Mengenal Muslim Hui yang Diidentifikasi China sebagai Ancaman

Senin, 27 Maret 2023 - 13:44 WIB
loading...
Mengenal Muslim Hui...
Komunitas muslim Hui yang mulai diidentifikasi China sebagai ancaman. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Muslim Hui merupakan salah satu etnis Islam yang kini mulai diidentifikasi sebagai ancaman oleh China .

Karenanya, pemerintah China kerap menerbitkan aturan-aturan kontroversial yang bertentangan dengan kebebasan beragama. Peraturan terbarunya ialah larangan bagi muslim untuk berpuasa Ramadan.

Melansir dari Radio Free Asia, larangan puasa Ramadan ini ditunjukkan bagi dua etnis muslim besar yang berada di China; Uighur dan Hui.

Berbeda dari etnis Uighur yang sering mendapat diskriminasi dari pemerintah Beijing, muslim Hui termasuk ke dalam etnis yang selalu dekat dan mendapat perlindungan dari suku asli China.



Sayangnya perlindungan tersebut tidak berlaku pada aturan larangan puasa Ramadan ini. Pemerintah Beijing telah menganggap para etnis muslim yang ada di China sebagai ancaman yang harus diselesaikan lewat asimilasi paksa.

Sehingga seluruh budaya Islam yang ada di China akan dihapuskan dan seluruh masyarakatnya hanya menganut budaya yang ditetapkan oleh pemerintah. Aturan ini hampir sama dengan yang telah lama diterapkan Korea Utara.

Kondisi Muslim Hui di China

Berbeda dari Uighur yang hanya berada di Xinjiang, muslim Hui tidaklah dibatasi oleh wilayah. Mereka tinggal di berbagai sudut kota China dan membaur dengan penduduk asli.

Kelompok muslim Hui bisa dibilang unik lantaran mereka mewakili satu-satunya dari 56 kelompok kebangsaan yang ditunjuk secara resmi di China yang agamanya adalah salah satu pemersatu identitas.

Muslim Hui juga menggunakan bahasa Mandarin dan menganggapnya sebagai "Bahasa Ibu". Selain itu, mereka juga telah mulai melakukan asimilasi dengan suku Han (Suku asli China).

Masjid-masjid mereka, perpaduan harmonis antara arsitektur dinasti China tradisional dengan motif Islam, adalah manifestasi sempurna dari asimilasi muslim Hui.

Membaurnya etnis inilah yang membuatnya berbeda dengan Uighur yang lebih tertutup. Hal inilah yang membuat Uighur diidentifikasi sebagai kaum “teroris” dan dijauhi oleh suku asli China.

Meski telah berbaur dan mendapat kepercayaan dari publik sekitar, tak lantas membuat jalan umat muslim Hui lancar untuk tetap menjalankan ajaran dan kepercayaan mereka.

Muslim Hui kerap kali mendapat perlakuan diskriminatif terutama terkait aturan tentang hal-hal berbau keagamaan dari pemerintah Beijing.

Misalnya saja seperti aturan puasa di bulan Ramadhan di atas. Pemberlakuan aturan yang berkaitan dengan kebebasan beragama tersebut rupanya bukanlah yang pertama kali.

Dilansir dari Eurasian Times, di tahun 2018, China sempat memberlakukan gerakan anti-Islam yang membuat muslim Hui tak dapat beribadah di masjid di hari Jumat. Tujuan diberlakukannya aturan ini kala itu adalah untuk mengekang pertumbuhan "Islamisasi" dan "Arabisasi".

Setahun setelahnya, etnis muslim Hui mulai takut akan diperlakukan seperti Uighur.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0932 seconds (0.1#10.140)