Dokter-dokter Jerman Berpose Telanjang Memprotes Kekurangan APD
loading...
A
A
A
Sebuah studi baru-baru ini oleh asosiasi asuransi kesehatan Jerman menemukan bahwa para dokter kekurangan lebih dari 100 juta masker sekali pakai, hampir 50 juta masker saringan, lebih dari 60 juta celemek sekali pakai, dan sejumlah sarung tangan sekali pakai yang serupa.
Permintaan untuk APD sangat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, di mana North Rhine Westphalia dan Bavaria termasuk yang paling membutuhkan.
Marc-Pierre Möll, kepala eksekutif Asosiasi Teknologi Medis Jerman, meminta pemerintah untuk mendukung peningkatan produksi domestik yang terstruktur.
"Jika organisasi seperti itu diinginkan secara politis dan ada jumlah yang terjamin untuk harga yang wajar, tidak akan ada kesulitan," kata Möll kepada media Jerman.
Pemerintah telah menanggapi dengan mengatakan pihaknya berencana untuk memusatkan pengadaan APD. Dalam feed Twitter-nya @BlankeBedenken, kelompok protes mengatakan Jerman mengklaim memiliki sumber daya yang baik dalam pertarungan melawan COVID-19.
"Tapi pakaian pelindung, desinfektan, dan masker sekali pakai tidak tersedia segera. Terlepas dari kekhawatiran tentang mereka dan pasien mereka yang tidak cukup terlindungi dari tertular virus, di seluruh negeri dokter dan tim mereka merawat orang," tulis kelompok dokter tersebut.
Lihat Juga: Karyawan Bank Tak Sengaja Transfer Rp3,7 Triliun karena Tertidur di Atas Keyboard, Begini Nasibnya
Permintaan untuk APD sangat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, di mana North Rhine Westphalia dan Bavaria termasuk yang paling membutuhkan.
Marc-Pierre Möll, kepala eksekutif Asosiasi Teknologi Medis Jerman, meminta pemerintah untuk mendukung peningkatan produksi domestik yang terstruktur.
"Jika organisasi seperti itu diinginkan secara politis dan ada jumlah yang terjamin untuk harga yang wajar, tidak akan ada kesulitan," kata Möll kepada media Jerman.
Pemerintah telah menanggapi dengan mengatakan pihaknya berencana untuk memusatkan pengadaan APD. Dalam feed Twitter-nya @BlankeBedenken, kelompok protes mengatakan Jerman mengklaim memiliki sumber daya yang baik dalam pertarungan melawan COVID-19.
"Tapi pakaian pelindung, desinfektan, dan masker sekali pakai tidak tersedia segera. Terlepas dari kekhawatiran tentang mereka dan pasien mereka yang tidak cukup terlindungi dari tertular virus, di seluruh negeri dokter dan tim mereka merawat orang," tulis kelompok dokter tersebut.
Lihat Juga: Karyawan Bank Tak Sengaja Transfer Rp3,7 Triliun karena Tertidur di Atas Keyboard, Begini Nasibnya
(min)