Terungkap, AS Ternyata Berencana Lanjutkan Uji Coba Nuklir

Rabu, 22 Juli 2020 - 16:43 WIB
loading...
A A A
“Kami tidak tahu sepenuhnya apa dampak penuaan pada keandalan atau keamanan dan keselamatan perangkat nuklir. Jadi ini adalah sesuatu yang kita butuhkan untuk kredibilitas pencegah,” jelas Bolton.

"Saya tidak berbicara tentang pengujian besar-besaran. Saya tentu saja tidak berbicara tentang pengujian atmosfer, tetapi seperti yang dijelaskan seorang komandan militer kepada saya: ‘Memiliki 5.000 hulu ledak nuklir sama seperti memiliki 5.000 Toyota di garasi. Anda ingin tahu bahwa ketika Anda memutar kunci, itu berfungsi pertama kali. Karena jika tidak, itu tidak berfungsi sama sekali'," tuturnya.

Bolton mengakui bahwa ada perlawanan terhadap uji coba nuklir dari pejabat lain dalam pemerintahan Trump.

"Saya pikir orang yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda," kata Bolton yang telah menerbitkan memoar tentang waktunya di Gedung Putih Trump berjudul The Room Where It Happened.

Laporan-laporan pertemuan pada Mei lalu juga membangkitkan sikap oposisi yang kuat dan bipartisan di Nevada, ketika AS secara historis menguji hulu ledak nuklirnya. Sejak tes AS terakhir pada tahun 1992, Las Vegas telah berkembang pesat dan meluas hingga lebih dekat ke situs uji coab Nevada. Namun Bolton, berpendapat bahwa perlawanan lokal tidak akan menjadi hambatan yang tidak dapat diatasi untuk memulai kembali uji coba.

"Saya pikir ada banyak opsi di lokasi, dan mari kita ingat ini adalah tes bawah tanah yang sedang kita bicarakan. Anda tidak sedang berbicara tentang bangunan di Las Vegas dan merasakan langkah awal,” ujarnya.

Bolton mengulangi tuduhan AS bahwa Rusia, China dan mungkin negara lain melakukan tes dengan hasil sangat rendah secara rahasia.

“Sehingga beberapa tingkat pengujian dapat membawa kami ke tingkat yang lebih adil dengan kekuatan nuklir lainnya,” cetunya.

AS secara resmi menuduh Moskow dan Beijing melakukan pengujian hasil tidak nol, tetapi belum menawarkan bukti.

Bolton bersikeras bahwa AS seharusnya tidak memperpanjang perjanjian New Start 2010 dengan Rusia, yang membatasi jumlah hulu ledak strategis dan sistem rudal kedua negara, terutama karena tidak mencakup senjata nuklir taktis, yang Rusia memiliki lebih dari AS.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1384 seconds (0.1#10.140)