Kremlin Tuding Ukraina di Balik Pembunuhan Blogger Militer Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengklaim pembunuhan blogger militer Vladlen Tatarsky oleh ledakan kafe di kota St. Petersburg pada akhir pekan lalu telah direncanakan oleh dinas khusus Ukraina .
“Ini adalah aksi teroris, kami telah melihat pernyataan NAK (Komite Nasional Antiterorisme). Sekarang tahap aktif penyelidikan sedang berlangsung, kami melihat langkah-langkah yang cukup gencar untuk menahan para tersangka,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Bagaimanapun, mari bersabar dan tunggu pernyataan dari layanan khusus kami yang bekerja di sana,” lanjut Peskov, dalam jumpa pers, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Menanggapi pertanyaan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin diberitahu tentang topik tersebut, Peskov mengatakan Putin segera diberi tahu.
"Kami berharap pemulihan yang cepat bagi mereka yang menderita akibat serangan teroris ini dan, tentu saja, kami turut berduka cita dengan keluarga dan teman (Maxim) Fomin, yang meninggal akibat serangan teroris ini," tambahnya.
Sebelumnya pada hari itu, NAK mengklaim bahwa ledakan yang menewaskan Tatarsky "direncanakan" oleh dinas khusus Ukraina.
“Tindakan teroris yang dilakukan pada 2 April di St. Petersburg terhadap jurnalis terkenal Vladlen Tatarsky direncanakan oleh layanan khusus Ukraina dengan melibatkan agen dari antara orang-orang yang bekerja sama dengan apa yang disebut Dana Antikorupsi Navalny, di antaranya (Daria) Trepova yang ditahan adalah pendukung aktif,” demikian pernyataan NAK yang dibaca di jejaring sosial Rusia VK.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kemudian mengomentari ledakan itu, mengatakan wartawan Rusia terus-menerus menghadapi ancaman kekerasan dari Ukraina dan Barat.
“Jurnalis dilecehkan, dicap dengan tanda khusus pada platform digital monopoli internet AS, dan dikucilkan oleh media Barat. Semua ini secara diam-diam diabaikan oleh organisasi internasional terkait, yang perilakunya tidak dapat lagi ditafsirkan sebagai apa pun selain menjadi calo, jika bukan keterlibatan,” klaim Zakharova.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
“Ini adalah aksi teroris, kami telah melihat pernyataan NAK (Komite Nasional Antiterorisme). Sekarang tahap aktif penyelidikan sedang berlangsung, kami melihat langkah-langkah yang cukup gencar untuk menahan para tersangka,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Bagaimanapun, mari bersabar dan tunggu pernyataan dari layanan khusus kami yang bekerja di sana,” lanjut Peskov, dalam jumpa pers, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Menanggapi pertanyaan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin diberitahu tentang topik tersebut, Peskov mengatakan Putin segera diberi tahu.
"Kami berharap pemulihan yang cepat bagi mereka yang menderita akibat serangan teroris ini dan, tentu saja, kami turut berduka cita dengan keluarga dan teman (Maxim) Fomin, yang meninggal akibat serangan teroris ini," tambahnya.
Sebelumnya pada hari itu, NAK mengklaim bahwa ledakan yang menewaskan Tatarsky "direncanakan" oleh dinas khusus Ukraina.
“Tindakan teroris yang dilakukan pada 2 April di St. Petersburg terhadap jurnalis terkenal Vladlen Tatarsky direncanakan oleh layanan khusus Ukraina dengan melibatkan agen dari antara orang-orang yang bekerja sama dengan apa yang disebut Dana Antikorupsi Navalny, di antaranya (Daria) Trepova yang ditahan adalah pendukung aktif,” demikian pernyataan NAK yang dibaca di jejaring sosial Rusia VK.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kemudian mengomentari ledakan itu, mengatakan wartawan Rusia terus-menerus menghadapi ancaman kekerasan dari Ukraina dan Barat.
“Jurnalis dilecehkan, dicap dengan tanda khusus pada platform digital monopoli internet AS, dan dikucilkan oleh media Barat. Semua ini secara diam-diam diabaikan oleh organisasi internasional terkait, yang perilakunya tidak dapat lagi ditafsirkan sebagai apa pun selain menjadi calo, jika bukan keterlibatan,” klaim Zakharova.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)