Vladimir Putin: Barat Gunakan Ekstremis untuk Melawan Rusia!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Barat tidak pernah menghindar untuk menggunakan ekstremis guna melawan Rusia dan melakukannya lagi selama konflik di Ukraina .
Dia mengeklaim bahwa badan intelijen Barat bertujuan untuk memulihkan sel-sel teroris di dalam wilayah Rusia.
"Melawan ancaman teroris ini tetap menjadi tugas mendesak bagi negara," kata Putin saat memimpin rapat Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia di Moskow pada hari Selasa.
“Selama setahun terakhir, jumlah kejahatan semacam itu meningkat, yang jelas terkait dengan upaya rezim Kiev untuk menggunakan metode teroris. Kami sangat menyadari hal itu. Mereka sudah lama menggunakannya di Donbas,” ujar Putin, seperti dikutip Russia Today, Rabu (1/3/2023).
"Barat tidak pernah menghindar untuk menggunakan kaum radikal dan ekstremis demi kepentingan mereka, terlepas dari semua pernyataan keras mereka tentang memerangi terorisme internasional," imbuh Presiden Putin.
Pemimpin Kremlin ini juga blakblakan bahwa Barat menggunakan segala cara untuk melawan Rusia.
“Mereka selalu menggunakan apapun yang ada untuk melawan kita. Mereka menggunakan semua yang mungkin. Itu selalu seperti ini dan tetap begitu,” katanya.
Dia memperingatkan upaya aktif saat ini sedang dilakukan oleh dinas khusus Barat untuk memulihkan sel-sel teroris di dalam Rusia.
Kepada para pimpinan FSB, Putin mengatakan sangat penting untuk mengintensifkan kerja kontra-intelijen dan menjaga perbatasan Rusia-Ukraina di bawah pengawasan ekstra untuk mencegah penyelundupan senjata dan amunisi ke wilayah Rusia.
Dia memuji para agen FSB, yang telah bekerja di garis depan dan di belakang garis musuh" selama konflik di Ukraina. "Atas keberanian, profesionalisme, dan tekad pribadi mereka dalam memastikan keamanan Rusia," ujarnya.
Dinas tersebut, katanya, telah memperoleh pengalaman tak ternilai yang memungkinkannya menjalankan tugasnya dengan lebih efektif.
Putin sebelumnya menyalahkan Ukraina karena menggunakan "taktik teroris" menyusul ledakan di Jembatan Crimea pada awal Oktober lalu, yang menurut Moskow didalangi oleh Kiev.
Ledakan itu menyebabkan peningkatan besar serangan rudal Rusia terhadap infrastruktur dan sasaran militer Ukraina, menyebabkan pemadaman bergilir di seluruh negeri dan secara signifikan merusak kemampuan pertahanan udara Kiev.
Dia mengeklaim bahwa badan intelijen Barat bertujuan untuk memulihkan sel-sel teroris di dalam wilayah Rusia.
"Melawan ancaman teroris ini tetap menjadi tugas mendesak bagi negara," kata Putin saat memimpin rapat Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia di Moskow pada hari Selasa.
“Selama setahun terakhir, jumlah kejahatan semacam itu meningkat, yang jelas terkait dengan upaya rezim Kiev untuk menggunakan metode teroris. Kami sangat menyadari hal itu. Mereka sudah lama menggunakannya di Donbas,” ujar Putin, seperti dikutip Russia Today, Rabu (1/3/2023).
Baca juga: Kremlin Sebut 3 Kekuatan Nuklir NATO Secara De Facto Perang dengan Rusia
"Barat tidak pernah menghindar untuk menggunakan kaum radikal dan ekstremis demi kepentingan mereka, terlepas dari semua pernyataan keras mereka tentang memerangi terorisme internasional," imbuh Presiden Putin.
Pemimpin Kremlin ini juga blakblakan bahwa Barat menggunakan segala cara untuk melawan Rusia.
“Mereka selalu menggunakan apapun yang ada untuk melawan kita. Mereka menggunakan semua yang mungkin. Itu selalu seperti ini dan tetap begitu,” katanya.
Dia memperingatkan upaya aktif saat ini sedang dilakukan oleh dinas khusus Barat untuk memulihkan sel-sel teroris di dalam Rusia.
Kepada para pimpinan FSB, Putin mengatakan sangat penting untuk mengintensifkan kerja kontra-intelijen dan menjaga perbatasan Rusia-Ukraina di bawah pengawasan ekstra untuk mencegah penyelundupan senjata dan amunisi ke wilayah Rusia.
Dia memuji para agen FSB, yang telah bekerja di garis depan dan di belakang garis musuh" selama konflik di Ukraina. "Atas keberanian, profesionalisme, dan tekad pribadi mereka dalam memastikan keamanan Rusia," ujarnya.
Dinas tersebut, katanya, telah memperoleh pengalaman tak ternilai yang memungkinkannya menjalankan tugasnya dengan lebih efektif.
Putin sebelumnya menyalahkan Ukraina karena menggunakan "taktik teroris" menyusul ledakan di Jembatan Crimea pada awal Oktober lalu, yang menurut Moskow didalangi oleh Kiev.
Ledakan itu menyebabkan peningkatan besar serangan rudal Rusia terhadap infrastruktur dan sasaran militer Ukraina, menyebabkan pemadaman bergilir di seluruh negeri dan secara signifikan merusak kemampuan pertahanan udara Kiev.
(min)