Moskow: Polandia Akan Lenyap Jika Rusia-NATO Perang Langsung!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Moskow mengeklaim Polandia akan lenyap jika perang langsung terjadi antara Rusia dan NATO, terlepas dari hasilnya.
Klaim itu disampaikan Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. Dia menanggapi pernyataan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang mengungkapkan keyakinan bahwa aliansi Barat akan memenangkan konflik semacam itu.
Morawiecki, yang saat ini mengunjungi Amerika Serikat (AS), mengomentari konflik Ukraina dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada hari Jumat (14/4/2023).
Pembawa acara Kristen Welker bertanya apakah dia khawatir bahwa serangan Ukraina di luar wilayahnya berisiko perang yang lebih luas, menyeret Polandia ke dalam konflik.
PM Morawiecki menjawab bahwa dia tidak khawatir. "Karena ini akan menjadi perang antara Rusia dan NATO, dan Rusia akan kalah dalam perang ini dengan sangat cepat," katanya.
“Mereka percaya bahwa berperang dengan Ukraina berarti mereka berperang dengan Barat dan berperang dengan NATO, padahal faktanya adalah bahwa kami hanya mendukung negara yang diinvasi secara brutal," lanjut Morawiecki.
Medvedev, yang merupakan mantan Presiden Rusia, men-tweet sebagai tanggapan bahwa dia tidak begitu yakin tentang pihak mana yang akan menang. “Tetapi mengingat peran Polandia sebagai pos terdepan NATO di Eropa, negara ini pasti akan lenyap bersama kebodohan Perdana Menteri," paparnya.
Pejabat Rusia itu sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan eskalasi konflik Ukraina, yang dianggap Moskow sebagai perang proksi melawannya oleh AS dan sekutunya.
Jika itu terjadi, kata Medvedev, permusuhan bisa menjadi perang nuklir, dan semua pihak akan dirugikan secara dahsyat.
Morawiecki adalah salah satu kritikus Rusia yang paling lantang dan keterlibatannya di Ukraina. Dia mengeklaim Rusia mirip dengan Nazi Jerman dalam tujuan dan metodenya, dan menuduh negara-negara di Uni Eropa yang tidak sepenuhnya mendukung Ukraina, menenangkan Moskow.
Selama kunjungannya ke AS, pemimpin Polandia itu menyampaikan pidato di Atlantic Council, sebuah think-tank pro-NATO, di mana dia menegaskan kembali kasusnya untuk berinvestasi di Ukraina. Jika Kiev kalah, klaimnya, "zaman keemasan" Barat bisa berakhir.
Klaim itu disampaikan Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. Dia menanggapi pernyataan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang mengungkapkan keyakinan bahwa aliansi Barat akan memenangkan konflik semacam itu.
Morawiecki, yang saat ini mengunjungi Amerika Serikat (AS), mengomentari konflik Ukraina dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada hari Jumat (14/4/2023).
Pembawa acara Kristen Welker bertanya apakah dia khawatir bahwa serangan Ukraina di luar wilayahnya berisiko perang yang lebih luas, menyeret Polandia ke dalam konflik.
PM Morawiecki menjawab bahwa dia tidak khawatir. "Karena ini akan menjadi perang antara Rusia dan NATO, dan Rusia akan kalah dalam perang ini dengan sangat cepat," katanya.
“Mereka percaya bahwa berperang dengan Ukraina berarti mereka berperang dengan Barat dan berperang dengan NATO, padahal faktanya adalah bahwa kami hanya mendukung negara yang diinvasi secara brutal," lanjut Morawiecki.
Medvedev, yang merupakan mantan Presiden Rusia, men-tweet sebagai tanggapan bahwa dia tidak begitu yakin tentang pihak mana yang akan menang. “Tetapi mengingat peran Polandia sebagai pos terdepan NATO di Eropa, negara ini pasti akan lenyap bersama kebodohan Perdana Menteri," paparnya.
Pejabat Rusia itu sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan eskalasi konflik Ukraina, yang dianggap Moskow sebagai perang proksi melawannya oleh AS dan sekutunya.
Jika itu terjadi, kata Medvedev, permusuhan bisa menjadi perang nuklir, dan semua pihak akan dirugikan secara dahsyat.
Morawiecki adalah salah satu kritikus Rusia yang paling lantang dan keterlibatannya di Ukraina. Dia mengeklaim Rusia mirip dengan Nazi Jerman dalam tujuan dan metodenya, dan menuduh negara-negara di Uni Eropa yang tidak sepenuhnya mendukung Ukraina, menenangkan Moskow.
Selama kunjungannya ke AS, pemimpin Polandia itu menyampaikan pidato di Atlantic Council, sebuah think-tank pro-NATO, di mana dia menegaskan kembali kasusnya untuk berinvestasi di Ukraina. Jika Kiev kalah, klaimnya, "zaman keemasan" Barat bisa berakhir.
(mas)