Pemimpin Chechnya Murka Al-Quran Dibakar Tentara Berseragam Ukraina, Tawarkan Hadiah Besar
loading...
A
A
A
CHECHNYA - Pemimpin Republik Chechnya Rusia Ramzan Kadyrov murka menanggapi video viral yang menunjukkan tentara berseragam Ukraina membakar Al-Quran.
Kadyrov langsung menawarkan hadiah yang murah hati untuk "penghapusan" prajurit Ukraina yang terekam dalam video sedang menodai Alquran.
Rekaman yang diposting ulang oleh pejabat Rusia, menunjukkan dua pria yang tampak seperti seragam militer Ukraina menggunakan halaman dari kitab suci umat Islam untuk menyalakan api.
Diunggah ke Telegram pada Jumat, Kadyrov bersikeras, “Hanya mengeluarkan kecaman resmi atas tindakan hama Ukraina yang baru-baru ini membakar halaman-halaman dari Alquran tidak akan cukup.”
“Saya mengumumkan hadiah lima juta rubel (Rp1 miliar) untuk membasmi sampah ini,” tulis Kadyrov.
Dia menambahkan, hadiahnya akan dua kali lebih tinggi jika penoda Al-Quran itu ditangkap hidup-hidup.
Pemimpin Chechnya itu menekankan penghargaan tersebut dapat diklaim kapan saja di masa depan.
“Kapan pun itu terjadi, hari ini, besok, dalam setahun, uang akan menunggu. Dan tidak peduli siapa yang melakukannya: satu peleton, kelompok, satu orang, tetangga di parit, uangnya akan diserahkan sepenuhnya,” tegas dia.
Dalam postingan terpisah, Kadyrov bersumpah bahwa dia tidak akan membiarkan siapa pun memperlakukan teks suci Islam dengan tidak hormat.
Dia mengungkapkan harapan bahwa, “Hukuman Tuhan akan diberikan kepada para penghujat melalui prajurit kami yang ingin menghancurkan Anda lebih dari yang Anda inginkan untuk hidup.”
Menurut Kadyrov, rekaman terbaru mewakili ideologi negara Ukraina dan menggambarkan sifat "fasis-setan".
Dia juga menyatakan keraguan bahwa pria dalam video tersebut akan berani melakukan ini seandainya ada satu orang Chechnya atau Muslim di sekitarnya pada saat itu.
Pemimpin Chechnya itu juga mencemooh "orang-orang yang disebut Muslim yang diduga berperang sebagai bagian dari angkatan bersenjata Ukraina."
“Orang-orang seperti itu tidak memiliki alasan untuk memihak musuh Allah,” tegas Kadyrov.
Mengomentari video kontroversial tersebut, Ibrahim Aydin, seorang anggota parlemen dari partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki, mencirikan adegan di dalamnya sebagai "provokasi dan serangan terhadap agama kita."
Dia, bagaimanapun, menyatakan skeptis atas kebenaran rekaman tersebut, menyebut media sosial sebagai sumber yang tidak dapat diandalkan.
Sementara itu, perwakilan militer dan diplomat Ukraina pada Kamis membantah bahwa personel militer negara itu terlibat dalam insiden tersebut.
Kadyrov langsung menawarkan hadiah yang murah hati untuk "penghapusan" prajurit Ukraina yang terekam dalam video sedang menodai Alquran.
Rekaman yang diposting ulang oleh pejabat Rusia, menunjukkan dua pria yang tampak seperti seragam militer Ukraina menggunakan halaman dari kitab suci umat Islam untuk menyalakan api.
Diunggah ke Telegram pada Jumat, Kadyrov bersikeras, “Hanya mengeluarkan kecaman resmi atas tindakan hama Ukraina yang baru-baru ini membakar halaman-halaman dari Alquran tidak akan cukup.”
“Saya mengumumkan hadiah lima juta rubel (Rp1 miliar) untuk membasmi sampah ini,” tulis Kadyrov.
Dia menambahkan, hadiahnya akan dua kali lebih tinggi jika penoda Al-Quran itu ditangkap hidup-hidup.
Pemimpin Chechnya itu menekankan penghargaan tersebut dapat diklaim kapan saja di masa depan.
“Kapan pun itu terjadi, hari ini, besok, dalam setahun, uang akan menunggu. Dan tidak peduli siapa yang melakukannya: satu peleton, kelompok, satu orang, tetangga di parit, uangnya akan diserahkan sepenuhnya,” tegas dia.
Dalam postingan terpisah, Kadyrov bersumpah bahwa dia tidak akan membiarkan siapa pun memperlakukan teks suci Islam dengan tidak hormat.
Dia mengungkapkan harapan bahwa, “Hukuman Tuhan akan diberikan kepada para penghujat melalui prajurit kami yang ingin menghancurkan Anda lebih dari yang Anda inginkan untuk hidup.”
Menurut Kadyrov, rekaman terbaru mewakili ideologi negara Ukraina dan menggambarkan sifat "fasis-setan".
Dia juga menyatakan keraguan bahwa pria dalam video tersebut akan berani melakukan ini seandainya ada satu orang Chechnya atau Muslim di sekitarnya pada saat itu.
Pemimpin Chechnya itu juga mencemooh "orang-orang yang disebut Muslim yang diduga berperang sebagai bagian dari angkatan bersenjata Ukraina."
“Orang-orang seperti itu tidak memiliki alasan untuk memihak musuh Allah,” tegas Kadyrov.
Mengomentari video kontroversial tersebut, Ibrahim Aydin, seorang anggota parlemen dari partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki, mencirikan adegan di dalamnya sebagai "provokasi dan serangan terhadap agama kita."
Dia, bagaimanapun, menyatakan skeptis atas kebenaran rekaman tersebut, menyebut media sosial sebagai sumber yang tidak dapat diandalkan.
Sementara itu, perwakilan militer dan diplomat Ukraina pada Kamis membantah bahwa personel militer negara itu terlibat dalam insiden tersebut.
(sya)