Dokter-dokter Jerman Berpose Telanjang Memprotes Kekurangan APD
loading...
A
A
A
BERLIN - Sekelompok dokter Jerman berpose telanjang sebagai protes atas kekurangan pakaian dan peralatan pelindung diri (ADP). Kekurangan peralatan itu membuat mereka berisiko terinfeksi virus corona baru atau COVID-19.
Mereka menamai aksi protesnya "Blanke Bedenken" atau "Naked Qualms". Kelompok dokter itu merasa berisiko terpapar COVID-19 dan menyatakan permintaan mereka untuk bantuan APD selama beberapa bulan tidak diindahkan.
Ruben Bernau, seorang dokter umum yang tergabung dalam kelompok itu, mengatakan kepada Ă„rztezeitung bahwa dia dan timnya tidak cukup diperlengkapi diri untuk menghadapi virus corona baru. "Ketelanjangan adalah simbol betapa rapuhnya kita tanpa perlindungan," katanya, yang dilansir The Guardian, Selasa (28/4/2020).
Para dokter berpose dalam praktik mereka, seperti berlindung di balik file, berpose di toilet, di sekitar peralatan medis, dan di blok resep.
Christian Rechtenwald, yang juga berpraktik sebagai dokter umum, mengatakan kelompoknya terinspirasi oleh tindakan seorang dokter Prancis, Alain Colombié, yang difoto telanjang dalam praktiknya setelah menggambarkan dirinya dan sesama dokter sebagai "umpan meriam" dalam perang melawan pandemi COVID-19.
"Tentu saja kami ingin terus merawat pasien yang masih perlu menerima pemeriksaan dekat," imbuh dokter umum lainnya, Jana Husemann. Untuk itu, dia membutuhkan APD yang tepat.
Seorang dokter mengatakan dia terlatih untuk menjahit luka dan bertanya; “Mengapa saya sekarang harus menjahit masker wajah saya sendiri?”
Dokter Jerman telah berulang kali meminta lebih banyak APD sejak munculnya virus corona baru di Jerman pada akhir Januari.
Perusahaan Jerman yang membuat APD telah meningkatkan kapasitas produksi mereka tetapi tidak mampu memenuhi permintaan. Praktik medis, klinik dan panti jompo telah sering meminta masker, kacamata, sarung tangan dan celemek filter dan mengatakan kebutuhan mereka hampir tidak terpenuhi.
Staf medis juga telah melaporkan pencurian yang meluas terhadap desinfektan dan masker dari rumah sakit. Polisi menyalahkan geng kriminal terorganisir atas kasus-kasus tersebut. Akibatnya, banyak rumah sakit meningkatkan keamanannya.
Mereka menamai aksi protesnya "Blanke Bedenken" atau "Naked Qualms". Kelompok dokter itu merasa berisiko terpapar COVID-19 dan menyatakan permintaan mereka untuk bantuan APD selama beberapa bulan tidak diindahkan.
Ruben Bernau, seorang dokter umum yang tergabung dalam kelompok itu, mengatakan kepada Ă„rztezeitung bahwa dia dan timnya tidak cukup diperlengkapi diri untuk menghadapi virus corona baru. "Ketelanjangan adalah simbol betapa rapuhnya kita tanpa perlindungan," katanya, yang dilansir The Guardian, Selasa (28/4/2020).
Para dokter berpose dalam praktik mereka, seperti berlindung di balik file, berpose di toilet, di sekitar peralatan medis, dan di blok resep.
Christian Rechtenwald, yang juga berpraktik sebagai dokter umum, mengatakan kelompoknya terinspirasi oleh tindakan seorang dokter Prancis, Alain Colombié, yang difoto telanjang dalam praktiknya setelah menggambarkan dirinya dan sesama dokter sebagai "umpan meriam" dalam perang melawan pandemi COVID-19.
"Tentu saja kami ingin terus merawat pasien yang masih perlu menerima pemeriksaan dekat," imbuh dokter umum lainnya, Jana Husemann. Untuk itu, dia membutuhkan APD yang tepat.
Seorang dokter mengatakan dia terlatih untuk menjahit luka dan bertanya; “Mengapa saya sekarang harus menjahit masker wajah saya sendiri?”
Dokter Jerman telah berulang kali meminta lebih banyak APD sejak munculnya virus corona baru di Jerman pada akhir Januari.
Perusahaan Jerman yang membuat APD telah meningkatkan kapasitas produksi mereka tetapi tidak mampu memenuhi permintaan. Praktik medis, klinik dan panti jompo telah sering meminta masker, kacamata, sarung tangan dan celemek filter dan mengatakan kebutuhan mereka hampir tidak terpenuhi.
Staf medis juga telah melaporkan pencurian yang meluas terhadap desinfektan dan masker dari rumah sakit. Polisi menyalahkan geng kriminal terorganisir atas kasus-kasus tersebut. Akibatnya, banyak rumah sakit meningkatkan keamanannya.