10 Fakta tentang Raja George III, Nomor Terakhir Pernah Disebut Gila
loading...
A
A
A
LONDON - Raja George III merupakan karakter penguasa Kerajaan Inggris yang sangat populer. Namun, justru hal buruk yang melekat dengan kepemimpinannya.
Dia disebut sebagai Raja Inggris yang gila, hingga George III juga dijuluki sebagai tiran ketika dia dinyatakan kalah dalam perang kemerdekaan di Amerika.
Namun demikian, George III berkuasa 1738-1820 menjadi salah satu raja cukup lama berkuasa di Inggris. Dia juga menjadi raja yang mendorong perkembangan sains di Inggris.
Berikut 10 fakta tentang Raja George III.
1. Berkuasa hingga 60 Tahun
George III mewarisi takhta setelah kematian ayahnya, George II, pada 1751, dan menggantikannya pada 1760. Dia merupakan raja Inggris yang lahir di Inggris dan menggunakan Inggris sebagai bahasa pertamanya.
2. Menikah dengan Charlotte Mecklenburg-Strelitz
Foto/Royal.uk
George III menikah dengan Charlotte Mecklenburg-Strelitz. Mereka memiliki 15 anak, 13 di antaranya mencapai usia dewasa.
3. Suka Belajar Sains
Foto/Royal.uk
George III menjadi raja Inggris pertama yang belajar sains sebagai bagian dari pendidikannya. Dia memiliki observatorium astronomi. Dia juga memiliki sejumlah koleksi instrumen sains yang kini disimpan di Museum Sains Inggris.
Perhatian tersebut mendorong perkembangan sains di Inggris. Itu juga memicu revolusi Inggris yang mendorong Inggris menjadi negara maju.
4. Kalah Perang dengan Amerika
Saat George III berkuasa, dia kalah dalam perang kemerdekaan Amerika sejak 1775 hingga 1783. Inggris harus kehilangan koloninya di Amerika Utara. Itu menjadi masa kekuasaan yang paling kelam.
Sejarah mencatat bagaimana ketertarikan George III dengan detail terhadap perang di Amerika. Dia mengetahui berapa banyak tentara Inggris yang tewas hingga seragam yang digunakan.
Dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, George III disebut sebagai seorang tiran. Deklarasi yang ditandatangani oleh Thomas Jefferson menunjukkan 27 hal menentang kekuasaan Inggris.
5. Dinobatkan pada 1760
Foto/Royal.uk
George III dinobatkan secara resmi dalam upacara tertutup. Raja George III menjadi salah satu penguasa yang berkuasa cukup lama yakni lebih dari 60 tahun. Namanya disamakan dengan Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II yang juga bisa berkuasa hingga lebih dari 60 tahun.
6. Reformasi Keuangan Kerajaan
Sejak 1698, kerajaan Inggris menerima dana tahunan 700.000 poundsterling atau Rp12 miliar dari parlemen. Itu digunakan untuk membiayai aktivitas keluarga kerajaan.
Raja George III dikenal sebagai raja yang mengusung transparansi keuangan kepada publik.
7. Membeli Buckingham
Foto/Royal.uk
Mengutip royal.uk, George III membeli Buckingham yang akhirnya menjadi Istana Buckingham pada 1767 untuk istrinya, Ratu Charlotte. Itu dijadikan rumah keluarga yang berdekatan dengan Istana St James. Hingga akhirnya, Buckingham dikenal sebagai Rumah Ratu.
Ratu Victoria menjadi penguasa pertama yang menjadikan Buckingham sebagai kediaman resmi. Itu juga menjadi kediaman utama Ratu Elizabeth II.
8. Suka Mengoleksi Buku
George III mulai mengumpulkan berbagai buku. Dia memiliki 65.000 buku yang akhirnya diserahkan ke Museum Inggris.
Dia juga masih memiliki koleksi buku pribadinya yang disimpan di Istana Windsor. Katalog perpustakaan tersebut mengungkapkan ketertarikan personalnya Raja George dalam bidang tertentu.
9. Tertarik dengan Pertanian
Selama berkuasa, George III memiliki nama panggilan, "Farmer George". Itu dikarenakan dia memiliki ketertarikan dengan dunia pertanian dan kerap menjadikan hal itu sebagai hobinya.
10. Pernah Menderita Kelainan Mental
Setelah mengalami sakit serius pada 1788-1789, dan kambuh lagi pada 1801, George resmi tak melaksanakan tugas pada 1810.
Dia dianggap secara mental tidak bisa lagi berkuasa. Akhirnya, George IV melaksanakan tugas dan wewenangnya hingga George III meninggal dunia.
Beberapa sejarawan mengungkapkan, ketidakstabilan mental George III disebabkan oleh gangguan fisik keturunan yang disebut porphyria. Penyakit itu memiliki gejala nyeri dan sakit kepala hingga memiliki urin dengan warna biru.
Penyakit jiwa yang diidap George III itu menjadi inspirasi drama berjudul Madness of George III yang dimainkan oleh Alan Bennett dan diadaptasi menjadi film serta dibintangi oleh Nigel Hawthorne.
Melansir BBC, berdasarkan analisis tulisan tangan George III, peneliti Peter Garrard dan Vassiliki Rentoumi mengatakan bahwa raja Inggris tersebut memang mengidap sakit jiwa. Selama sakit, Raja George III menulis dengan kalimat yang pendek dan cenderung mengulang-ulang kata dan kalimat. Saat sakit, Raja George III juga memiliki kalimat yang kompleks, kreatif dan penuh warna.
