UEA Berambisi Bangun Koloni di Mars Pada Tahun 2117

Selasa, 21 Juli 2020 - 12:12 WIB
loading...
UEA Berambisi Bangun...
Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan misi pertamanya ke Mars. Foto/Reuters
A A A
DUBAI - Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan misi pertamanya ke Mars . UEA menjadi negara Arab pertama yang mengembangkan kemampuan sainsitifik dan teknologi untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak.

Misi bertajuk Hope Probe itu meluncur dari Pusat Antariksa Tanegashima, Jepang, kemarin pada pukul 06.58 waktu setempat. Misi dijadwalkan akan berjalan selama tujuh bulan menuju planet merah dan akan mengorbit di planet tersebut. Perjalanan 500 juta kilometer untuk mempelajari cuaca dan iklim planet Mars. Nanti misi itu akan mengirimkan data penelitian tentang atmosfer planet Mars.

UEA tak punya pengalaman mendesain dan membuat wahana antariksa. Di dunia memang tak banyak negara yang punya pengalaman ini, kecuali Amerika, Rusia, konsorsium Eropa, dan India. Fakta bahwa tahun ini UEA mengirim wahana peneliti ke Mars menunjukkan “ambisi besar” negara di Timur Tengah tersebut. Hope hanya dibuat dalam waktu enam tahun dengan bantuan para ahli dari Amerika.

Namun, UEA memiliki mimpi hebat. Mereka merencanakan misi ke Mars pada 2014 dan meluncurkan Program Antariksa Nasional pada 2017. Padahal negara dengan penduduk 9,4 juta yang tergantung terhadap pekerja asing itu tidak memiliki bekal banyak tentang penjelajahan antariksa, tapi mereka memiliki uang. UEA juga memiliki ambisi untuk membangun pemukiman di Mars pada 2117. (Baca: Pertama di Arab, Pesawat Antariksa UEA Melesat ke Mars)

Melansir Reuters, misi itu awalnya akan diluncurkan pada 14 Juli lalu, tapi ditunda karena cuaca buruk. Setelah satu jam diluncurkan, Hope Probe pun mengepakkan panel surya sebagai sumber listriknya dan membangun komunikasi via radio dengan misi di bumi.

Tim ilmuwan dipimpin oleh Sarah Al Amiri yang juga menteri riset dan teknologi UEA. Dia mengungkapkan kegembiraannya sekaligus kelegaannya saat melihat roket pembawa wahana antariksa UEA meluncur ke luar angkasa.

Menurut Al Amiri, dampak peluncuran wahana itu terhadap negaranya sama seperti yang terjadi pada Amerika Serikat ketika Apollo 11 mendarat di bulan 51 tahun lalu, juga pada 20 Juli. Peristiwa itu adalah jangkar bagi seluruh generasi, merangsang semua orang yang menyaksikannya untuk mendorong lebih jauh dan bermimpi lebih besar.

“Hari ini saya benar-benar bahagia anak-anak di Emirat akan bangun pagi pada 20 Juli dengan memiliki proyek jangkar masing-masing, punya realita baru, punya kemungkinan-kemungkinan baru, memungkinkan mereka berkontribusi lebih jauh, dan menciptakan dampak yang lebih besar pada dunia,” kata Al Amiri kepada BBC.

Hope merupakan wahana berbobot 1,3 ton tersebut, akan menempuh perjalanan 500 juta kilometer dan dijadwalkan tiba di atmosfer Mars pada Februari 2021. Itu akan bertepatan dengan perayaan pembentukan negara Uni Emirat Arab yang ke-50. Pengawasan misi Hope yang menjelajah dengan kecepatan 121.000 km per jam itu akan dilaksanakan di Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC). (Baca juga: China Tetap Berambisi Jalankan Misi Terbang ke Mars Bulan Juli)

Hope memang secara khusus didesain untuk mempelajari iklim dan cuaca di Mars, namun dari data yang didapat, para ilmuwan berharap bisa mendapatkan jawaban atas misteri yang sejauh ini belum terpecahkan. Ketika nanti Hope berada di atmosfer Mars, diharapkan didapat data-data baru tentang atmosfer, iklim, dan cuaca di planet ini. Para ilmuwan berpendapat permukaan Mars pernah memiliki laut seperti yang kita kenal di bumi. Namun, dalam perjalanannya, permukaan planet kemudian menjadi hamparan yang tandus.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Laut Merah Membara,...
Laut Merah Membara, UEA Kerahkan Radar Israel di Lepas Pantai Yaman
Siapa Haj Hasan Ibrahim...
Siapa Haj Hasan Ibrahim Al Fardan? Pengusaha Mutiara yang Jadi Inspirasi Arah Kemajuan Uni Emirat Arab
Qatar, UEA, dan Israel...
Qatar, UEA, dan Israel Gelar Latihan Militer Bersama di Yunani
Siapa Sheikh Mohammed...
Siapa Sheikh Mohammed bin Zayed? Presiden UEA yang Dijadikan Nama Jalan Tol di Indonesia
11 Negara Merayakan...
11 Negara Merayakan Idulfitri pada Minggu, 15 Negara Putuskan Senin
Uni Emirat Arab Diam-diam...
Uni Emirat Arab Diam-diam Melobi AS untuk Menolak Rencana Mesir tentang Rekonstruksi Gaza
Penumpang Ini Muntah...
Penumpang Ini Muntah 30 Kali selama Penerbangan 6 Jam usai Makan Pasta Berbau Tak Sedap
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Semua Sandera Asal Israel Hentikan Perang Gaza
AS Nyerah Tengahi Konflik...
AS Nyerah Tengahi Konflik Rusia-Ukraina jika Tak Ada Kemajuan: Kami Harus Move On!
Rekomendasi
PB PGRI Desak Tunjangan...
PB PGRI Desak Tunjangan Profesi Guru Dipertahankan di RUU Sisdiknas
Senin, KSOP Batasi Aktivitas...
Senin, KSOP Batasi Aktivitas Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tanjung Priok
Ilmuwan Klaim Temukan...
Ilmuwan Klaim Temukan Bukti Keberadaan Alien
Berita Terkini
Bangsa di Balik Jeruji...
Bangsa di Balik Jeruji Besi: Mengapa Israel Penjarakan 10.000 Warga Palestina?
23 menit yang lalu
Pemimpin Houthi: Israel...
Pemimpin Houthi: Israel Didukung AS Peras Palestina Bebaskan Tawanan tanpa Kompensasi
2 jam yang lalu
Perang Dagang, China...
Perang Dagang, China Ganti Minyak Mentah AS dengan Minyak Kanada
3 jam yang lalu
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan...
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan Israel di Jalur Gaza Gagal Meledak
4 jam yang lalu
ICC Minta Hongaria Jelaskan...
ICC Minta Hongaria Jelaskan Kegagalan Menangkap Benjamin Netanyahu
5 jam yang lalu
9 Pesawat Militer AS...
9 Pesawat Militer AS Kirim Bom Penghancur Bunker ke Israel, Persiapan Serang Iran?
6 jam yang lalu
Infografis
Ibtihal Aboussad Dipecat...
Ibtihal Aboussad Dipecat Microsoft karena Menentang Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved