4 Negara yang Pemimpinnya Terjungkal Setelah Arab Spring

Jum'at, 05 Mei 2023 - 19:01 WIB
loading...
A A A
Pergantian kekuasaan menempatkan Mohammed Morsi sebagai pemimpin baru. Namun, tak lama berselang dia justru digulingkan oleh kalangan militer akibat pemerintahannya yang penuh kontroversi.

3. Libya


Api pergolakan Arab Spring juga merembet ke Libya. Saat itu, para demonstran melawan pemerintahan otoriter Muammar Gaddafi sejak Februari 2011.

Menurut laporan Al Jazeera, protes terhadap pemerintahan Libya segera berubah menjadi konflik bersenjata saat pasukan keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa. Pada fase ini, tercatat hampir 300 warga sipil menjadi korban jiwa.

Meningkatnya korban sipil, PBB mengeluarkan resolusi tentang penetapan Libya sebagai zona larangan terbang. Selain itu, ada juga seruan untuk melindungi warga sipil dengan segala cara.

Pada 31 Maret, NATO melakukan serangan dengan tujuan melindungi warga sipil. Bantuan ini membuat posisi pemerintahan Gaddafi semakin terdesak, hingga pada akhirnya dia harus tewas dan kehilangan kekuasaan yang telah dimiliki selama 40 tahun lamanya.

4. Yaman


Yaman juga mengalami dampak besar akibat Arab Spring. Sama halnya di negara Arab lain, demonstran menuntut reformasi serta pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa puluhan tahun.

Berawal dari Januari 2011, gelombang demonstrasi dan bentrokan terus berdatangan. Setelah berbulan-bulan lamanya, Ali Abdullah Saleh menandatangani perjanjian untuk menyerahkan kekuasaannya.

Sayangnya, keadaan Yaman setelah itu tak kunjung membaik. Dalam hal ini, justru muncul kelompok militan seperti Houthi yang ingin menguasai wilayahnya.
(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)