Pelaku Penembakan Massal Nashville Tulis Manifesto, Ini Isinya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pihak berwenang mengungkapkan pelaku penembakan massal di sekolah Nashville, Amerika Serikat (AS), Audrey Hale menulis sebuah manifesto sebelum melakukan serangan yang menargetkan sebuah sekolah dasar.
Sedikitnya tiga anak dan tiga orang dewasa tewas dalam penembakan massal di Sekolah Kovenan Nashville pada Senin pagi waktu setempat. Polisi yang merespons tempat kejadian juga membunuh penembak, yang kemudian diidentifikasi sebagai Audrey Hale yang berusia 28 tahun.
Kepala Polisi Nashville John Drake selama jumpa pers mengatakan bahwa penyelidik telah menetapkan bahwa Hale adalah mantan siswa di sekolah itu. Pencarian pasca-penembakan di kediaman Hale mengungkap peta sekolah dan manifesto yang mengungkapkan bahwa penembakan itu telah direncanakan dengan cermat.
"Kami memiliki manifesto," kata Drake kepada wartawan.
"Kami memiliki beberapa tulisan yang akan kami bahas yang berkaitan dengan tanggal ini, kejadian sebenarnya. Kami memiliki peta yang menggambarkan bagaimana semua ini akan terjadi," imbuhnya.
"Saat ini ada teori yang mungkin bisa kita bicarakan nanti, tapi belum dikonfirmasi," tambahnya.
"Jadi, kami akan mengeluarkannya secepat mungkin," tegasnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (28/3/2023).
Drake mengatakan bahwa Hale datang dengan beberapa butir amunisi dan bersiap untuk melakukan lebih banyak kerusakan daripada yang sebenarnya dilakukan. Ia berhasil dihentikan untuk melakukan pertumpahan darah lebih lanjut setelah ditembak mati oleh petugas yang merespons laporan tersebut.
"Ada peta sekolah yang digambar, secara mendetail — pengawasan, titik masuk, dan sebagainya," ungkap Drake.
Sedikitnya tiga anak dan tiga orang dewasa tewas dalam penembakan massal di Sekolah Kovenan Nashville pada Senin pagi waktu setempat. Polisi yang merespons tempat kejadian juga membunuh penembak, yang kemudian diidentifikasi sebagai Audrey Hale yang berusia 28 tahun.
Kepala Polisi Nashville John Drake selama jumpa pers mengatakan bahwa penyelidik telah menetapkan bahwa Hale adalah mantan siswa di sekolah itu. Pencarian pasca-penembakan di kediaman Hale mengungkap peta sekolah dan manifesto yang mengungkapkan bahwa penembakan itu telah direncanakan dengan cermat.
"Kami memiliki manifesto," kata Drake kepada wartawan.
"Kami memiliki beberapa tulisan yang akan kami bahas yang berkaitan dengan tanggal ini, kejadian sebenarnya. Kami memiliki peta yang menggambarkan bagaimana semua ini akan terjadi," imbuhnya.
"Saat ini ada teori yang mungkin bisa kita bicarakan nanti, tapi belum dikonfirmasi," tambahnya.
"Jadi, kami akan mengeluarkannya secepat mungkin," tegasnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (28/3/2023).
Drake mengatakan bahwa Hale datang dengan beberapa butir amunisi dan bersiap untuk melakukan lebih banyak kerusakan daripada yang sebenarnya dilakukan. Ia berhasil dihentikan untuk melakukan pertumpahan darah lebih lanjut setelah ditembak mati oleh petugas yang merespons laporan tersebut.
"Ada peta sekolah yang digambar, secara mendetail — pengawasan, titik masuk, dan sebagainya," ungkap Drake.