Kecam Ancaman Nuklir Putin, Kelompok QUAD: Tidak Dapat Diterima!

Jum'at, 03 Maret 2023 - 18:04 WIB
loading...
Kecam Ancaman Nuklir Putin, Kelompok QUAD: Tidak Dapat Diterima!
Kelompok QUAD mengecam ancaman nuklir Presiden Rusia Vladimir Putin, menyebutnya tidak dapat diterima. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
NEW DELHI - Para Menteri Luar Negeri negara kelompok QUAD yaitu Amerika Serikat (AS), Jepang, India, dan Australia mengencam ancaman penggunaan senjata nuklir Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka menyebut hal itu tidak dapat diterima saat membahas invasi Rusia ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar menjadi tuan rumah bagi Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan mitra mereka dari Jepang dan Australia, Yoshimasa Hayashi serta Penny Wong, untuk pertemuan Dialog Keamanan Segiempat di New Delhi.

"Kami terus membahas tanggapan kami terhadap konflik di Ukraina dan penderitaan manusia yang sangat besar yang ditimbulkannya," kata anggota Quad dalam pernyataan bersamanya.



"Dan setuju bahwa penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari Nikkei, Jumat (3/3/2023).

Anggota Quad juga menggarisbawahi perlunya perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi di Ukraina sesuai dengan hukum internasional, termasuk Piagam PBB.

Keempat menteri menekankan bahwa tatanan global berbasis aturan harus menghormati kedaulatan, integritas wilayah, transparansi, dan penyelesaian sengketa secara damai.



Pernyataan yang disusun dengan hati-hati itu tidak menyebutkan nama Rusia. Dari kelompok Quad, India adalah satu-satunya yang tidak secara eksplisit mengutuk Moskow, sekutu lamanya dan pemasok senjata.

Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir utama dan meningkatkan kemungkinan untuk memulai kembali uji coba nuklir.

Akhir tahun lalu, dia mengatakan risiko perang nuklir semakin meningkat, meskipun dia juga bersumpah untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu dan menegaskan pemerintahnya tidak "gila".

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1889 seconds (0.1#10.140)