Mesir Disebut Bakal Kirim 40.000 Roket ke Rusia, Kremlin: Itu Laporan Palsu

Rabu, 12 April 2023 - 02:55 WIB
loading...
Mesir Disebut Bakal...
Kremlin menolak laporan yang sebut Mesir akan memasok Rusia dengan 40.000 roket secara diam-diam. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Rusia telah menolak klaim bahwa mereka berencana untuk mendapatkan 40.000 roket secara diam-diam dari Mesir. Klaim itu berasal dari dokumen intelijen militer Amerika Serikat (AS) yang bocor.

“Ini terlihat seperti cerita palsu lainnya, karena ada banyak di antaranya hari ini [di media]. Begitulah seharusnya seseorang memperlakukan laporan semacam itu,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

The Washington Post, mengutip bocoran dokumen intelijen Pentagon, melaporkan bahwa Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah memerintahkan produksi hingga 40.000 roket sehingga dapat dikirim secara diam-diam ke Rusia.



El-Sisi, lanjut laporan itu, mengatakan kepada para pejabatnya bahwa operasi itu harus dirahasiakan untuk menghindari masalah dengan Barat. Selain roket, laporan itu menyebut bahwa Kairo juga rencana untuk memasok Moskow dengan peluru artileri dan bubuk mesiu.

Menurut Washington Post, dokumen itu termasuk di antara banyak dokumen rahasia Pentagon yang dibocorkan secara online awal tahun ini dan digali oleh berbagai media pekan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid mengatakan kepada Washington Post bahwa Kairo tetap berkomitmen untuk tidak terlibat dalam konflik Ukraina. "Dan akan menjaga jarak yang sama dengan kedua belah pihak," katanya.

“Kami terus mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan dan mencapai solusi politik melalui negosiasi,” ujar Zeid, yang dilansir Rabu (12/4/2023).

Sementara itu, Al Qahera News—mengutip seorang pejabat Mesir—menyebutkan bahwa laporan Washington Post adalah "omong kosong yang tidak berdasarkan kebenaran."

Mesir telah mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow sejak era Soviet dan merupakan salah satu pembeli utama senjata Rusia.

Pada saat yang sama, negara tersebut memiliki hubungan baik dengan AS, karena kedua negara memiliki sejarah kerja sama keamanan yang sama. AS juga telah memberikan bantuan militer ke Mesir.

AS dan sekutunya telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia atas konflik Ukraina, yang bertujuan untuk memangkas pendapatan ekspornya.

Sergey Chemezov—kepala perusahaan negara Rusia Rostec, yang mengawasi pekerjaan beberapa produsen pertahanan—mengatakan pada bulan Januari bahwa produksi amunisi telah meningkat secara substansial. "Pembicaraan...tentang Rusia yang kehabisan roket adalah omong kosong," katanya.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2464 seconds (0.1#10.140)