-negara Barat sponsor Kiev.
“Pernyataan itu belum pernah terjadi sebelumnya pada intinya. Dan tentu saja, akan aneh jika tidak mendengar kata-kata kecaman dari ibu kota Eropa dan dari Washington. Logika mengatakan itu tidak mungkin dilakukan tanpa penghukuman,” kata Peskov.
Pengakuan Budanov, lanjut Peskov, adalah bukti lebih lanjut bahwa Kiev secara langsung mendalangi serangan teroris terhadap orang-orang Rusia.
"Dinas khusus Rusia tahu apa yang harus dilakukan setelah pernyataan seperti itu," ujarnya tanpa merinci potensi tindakan pencegahan terhadap kegiatan semacam itu.
"Jelas bahwa rezim Kiev berada di balik pembunuhan tersebut, tidak hanya mensponsori mereka, tetapi juga mengatur, menghasut, dan melaksanakannya. Secara de-facto, kita berbicara tentang negara sponsor terorisme," kata Peskov, yang dilansir Russia Today, Senin (15/5/2023).
Pernyataan kontroversial itu dibuat pekan lalu oleh Budanov, bos Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (GUR) dalam sebuah wawancara dengan Yahoo News.
"Kami telah membunuh orang Rusia dan akan terus membunuh orang Rusia di mana pun di muka dunia ini sampai kemenangan penuh Ukraina," kata Budanov.
Pernyataan itu muncul sebagai jawaban atas pertanyaan apakah GUR ada hubungannya dengan pembunuhan Darya Dugina, seorang jurnalis dan putri filsuf terkemuka Rusia Aleksandr Dugin, tahun lalu.
Budanov menolak tuduhan terlibat dalam terorisme, dengan menyatakan: "Apa yang disebut Rusia sebagai terorisme, kami sebut pembebasan."
Kegiatan teroris yang dikaitkan Moskow dengan Kiev telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan April, misalnya, blogger militer Rusia Vladlen Tatarsky terbunuh di St Petersburg dengan alat peledak improvisasi yang disembunyikan di patung yang diserahkan kepadanya selama acara.
Ledakan itu membunuh blogger tersebut di tempat kejadian dan melukai lebih dari selusin lainnya.
Dinas Keamanan Rusia (FSB) menyalahkan ledakan itu pada dinas khusus Ukraina dan agen-agennya, termasuk buronan anggota oposisi Rusia.
Pekan lalu, penulis Rusia dan aktivis politik Zakhar Prilepin menjadi sasaran serangan bom mobil di dekat kota Nizhny Novgorod. Ledakan itu membuat Prilepin terluka parah, dan membunuh rekan dekatnya, yang berada di dalam kendaraan pada saat penyerangan.
Komentar Peskov itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Pavel Zarubin yang disiarkan pada hari Minggu.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin itu dimintai komentar tentang pernyataan kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov yang bersumpah untuk terus membunuh orang Rusia di mana saja di seluruh dunia.
Terlepas dari sifatnya yang eksplosif, kata Peskov, pernyataan Budanov tersebut tidak mendapat kritik dari negara-negara Barat sponsor Kiev.
“Pernyataan itu belum pernah terjadi sebelumnya pada intinya. Dan tentu saja, akan aneh jika tidak mendengar kata-kata kecaman dari ibu kota Eropa dan dari Washington. Logika mengatakan itu tidak mungkin dilakukan tanpa penghukuman,” kata Peskov.
Pengakuan Budanov, lanjut Peskov, adalah bukti lebih lanjut bahwa Kiev secara langsung mendalangi serangan teroris terhadap orang-orang Rusia.
"Dinas khusus Rusia tahu apa yang harus dilakukan setelah pernyataan seperti itu," ujarnya tanpa merinci potensi tindakan pencegahan terhadap kegiatan semacam itu.
"Jelas bahwa rezim Kiev berada di balik pembunuhan tersebut, tidak hanya mensponsori mereka, tetapi juga mengatur, menghasut, dan melaksanakannya. Secara de-facto, kita berbicara tentang negara sponsor terorisme," kata Peskov, yang dilansir Russia Today, Senin (15/5/2023).
Pernyataan kontroversial itu dibuat pekan lalu oleh Budanov, bos Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (GUR) dalam sebuah wawancara dengan Yahoo News.
"Kami telah membunuh orang Rusia dan akan terus membunuh orang Rusia di mana pun di muka dunia ini sampai kemenangan penuh Ukraina," kata Budanov.
Pernyataan itu muncul sebagai jawaban atas pertanyaan apakah GUR ada hubungannya dengan pembunuhan Darya Dugina, seorang jurnalis dan putri filsuf terkemuka Rusia Aleksandr Dugin, tahun lalu.
Budanov menolak tuduhan terlibat dalam terorisme, dengan menyatakan: "Apa yang disebut Rusia sebagai terorisme, kami sebut pembebasan."
Kegiatan teroris yang dikaitkan Moskow dengan Kiev telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan April, misalnya, blogger militer Rusia Vladlen Tatarsky terbunuh di St Petersburg dengan alat peledak improvisasi yang disembunyikan di patung yang diserahkan kepadanya selama acara.
Ledakan itu membunuh blogger tersebut di tempat kejadian dan melukai lebih dari selusin lainnya.
Dinas Keamanan Rusia (FSB) menyalahkan ledakan itu pada dinas khusus Ukraina dan agen-agennya, termasuk buronan anggota oposisi Rusia.
Pekan lalu, penulis Rusia dan aktivis politik Zakhar Prilepin menjadi sasaran serangan bom mobil di dekat kota Nizhny Novgorod. Ledakan itu membuat Prilepin terluka parah, dan membunuh rekan dekatnya, yang berada di dalam kendaraan pada saat penyerangan.
(mas)