Negara-negara Timur Tengah Kecam Pembakaran Al-Quran di Denmark
loading...
A
A
A
"Tindakan provokatif baru ini, yang terjadi di bulan suci Ramadan, berisiko menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia," Kementerian Luar Negeri Kuwait memperingatkan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Mena.
Kementerian Luar Negeri Kuwait pun menyerukan pertanggungjawaban pelaku tindakan tersebut dan untuk memastikan bahwa kebebasan berekspresi tidak digunakan untuk menyinggung Islam atau agama lain.
Sedangkan Turki mengutuk dengan keras apa yang disebutnya sebagai serangan keji terhadap kitab suci umat Islam, al-Quran, dan benderanya di Denmark.
Mencela insiden Jumat malam sebagai "kejahatan kebencian", Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan: "Memberikan izin untuk tindakan keji ini, yang merupakan kejahatan rasial, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima."
"Tindakan ini, yang dilakukan di (bulan suci umat Islam) Ramadhan, sekali lagi dengan jelas mengungkapkan bahwa Islamofobia, diskriminasi, dan xenofobia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Eropa dan tidak ada pelajaran yang diambil dari masa lalu," tambahnya seperti dikutip dari Anadolu.
Kementerian mendesak otoritas Denmark untuk mengambil tindakan segera terhadap para pelaku, bersama dengan langkah-langkah konkret untuk mencegah provokasi lebih lanjut yang mengancam keharmonisan sosial dan hidup berdampingan secara damai.
Kementerian Pertahanan Nasional Turki juga mengutuk yang disebutnya sebagai serangan keji, biadab, dan menjijikkan di Denmark yang menargetkan al-Quran dan bendera Turki.
Kementerian itu menambahkan sikap salah Denmark ini, yang juga merupakan sekutu NATO, bertentangan dengan semangat aliansi dan nilai-nilai universal.
"Denmark harus segera menemukan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan rasial ini," kata Kementerian Pertahanan Turki.
Kementerian Luar Negeri Kuwait pun menyerukan pertanggungjawaban pelaku tindakan tersebut dan untuk memastikan bahwa kebebasan berekspresi tidak digunakan untuk menyinggung Islam atau agama lain.
Sedangkan Turki mengutuk dengan keras apa yang disebutnya sebagai serangan keji terhadap kitab suci umat Islam, al-Quran, dan benderanya di Denmark.
Mencela insiden Jumat malam sebagai "kejahatan kebencian", Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan: "Memberikan izin untuk tindakan keji ini, yang merupakan kejahatan rasial, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima."
"Tindakan ini, yang dilakukan di (bulan suci umat Islam) Ramadhan, sekali lagi dengan jelas mengungkapkan bahwa Islamofobia, diskriminasi, dan xenofobia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Eropa dan tidak ada pelajaran yang diambil dari masa lalu," tambahnya seperti dikutip dari Anadolu.
Kementerian mendesak otoritas Denmark untuk mengambil tindakan segera terhadap para pelaku, bersama dengan langkah-langkah konkret untuk mencegah provokasi lebih lanjut yang mengancam keharmonisan sosial dan hidup berdampingan secara damai.
Kementerian Pertahanan Nasional Turki juga mengutuk yang disebutnya sebagai serangan keji, biadab, dan menjijikkan di Denmark yang menargetkan al-Quran dan bendera Turki.
Kementerian itu menambahkan sikap salah Denmark ini, yang juga merupakan sekutu NATO, bertentangan dengan semangat aliansi dan nilai-nilai universal.
"Denmark harus segera menemukan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan rasial ini," kata Kementerian Pertahanan Turki.