Merudal Jatuh Pesawat Ukraina Tewaskan 176 Orang, 10 Tentara Iran Dipenjara
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran telah menjebloskan 10 tentaranya ke penjara setelah dinyatakan bersalah dalam insiden penembakan pesawat komersial Ukraina tahun 2020. Saat itu, penerbangan Ukraine International Airlines PS752 jatuh setelah ditembak rudal, di mana 176 orang di dalamnya tewas.
Pasukan Iran menembak jatuh pesawat sipil Ukraina tersebut dengan rudal pertahanan tak lama setelah lepas landas dari Teheran pada 8 Januari 2020. Sebagian besar korban tewas adalah warga Iran dan Kanada, termasuk banyak yang berkewarganegaraan ganda.
Situs peradilan Iran, Mizan Online, melaporkan bahwa seorang komandan menerima hukuman terberat 10 tahun penjara karena melanggar perintah menembak jatuh pesawat.
Sembilan personel lainnya dijatuhi hukuman antara satu dan tiga tahun penjara.
Menurut laporan Mizan Online, komandan sistem rudal surface-to-air Tor M-1 menembakkan dua rudal ke pesawat Ukraine International Airlines PS752, bertentangan dengan perintah dan tanpa mendapatkan izin.
Laporan itu tidak mengidentifikasi salah satu terdakwa.
Tiga hari setelah pesawat tujuan Kiev ditembak jatuh, Angkatan Bersenjata Iran mengakui telah terjadi "kesalahan".
“Mengingat efek dan konsekuensi dari tindakan ini, terdakwa utama dijatuhi hukuman maksimum,” tulis Mizan Online, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dikutip AFP, Senin (17/4/2023).
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat melonjak pada saat pesawat itu ditembak jatuh.
Saat itu, sistem pertahanan udara Iran berada dalam siaga tinggi untuk kemungkinan serangan balik Ameria Serikat (AS) setelah Teheran menembakkan rudal ke pangkalan militer di Irak yang digunakan oleh pasukan Amerika.
Rentetan serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Irak itu sebagai respons atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan pasukan khusus IRGC Iran, oleh serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad.
Ukraina kehilangan 11 warganya dalam insiden jatuhnya penerbangan tersebut.
Pengadilan Iran mengatakan pada November 2021 bahwa pengadilan telah dibuka di Teheran untuk 10 anggota militer dari berbagai pangkat sehubungan dengan jatuhnya pesawat tersebut.
Pada Januari tahun lalu, Iran mengatakan telah mulai membayar kompensasi kepada keluarga korban tewas.
Arash Khodaei, wakil presiden Organisasi Penerbangan Sipil Iran, mengatakan bahwa sebanyak USD150.000 telah ditransfer ke beberapa keluarga korban, sementara proses telah dimulai untuk yang lain.
"Pembayaran itu tidak melanggar hak (mereka) untuk mengambil tindakan hukum," tulis kantor berita pemerintah Iran, IRNA, mengutip Khodaei.
Pada tahun 2020, Iran menawarkan untuk membayar USD150.000 atau setara dalam euro kepada masing-masing keluarga korban.
Pejabat Ukraina dan Kanada mengecam keras pengumuman tersebut, dengan mengatakan kompensasi tidak boleh diselesaikan melalui deklarasi sepihak.
Pengadilan Kanada memberikan kompensasi lebih dari USD80 juta kepada keluarga enam korban dalam keputusan yang diumumkan pada Januari 2022.
Pada bulan yang sama, pasangan Iran mengajukan gugatan yang jarang terjadi terhadap tiga pejabat senior Iran atas kematian anak-anak mereka dalam insiden tersebut.
Sekelompok negara yang dipimpin oleh Kanada pada bulan Desember meminta arbiter untuk menyelesaikan klaim terhadap Iran, langkah pertama untuk kemungkinan membawa kasus ke Mahkamah Internasional, yang telah lama dituntut oleh keluarga para korban.
