5 Alasan dari Ahli Kenapa Perang Ukraina-Rusia Masih Berlangsung
loading...
A
A
A
Putin merupakan pemimpin yang memiliki obsesi tentang nasionalis dan ingin membangun legasi yang glamor. "Berapapun biayanya dan risiko, Putin akan mewujudkan kejayaan dan ideologi," ujar Blattman.
Bukan hanya Putin saja, pemimpin yang mengutamakan kejayaan, kebebasan dengan visi nasionalis cenderung suka dengan peperangan. Sebagai perlawanannya, masyarakat perlu menggaungkan kebebasan.
3. Bias
Putin mendapatkan informasi dan arahan yang salah dari para pejabat dan jenderalnya. Itu menyebabkan dia pun mengabaikan risiko dan kesulitan dalam perang.
"Itu juga berkaitan dengan kegagalan intelijen," kata Blattman. Pemimpin seperti Putin juga memiliki psikologi yang bias untuk menerima keyakinan yang salah. Putin pun terlalu percaya diri dan memiliki estimasi berlebihan dalam memprediksi kemenangan. Kesalahan persepsi itu menjerumuskan dunia ke dalam perang.
4. Ketidakpastian
Para pembuat kebijakan tidak mengetahui kekuatan musuh. Putin tak berpikir bagaimana tentara Ukraina akan melawan. Dia juga tak mengukur bagaimana kompetensi rakyat Ukraina yang siap berjuang.
"Ketidakpastian itu menyebabkan invasi adalah sebuah judi," tutur Blattman. Akibatnya, tidak ada strategi yang optimal.
5. Tak bisa diandalkan
Perang terjadi juga dikarenakan adanya kekuasaan yang melemah. Untuk memperkuat kekuasaan, maka para pemimpin cenderung menginginkan perang. Mereka juga akan mengabaikan perdamaian. "Ketika banyak negara mendekati Eropa, Putin merasa terancam," kata Blattman.
Bukan hanya Putin saja, pemimpin yang mengutamakan kejayaan, kebebasan dengan visi nasionalis cenderung suka dengan peperangan. Sebagai perlawanannya, masyarakat perlu menggaungkan kebebasan.
3. Bias
Putin mendapatkan informasi dan arahan yang salah dari para pejabat dan jenderalnya. Itu menyebabkan dia pun mengabaikan risiko dan kesulitan dalam perang.
"Itu juga berkaitan dengan kegagalan intelijen," kata Blattman. Pemimpin seperti Putin juga memiliki psikologi yang bias untuk menerima keyakinan yang salah. Putin pun terlalu percaya diri dan memiliki estimasi berlebihan dalam memprediksi kemenangan. Kesalahan persepsi itu menjerumuskan dunia ke dalam perang.
4. Ketidakpastian
Para pembuat kebijakan tidak mengetahui kekuatan musuh. Putin tak berpikir bagaimana tentara Ukraina akan melawan. Dia juga tak mengukur bagaimana kompetensi rakyat Ukraina yang siap berjuang.
"Ketidakpastian itu menyebabkan invasi adalah sebuah judi," tutur Blattman. Akibatnya, tidak ada strategi yang optimal.
5. Tak bisa diandalkan
Perang terjadi juga dikarenakan adanya kekuasaan yang melemah. Untuk memperkuat kekuasaan, maka para pemimpin cenderung menginginkan perang. Mereka juga akan mengabaikan perdamaian. "Ketika banyak negara mendekati Eropa, Putin merasa terancam," kata Blattman.