Kelompok Bersenjata Serbu Sekolah di Pakistan, 8 Guru Ditembak Mati
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Sekelompok pria bersenjata menyerbu sebuah sekolah di provinsi Khyber Pakhtunkwa, Pakistan , menewaskan sejumlah guru dan dua lainnya cedera serta menembak mati seorang guru di tempat lain dalam serangan terpisah. Serangan itu terjadi setelah ujian di sekolah menengah setempat.
Associated Press melaporkan tujuh guru yang tewas adalah anggota komunitas minoritas Syiah di Pakistan, yang kerap jadi sasarang penyerangan.
Sedangkan seorang guru lain, seorang Muslim Sunni, ditembak mati di jalan dalam serangan terpisah pada hari sebelumnya. Hal itu diungkapkan pejabat polisi setempat Abbas Ali.
Belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Kami melihat ke semua aspek, dan sejauh ini kami tidak tahu siapa yang membunuh para guru itu," kata Ali seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (5/5/2023).
Sebuah pernyataan dari kantor kepala menteri provinsi mengatakkan insiden itu melibatkan sengketa properti, tetapi komisaris daerah mengatakan antagonisme sektarian tampaknya menjadi penyebabnya.
"Tidak jelas apakah insiden kedua merupakan reaksi terhadap yang pertama," kata komisaris polisi, Saiful Islam, kepada kantor berita Reuters.
Ia menambahkan keamanan telah ditingkatkan di daerah yang sudah tegang akibat kekerasan sektarian.
Menyusul insiden tersebut, pemerintah setempat mengumumkan penundaan ujian yang sedang berlangsung di sekolah-sekolah setempat hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Associated Press melaporkan tujuh guru yang tewas adalah anggota komunitas minoritas Syiah di Pakistan, yang kerap jadi sasarang penyerangan.
Sedangkan seorang guru lain, seorang Muslim Sunni, ditembak mati di jalan dalam serangan terpisah pada hari sebelumnya. Hal itu diungkapkan pejabat polisi setempat Abbas Ali.
Belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Kami melihat ke semua aspek, dan sejauh ini kami tidak tahu siapa yang membunuh para guru itu," kata Ali seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (5/5/2023).
Sebuah pernyataan dari kantor kepala menteri provinsi mengatakkan insiden itu melibatkan sengketa properti, tetapi komisaris daerah mengatakan antagonisme sektarian tampaknya menjadi penyebabnya.
"Tidak jelas apakah insiden kedua merupakan reaksi terhadap yang pertama," kata komisaris polisi, Saiful Islam, kepada kantor berita Reuters.
Ia menambahkan keamanan telah ditingkatkan di daerah yang sudah tegang akibat kekerasan sektarian.
Menyusul insiden tersebut, pemerintah setempat mengumumkan penundaan ujian yang sedang berlangsung di sekolah-sekolah setempat hingga pemberitahuan lebih lanjut.