Asosiasi keluarga para korban menegaskan kembali hari Minggu setelah putusan bahwa pengadilan internasional yang tidak memihak harus mengadili kejahatan tersebut.
Pasukan Iran menembak jatuh pesawat sipil Ukraina tersebut dengan rudal pertahanan tak lama setelah lepas landas dari Teheran pada 8 Januari 2020. Sebagian besar korban tewas adalah warga Iran dan Kanada, termasuk banyak yang berkewarganegaraan ganda.
Situs peradilan Iran, Mizan Online, melaporkan bahwa seorang komandan menerima hukuman terberat 10 tahun penjara karena melanggar perintah menembak jatuh pesawat.
Sembilan personel lainnya dijatuhi hukuman antara satu dan tiga tahun penjara.
Menurut laporan Mizan Online, komandan sistem rudal surface-to-air Tor M-1 menembakkan dua rudal ke pesawat Ukraine International Airlines PS752, bertentangan dengan perintah dan tanpa mendapatkan izin.
Laporan itu tidak mengidentifikasi salah satu terdakwa.
Tiga hari setelah pesawat tujuan Kiev ditembak jatuh, Angkatan Bersenjata Iran mengakui telah terjadi "kesalahan".
“Mengingat efek dan konsekuensi dari tindakan ini, terdakwa utama dijatuhi hukuman maksimum,” tulis Mizan Online, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dikutip AFP, Senin (17/4/2023).
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat melonjak pada saat pesawat itu ditembak jatuh.
Iran Khawatir Diserang Amerika Serikat
Saat itu, sistem pertahanan udara Iran berada dalam siaga tinggi untuk kemungkinan serangan balik Ameria Serikat (AS) setelah Teheran menembakkan rudal ke pangkalan militer di Irak yang digunakan oleh pasukan Amerika.
Rentetan serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Irak itu sebagai respons atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan pasukan khusus IRGC Iran, oleh serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad.
Ukraina kehilangan 11 warganya dalam insiden jatuhnya penerbangan tersebut.
Pengadilan Iran mengatakan pada November 2021 bahwa pengadilan telah dibuka di Teheran untuk 10 anggota militer dari berbagai pangkat sehubungan dengan jatuhnya pesawat tersebut.
Pada Januari tahun lalu, Iran mengatakan telah mulai membayar kompensasi kepada keluarga korban tewas.
Arash Khodaei, wakil presiden Organisasi Penerbangan Sipil Iran, mengatakan bahwa sebanyak USD150.000 telah ditransfer ke beberapa keluarga korban, sementara proses telah dimulai untuk yang lain.
"Pembayaran itu tidak melanggar hak (mereka) untuk mengambil tindakan hukum," tulis kantor berita pemerintah Iran, IRNA, mengutip Khodaei.
Pada tahun 2020, Iran menawarkan untuk membayar USD150.000 atau setara dalam euro kepada masing-masing keluarga korban.
Pejabat Ukraina dan Kanada mengecam keras pengumuman tersebut, dengan mengatakan kompensasi tidak boleh diselesaikan melalui deklarasi sepihak.
Pengadilan Kanada memberikan kompensasi lebih dari USD80 juta kepada keluarga enam korban dalam keputusan yang diumumkan pada Januari 2022.
Pada bulan yang sama, pasangan Iran mengajukan gugatan yang jarang terjadi terhadap tiga pejabat senior Iran atas kematian anak-anak mereka dalam insiden tersebut.
Sekelompok negara yang dipimpin oleh Kanada pada bulan Desember meminta arbiter untuk menyelesaikan klaim terhadap Iran, langkah pertama untuk kemungkinan membawa kasus ke Mahkamah Internasional, yang telah lama dituntut oleh keluarga para korban.
Asosiasi keluarga para korban menegaskan kembali hari Minggu setelah putusan bahwa pengadilan internasional yang tidak memihak harus mengadili kejahatan tersebut.
(mas)