Dampak Banjir Bandang di Somalia, 200.00 Orang Terpaksa Mengungsi
loading...
A
A
A
BELEDWEYNE - Sekitar 200.000 orang telah mengungsi karena banjir bandang di Somalia tengah, kata seorang pejabat regional kepada AFP, Sabtu (13/5/2023). Banjir bandang terjadi ketika Sungai Shabelle meluap dan menenggelamkan jalan.
Penduduk kota Beledweyne di wilayah Hiran terpaksa keluar dari rumah mereka karena hujan deras menyebabkan permukaan air naik tajam. Penduduk membawa barang-barang mereka di atas kepala saat mereka mengarungi jalan-jalan yang banjir untuk mencari perlindungan.
“Sekitar 200.000 orang sekarang mengungsi akibat banjir bandang Sungai Shabelle di kota Beledweyne dan jumlahnya bisa bertambah kapan saja. Itu adalah angka awal sekarang,” kata Ali Osman Hussein, wakil gubernur untuk urusan sosial di wilayah Hiran.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk membantu mereka yang terkena dampak," katanya kepada AFP.
Sementara itu, Wakil Gubernur wilayah itu, Hassan Ibrahim Abdulle mengatakan, bahwa "tiga orang tewas akibat banjir."
Bencana itu terjadi setelah rekor kekeringan yang menyebabkan jutaan warga Somalia di ambang kelaparan. Penderitaan kian lengkap karena negara yang bermasalah itu juga memerangi pemberontakan kelompok radikal Islamis selama beberapa dekade.
Penduduk mengatakan kepada AFP, bahwa mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka pada tengah malam awal pekan ini karena air menyembur melalui jalan-jalan dan masuk ke gedung-gedung.
Fartun Ali – bukan nama sebenarnya – mengatakan ini adalah kelima kalinya dia melarikan diri dari banjir bandang di Beledweyne. “Setiap kali sungai menerjang tepian, kami melarikan diri,” kata ibu delapan anak berusia 35 tahun itu.
Penduduk kota Beledweyne di wilayah Hiran terpaksa keluar dari rumah mereka karena hujan deras menyebabkan permukaan air naik tajam. Penduduk membawa barang-barang mereka di atas kepala saat mereka mengarungi jalan-jalan yang banjir untuk mencari perlindungan.
“Sekitar 200.000 orang sekarang mengungsi akibat banjir bandang Sungai Shabelle di kota Beledweyne dan jumlahnya bisa bertambah kapan saja. Itu adalah angka awal sekarang,” kata Ali Osman Hussein, wakil gubernur untuk urusan sosial di wilayah Hiran.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk membantu mereka yang terkena dampak," katanya kepada AFP.
Sementara itu, Wakil Gubernur wilayah itu, Hassan Ibrahim Abdulle mengatakan, bahwa "tiga orang tewas akibat banjir."
Bencana itu terjadi setelah rekor kekeringan yang menyebabkan jutaan warga Somalia di ambang kelaparan. Penderitaan kian lengkap karena negara yang bermasalah itu juga memerangi pemberontakan kelompok radikal Islamis selama beberapa dekade.
Penduduk mengatakan kepada AFP, bahwa mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka pada tengah malam awal pekan ini karena air menyembur melalui jalan-jalan dan masuk ke gedung-gedung.
Fartun Ali – bukan nama sebenarnya – mengatakan ini adalah kelima kalinya dia melarikan diri dari banjir bandang di Beledweyne. “Setiap kali sungai menerjang tepian, kami melarikan diri,” kata ibu delapan anak berusia 35 tahun itu.