Dari analisis bahasa, George III dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan, seperti bipolar. Selain itu, George III juga mengidap mania sehingga mengalami gangguan mental.
Dia disebut sebagai Raja Inggris yang gila, hingga George III juga dijuluki sebagai tiran ketika dia dinyatakan kalah dalam perang kemerdekaan di Amerika.
Namun demikian, George III berkuasa 1738-1820 menjadi salah satu raja cukup lama berkuasa di Inggris. Dia juga menjadi raja yang mendorong perkembangan sains di Inggris.
Berikut 10 fakta tentang Raja George III.
1. Berkuasa hingga 60 Tahun
George III mewarisi takhta setelah kematian ayahnya, George II, pada 1751, dan menggantikannya pada 1760. Dia merupakan raja Inggris yang lahir di Inggris dan menggunakan Inggris sebagai bahasa pertamanya.
2. Menikah dengan Charlotte Mecklenburg-Strelitz
Foto/Royal.uk
George III menikah dengan Charlotte Mecklenburg-Strelitz. Mereka memiliki 15 anak, 13 di antaranya mencapai usia dewasa.
3. Suka Belajar Sains
Foto/Royal.uk
George III menjadi raja Inggris pertama yang belajar sains sebagai bagian dari pendidikannya. Dia memiliki observatorium astronomi. Dia juga memiliki sejumlah koleksi instrumen sains yang kini disimpan di Museum Sains Inggris.
Perhatian tersebut mendorong perkembangan sains di Inggris. Itu juga memicu revolusi Inggris yang mendorong Inggris menjadi negara maju.
4. Kalah Perang dengan Amerika
Saat George III berkuasa, dia kalah dalam perang kemerdekaan Amerika sejak 1775 hingga 1783. Inggris harus kehilangan koloninya di Amerika Utara. Itu menjadi masa kekuasaan yang paling kelam.
Sejarah mencatat bagaimana ketertarikan George III dengan detail terhadap perang di Amerika. Dia mengetahui berapa banyak tentara Inggris yang tewas hingga seragam yang digunakan.
Dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, George III disebut sebagai seorang tiran. Deklarasi yang ditandatangani oleh Thomas Jefferson menunjukkan 27 hal menentang kekuasaan Inggris.
5. Dinobatkan pada 1760
Foto/Royal.uk
George III dinobatkan secara resmi dalam upacara tertutup. Raja George III menjadi salah satu penguasa yang berkuasa cukup lama yakni lebih dari 60 tahun. Namanya disamakan dengan Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II yang juga bisa berkuasa hingga lebih dari 60 tahun.
6. Reformasi Keuangan Kerajaan
Sejak 1698, kerajaan Inggris menerima dana tahunan 700.000 poundsterling atau Rp12 miliar dari parlemen. Itu digunakan untuk membiayai aktivitas keluarga kerajaan.
Raja George III dikenal sebagai raja yang mengusung transparansi keuangan kepada publik.
7. Membeli Buckingham
Foto/Royal.uk
Mengutip royal.uk, George III membeli Buckingham yang akhirnya menjadi Istana Buckingham pada 1767 untuk istrinya, Ratu Charlotte. Itu dijadikan rumah keluarga yang berdekatan dengan Istana St James. Hingga akhirnya, Buckingham dikenal sebagai Rumah Ratu.
Ratu Victoria menjadi penguasa pertama yang menjadikan Buckingham sebagai kediaman resmi. Itu juga menjadi kediaman utama Ratu Elizabeth II.
8. Suka Mengoleksi Buku
George III mulai mengumpulkan berbagai buku. Dia memiliki 65.000 buku yang akhirnya diserahkan ke Museum Inggris.
Dia juga masih memiliki koleksi buku pribadinya yang disimpan di Istana Windsor. Katalog perpustakaan tersebut mengungkapkan ketertarikan personalnya Raja George dalam bidang tertentu.
Baca Juga
9. Tertarik dengan Pertanian
Selama berkuasa, George III memiliki nama panggilan, "Farmer George". Itu dikarenakan dia memiliki ketertarikan dengan dunia pertanian dan kerap menjadikan hal itu sebagai hobinya.
10. Pernah Menderita Kelainan Mental
Setelah mengalami sakit serius pada 1788-1789, dan kambuh lagi pada 1801, George resmi tak melaksanakan tugas pada 1810.
Dia dianggap secara mental tidak bisa lagi berkuasa. Akhirnya, George IV melaksanakan tugas dan wewenangnya hingga George III meninggal dunia.
Beberapa sejarawan mengungkapkan, ketidakstabilan mental George III disebabkan oleh gangguan fisik keturunan yang disebut porphyria. Penyakit itu memiliki gejala nyeri dan sakit kepala hingga memiliki urin dengan warna biru.
Penyakit jiwa yang diidap George III itu menjadi inspirasi drama berjudul Madness of George III yang dimainkan oleh Alan Bennett dan diadaptasi menjadi film serta dibintangi oleh Nigel Hawthorne.
Melansir BBC, berdasarkan analisis tulisan tangan George III, peneliti Peter Garrard dan Vassiliki Rentoumi mengatakan bahwa raja Inggris tersebut memang mengidap sakit jiwa. Selama sakit, Raja George III menulis dengan kalimat yang pendek dan cenderung mengulang-ulang kata dan kalimat. Saat sakit, Raja George III juga memiliki kalimat yang kompleks, kreatif dan penuh warna.
Dari analisis bahasa, George III dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan, seperti bipolar. Selain itu, George III juga mengidap mania sehingga mengalami gangguan mental.
(ahm)