Erdogan Minta Maaf atas Tertundanya Penyelamatan Korban Gempa di Adiyaman
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (27/2/2023), meminta maaf atas penundaan penyelamatan saat mengunjungi salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa mematikan awal bulan ini.
Erdogan, yang mencari masa jabatan lain sebagai presiden setelah dua dekade berkuasa, telah menerima kritik keras dari korban gempa di Adiyaman, tenggara Turki.
Dalam pemilihan terakhir tahun 2018, Erdogan dengan mudah mengalahkan saingan oposisi sekulernya di provinsi itu.
“Karena efek yang menghancurkan dari gempa dan cuaca buruk, kami tidak dapat bekerja seperti yang kami inginkan di Adiyaman selama beberapa hari pertama. Saya minta maaf untuk ini,” kata Erdogan, seperti dikutip dari AFP.
Gempa 6 Februari menewaskan lebih dari 44.000 orang di Turki dan ribuan lainnya di negara tetangga Suriah. AFP melaporkan kemarahan penduduk setempat terhadap pemerintah dari Adiyaman pada 10 Februari.
"Saya tidak melihat siapa pun sampai pukul 14:00 pada hari kedua gempa," kata warga Adiyaman, Mehmet Yildirim kepada AFP saat itu.
“Tidak ada pemerintah, tidak ada negara, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Tidak tahu malu! Anda meninggalkan kami sendirian, lanjutnya.
Malapetaka melanda tepat ketika Erdogan mendapatkan momentum dan mulai mengangkat angka persetujuannya dari tingkat terendah yang diderita selama krisis ekonomi yang mengerikan yang meledak tahun lalu.
Tak lama setelah gempa, Erdogan mengakui "kekurangan" dalam penanganan bencana oleh pemerintah.
Erdogan, yang mencari masa jabatan lain sebagai presiden setelah dua dekade berkuasa, telah menerima kritik keras dari korban gempa di Adiyaman, tenggara Turki.
Dalam pemilihan terakhir tahun 2018, Erdogan dengan mudah mengalahkan saingan oposisi sekulernya di provinsi itu.
“Karena efek yang menghancurkan dari gempa dan cuaca buruk, kami tidak dapat bekerja seperti yang kami inginkan di Adiyaman selama beberapa hari pertama. Saya minta maaf untuk ini,” kata Erdogan, seperti dikutip dari AFP.
Gempa 6 Februari menewaskan lebih dari 44.000 orang di Turki dan ribuan lainnya di negara tetangga Suriah. AFP melaporkan kemarahan penduduk setempat terhadap pemerintah dari Adiyaman pada 10 Februari.
"Saya tidak melihat siapa pun sampai pukul 14:00 pada hari kedua gempa," kata warga Adiyaman, Mehmet Yildirim kepada AFP saat itu.
“Tidak ada pemerintah, tidak ada negara, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Tidak tahu malu! Anda meninggalkan kami sendirian, lanjutnya.
Malapetaka melanda tepat ketika Erdogan mendapatkan momentum dan mulai mengangkat angka persetujuannya dari tingkat terendah yang diderita selama krisis ekonomi yang mengerikan yang meledak tahun lalu.
Tak lama setelah gempa, Erdogan mengakui "kekurangan" dalam penanganan bencana oleh pemerintah.
(esn)