Seteru 2 Jenderal dalam Kudeta Sudan: 61 Orang Tewas, Pertempuran RSF-Militer Meluas
loading...
A
A
A
KHARTOUM - Upaya kudeta di Sudan oleh kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah menewaskan 61 orang. Sekarang pertempuran antara kelompok tersebut dengan militer pemerintah terus meluas di seluruh negeri.
Kelompok Sudan Doctors’ Syndicate melaporkan 61 warga sipil tewas dan ratusan lainnya terluka sejak upaya kudeta diluncurkan.
Program Pangan Dunia PBB menghentikan operasinya di Sudan akhir pekan lalu setelah tiga pekerja bantuan tewas dalam bentrokan sengit antara RSF dan militer pemerintah.
Volker Perthes, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Sudan, menegaskan kembali pada hari Minggu bahwa pekerja bantuan internasional "bukan target", mengutuk pembunuhan tiga karyawan Program Pangan Dunia di Kabkabiya, Darfur Utara. Dua pekerja staf lainnya terluka parah.
"Saya juga sangat terkejut dengan laporan proyektil yang menghantam PBB dan bangunan kemanusiaan lainnya, serta laporan penjarahan gedung PBB dan kemanusiaan lainnya di beberapa lokasi di Darfur," kata Perthes.
"Tindakan kekerasan yang berulang ini mengganggu pengiriman bantuan penyelamat jiwa dan harus diakhiri," ujarnya, seperti dikutip AP, Senin (17/4/2023).
Pertempuran pecah di seluruh Sudan pada hari Sabtu setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan antara Angkatan Bersenjata Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel-Fattah Burhan, dan RSF yang dipimpin oleh Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo.
Kedua jenderal itu adalah mantan sekutu yang mengatur kudeta militer pada 2021 yang menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat.
Kedutaan Besar AS di Sudan pada hari Sabtu mengirimkan pemberitahuan untuk stafnya di Khartoum agar berlindung. Ibu Kota Sudan ini dihuni lebih dari lima juta orang.
Kelompok Sudan Doctors’ Syndicate melaporkan 61 warga sipil tewas dan ratusan lainnya terluka sejak upaya kudeta diluncurkan.
Program Pangan Dunia PBB menghentikan operasinya di Sudan akhir pekan lalu setelah tiga pekerja bantuan tewas dalam bentrokan sengit antara RSF dan militer pemerintah.
Volker Perthes, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Sudan, menegaskan kembali pada hari Minggu bahwa pekerja bantuan internasional "bukan target", mengutuk pembunuhan tiga karyawan Program Pangan Dunia di Kabkabiya, Darfur Utara. Dua pekerja staf lainnya terluka parah.
"Saya juga sangat terkejut dengan laporan proyektil yang menghantam PBB dan bangunan kemanusiaan lainnya, serta laporan penjarahan gedung PBB dan kemanusiaan lainnya di beberapa lokasi di Darfur," kata Perthes.
"Tindakan kekerasan yang berulang ini mengganggu pengiriman bantuan penyelamat jiwa dan harus diakhiri," ujarnya, seperti dikutip AP, Senin (17/4/2023).
Pertempuran pecah di seluruh Sudan pada hari Sabtu setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan antara Angkatan Bersenjata Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel-Fattah Burhan, dan RSF yang dipimpin oleh Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo.
Kedua jenderal itu adalah mantan sekutu yang mengatur kudeta militer pada 2021 yang menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat.
Kedutaan Besar AS di Sudan pada hari Sabtu mengirimkan pemberitahuan untuk stafnya di Khartoum agar berlindung. Ibu Kota Sudan ini dihuni lebih dari lima juta orang.