Mengejutkan, Rusia Beri Pelatihan Militer pada Anak-anak di Crimea

Sabtu, 18 Maret 2023 - 13:00 WIB
loading...
Mengejutkan, Rusia Beri Pelatihan Militer pada Anak-anak di Crimea
Mengejutkan, Rusia Beri Pelatihan Militer pada Anak-anak di Crimea. FOTO/NY post
A A A
MOSKOW - Sebuah video baru yang mengejutkan dari Crimea menunjukkan upaya Rusia untuk merekrut dan mengindoktrinasi anak-anak dengan memaksa mereka melalui latihan militer . Materi yang diberikan termasuk pelajaran seni bela diri dan kelas penanganan senapan.

Dibagikan oleh media pemerintah Rusia, rekaman yang mengganggu itu menunjukkan seorang anak laki-laki dan perempuan di Simferopol, kota terbesar kedua di semenanjung itu, berlomba untuk merakit senapan serbu Kalashnikov di meja mereka, menurut laporan dari Business Insider.



Ketika keduanya selesai — dalam beberapa saat satu sama lain — siswa lain bertanya, "Siapa yang menang?" Kemudian video beralih ke sekelompok anak sekolah Krimea yang membawa senapan di tempat yang tampak seperti lobi sebuah gedung.

Mereka menjatuhkan senjata sesuai perintah, lalu menjalankan serangkaian teknik seni bela diri yang telah diatur sebelumnya, sambil berteriak

RIA Novosti, organisasi media Rusia, melaporkan bahwa para siswa tersebut adalah yang pertama menjalani pelatihan militer semacam itu.



“Sekarang, lebih dari 60 orang terlibat dalam seni bela diri, pelatihan bor, termasuk siswa taman kanak-kanak dan anak sekolah,” kata Vladimir Konstantinov, juru bicara Parlemen Republik Crimea. “Anak-anak menunjukkan minat yang besar dalam kegiatan,” lanjutnya.

Dmytro Lubinets, komisaris Parlemen Ukraina untuk hak asasi manusia, membenarkan cerita tersebut di Telegram, menurut Newsflare.

Kursus militer dasar serupa akan diluncurkan di sekolah-sekolah Rusia akhir tahun ini, Will Vernon, seorang jurnalis senior di biro berita BBC Moskow, mengatakan dalam sebuah tweet.

Kursus tersebut dianggap sebagai bagian terbaru dari upaya yang sedang berkembang untuk menyelipkan militer Rusia ke sekolah-sekolah di negara itu. Langkah tersebut dilakukan setelah invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada Februari 2022, kata Business Insider.



Putin mungkin membutuhkan rekrutan baru lebih cepat dari yang dia inginkan: Perkiraan korban dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional telah menempatkan kematian pertempuran Rusia antara 60.000 dan 70.000 pada tahun pertama perang.

Sebagai perbandingan, tentara Soviet kehilangan sekitar 15.000 tentara selama 10 tahun pertempuran di Afghanistan pada 1980-an.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1841 seconds (0.1#10.140)