Tentara Ukraina: Kami Dikirim Mati ke Bakhmut....
loading...
A
A
A
BAKHMUT - Para tentara Ukraina yang putus asa menyadari sejak awal bahwa mereka dikerahkan ke Bakhmut hanya untuk "dikirim mati".
Mereka mengeluh tidak memiliki artileri dan hanya menjadi sasaran tembak pasukan Rusia .
Bakhmut, kota kecil di timur Ukraina, telah menjadi medan pertempuran mengerikan saat pasukan Moskow mengintensifkan serangan selama musim dingin.
Meski militer Kiev dan media-media Barat menggambarkan "kerugian besar" di kubu militer Moskow, pasukan Ukraina telah berbicara tentang perjuangan putus asa mereka sendiri untuk bertahan hidup melawan stok artileri dan personel Rusia yang hampir tak terbatas.
“Ketika mereka mengantar kami ke Bakhmut, saya sudah tahu bahwa saya akan dikirim ke kematian,” kata seorang tentara Ukraina kepada The Kyiv Independent tanpa disebutkan namanya di dekat Kramatorsk, sekitar 25 km sebelah barat garis depan.
“(Rusia) terus menembaki kami, tetapi kami tidak memiliki artileri—jadi kami tidak memiliki apa pun untuk menyerang balik mereka,” imbuh Volodymyr, yang nama keluarganya dirahasiakan untuk melindungi identitasnya, yang dilansir Kamis (16/3/2023).
“Saya tidak tahu apakah saya akan kembali atau tidak. [Pasukan] kami baru saja terbunuh.”
Kemajuan Rusia sangat bergantung pada anggota kelompok tentara bayaran Wagner Group. Kelompok ini telah memperoleh keuntungan di Bakhmut.
Moskow pertama kali berusaha untuk memenangkan konflik brutal dengan mengerahkan serangan "gelombang manusia", menggunakan batalion narapidana, sebelum akhirnya mengirim pasukan tentara bayaran elite.
Itu terjadi setelah presiden Volodymyr Zelensky dan komando militer utamanya setuju untuk terus membela Bakhmut.
“Sayang sekali bahwa mungkin 90 persen kerugian kami berasal dari artileri—atau tank dan penerbangan. Dan apalagi (korban) dari baku tembak,” kata Valeriy, prajurit Ukraina lainnya, beberapa jam setelah meninggalkan Bakhmut.
Dia mengatakan hanya sedikit dari 27 anggota asli peletonnya yang keluar kota bersamanya, tetapi menjelaskan bahwa kebanyakan dari mereka terluka, bukan terbunuh.
“Rusia memiliki begitu banyak senjata, dan jumlahnya sangat banyak,” kata Valeriy. “Mereka menembaki kami sepanjang waktu. Terkadang, Anda mendengar (tembakan artileri) yang masuk setiap detik.”
Mereka mengeluh tidak memiliki artileri dan hanya menjadi sasaran tembak pasukan Rusia .
Bakhmut, kota kecil di timur Ukraina, telah menjadi medan pertempuran mengerikan saat pasukan Moskow mengintensifkan serangan selama musim dingin.
Meski militer Kiev dan media-media Barat menggambarkan "kerugian besar" di kubu militer Moskow, pasukan Ukraina telah berbicara tentang perjuangan putus asa mereka sendiri untuk bertahan hidup melawan stok artileri dan personel Rusia yang hampir tak terbatas.
“Ketika mereka mengantar kami ke Bakhmut, saya sudah tahu bahwa saya akan dikirim ke kematian,” kata seorang tentara Ukraina kepada The Kyiv Independent tanpa disebutkan namanya di dekat Kramatorsk, sekitar 25 km sebelah barat garis depan.
“(Rusia) terus menembaki kami, tetapi kami tidak memiliki artileri—jadi kami tidak memiliki apa pun untuk menyerang balik mereka,” imbuh Volodymyr, yang nama keluarganya dirahasiakan untuk melindungi identitasnya, yang dilansir Kamis (16/3/2023).
“Saya tidak tahu apakah saya akan kembali atau tidak. [Pasukan] kami baru saja terbunuh.”
Kemajuan Rusia sangat bergantung pada anggota kelompok tentara bayaran Wagner Group. Kelompok ini telah memperoleh keuntungan di Bakhmut.
Moskow pertama kali berusaha untuk memenangkan konflik brutal dengan mengerahkan serangan "gelombang manusia", menggunakan batalion narapidana, sebelum akhirnya mengirim pasukan tentara bayaran elite.
Itu terjadi setelah presiden Volodymyr Zelensky dan komando militer utamanya setuju untuk terus membela Bakhmut.
“Sayang sekali bahwa mungkin 90 persen kerugian kami berasal dari artileri—atau tank dan penerbangan. Dan apalagi (korban) dari baku tembak,” kata Valeriy, prajurit Ukraina lainnya, beberapa jam setelah meninggalkan Bakhmut.
Dia mengatakan hanya sedikit dari 27 anggota asli peletonnya yang keluar kota bersamanya, tetapi menjelaskan bahwa kebanyakan dari mereka terluka, bukan terbunuh.
“Rusia memiliki begitu banyak senjata, dan jumlahnya sangat banyak,” kata Valeriy. “Mereka menembaki kami sepanjang waktu. Terkadang, Anda mendengar (tembakan artileri) yang masuk setiap detik.”
(min)