Xi Jinping Undang Presiden Rusia Vladimir Putin Kunjungi China
loading...
A
A
A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping yang berada di Rusia dalam kunjungan kenegaraan, mengundang tuan rumahnya Presiden Vladimir Putin mengunjungi Beijing.
Xi ingin Putin dapat berkunjung pada akhir tahun ini atau kapan pun dia dapat melakukan perjalanan tersebut.
Xi mengumumkan undangan tersebut selama pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Mishustin, yang juga dia minta datang ke China.
“Pemimpin China mengatakan dia telah menyampaikan undangannya kepada Putin pada Senin (20/3/2023), hari pertama dari perjalanan tiga harinya ke Rusia,” ungkap laporan media lokal pada Selasa (21/3/2023).
“Pemimpin Rusia bisa datang sesukanya,” ungkap Xi Jinping.
Presiden China yang berkunjung itu juga mengharapkan presiden Rusia berada di China akhir tahun ini untuk Forum Belt and Road untuk Kerjasama Internasional ketiga, menurut Xi.
Xi mencatat Putin telah mengambil bagian dalam dua acara sebelumnya, pada 2017 dan 2019.
Belt and Road adalah inisiatif unggulan China bernilai miliaran dolar untuk investasi infrastruktur negara lain, yang diharapkan Beijing akan secara signifikan meningkatkan perdagangan internasional. Xi pertama kali mengusulkannya pada 2013.
Xi ingin Putin dapat berkunjung pada akhir tahun ini atau kapan pun dia dapat melakukan perjalanan tersebut.
Xi mengumumkan undangan tersebut selama pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Mishustin, yang juga dia minta datang ke China.
“Pemimpin China mengatakan dia telah menyampaikan undangannya kepada Putin pada Senin (20/3/2023), hari pertama dari perjalanan tiga harinya ke Rusia,” ungkap laporan media lokal pada Selasa (21/3/2023).
“Pemimpin Rusia bisa datang sesukanya,” ungkap Xi Jinping.
Presiden China yang berkunjung itu juga mengharapkan presiden Rusia berada di China akhir tahun ini untuk Forum Belt and Road untuk Kerjasama Internasional ketiga, menurut Xi.
Xi mencatat Putin telah mengambil bagian dalam dua acara sebelumnya, pada 2017 dan 2019.
Belt and Road adalah inisiatif unggulan China bernilai miliaran dolar untuk investasi infrastruktur negara lain, yang diharapkan Beijing akan secara signifikan meningkatkan perdagangan internasional. Xi pertama kali mengusulkannya pada 2013.