Mantan Presiden Rusia Peringatkan Kiamat Nuklir Dipicu Barat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan Barat membahayakan keberadaan peradaban manusia dengan mengancam Moskow.
Menurut dia, dukungan berkelanjutan untuk Ukraina dari AS dan sekutunya dapat mengakibatkan "kiamat" nuklir.
“Pencapaian besar kepemimpinan Soviet dan Rusia pada awal 1990-an adalah mampu melestarikan potensi nuklir negara itu setelah runtuhnya Uni Soviet,” ungkap Medvedev dalam artikel yang diterbitkan di surat kabar Izvestia pada Senin (27/2/2023).
“Barat adalah delusi jika berpikir bahwa, setelah menghentikan Uni Soviet, ia juga akan dapat mengubur Rusia modern tanpa masalah berarti bagi dirinya sendiri, dengan membuang nyawa ribuan orang yang terlibat dalam konflik (di Ukraina) ke dalam tungku,” tulis dia.
“Itu adalah kesalahpahaman yang sangat berbahaya,” tambah Medvedev, yang kini menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.
“Jika masalah keberadaan Rusia diangkat dengan serius, itu tidak akan diputuskan di front Ukraina. (Itu akan diputuskan) bersama dengan masalah keberadaan lebih lanjut dari seluruh peradaban manusia,” tegas dia memperingatkan.
Menurut dia, AS dan sekutunya, yang terus memompa Ukraina dengan senjata dan mencegah semua upaya untuk memulihkan pembicaraan damai antara Moskow dan Kiev.
“Mereka menolak untuk memahami tujuan mereka pasti mengarah pada kegagalan total; kekalahan untuk semua orang; runtuh. Kiamat ketika kehidupan sebelumnya harus dilupakan selama berabad-abad, sampai puing-puing berasap berhenti memancarkan radiasi,” ujar mantan presiden itu.
“Rusia tidak akan membiarkan ini terjadi,” tulis Medvedev.
Dia mencatat, “Barat dan satelitnya hanya mewakili 15% dari populasi dunia, sementara bagian dunia lainnya lebih besar jumlahnya dan jauh lebih kuat.”
“Kekuatan tenang negara kita yang hebat dan kredibilitas mitranya adalah kunci untuk menjaga masa depan seluruh dunia,” pungkas dia.
Selama konflik di Ukraina, Rusia memperingatkan pihaknya siap menggunakan persenjataan nuklirnya jika menghadapi ancaman eksistensial dari senjata nuklir atau konvensional.
Namun, Moskow membantah klaim Barat bahwa mereka berencana menyebarkan senjata nuklir di wilayah Ukraina.
Menurut dia, dukungan berkelanjutan untuk Ukraina dari AS dan sekutunya dapat mengakibatkan "kiamat" nuklir.
“Pencapaian besar kepemimpinan Soviet dan Rusia pada awal 1990-an adalah mampu melestarikan potensi nuklir negara itu setelah runtuhnya Uni Soviet,” ungkap Medvedev dalam artikel yang diterbitkan di surat kabar Izvestia pada Senin (27/2/2023).
“Barat adalah delusi jika berpikir bahwa, setelah menghentikan Uni Soviet, ia juga akan dapat mengubur Rusia modern tanpa masalah berarti bagi dirinya sendiri, dengan membuang nyawa ribuan orang yang terlibat dalam konflik (di Ukraina) ke dalam tungku,” tulis dia.
“Itu adalah kesalahpahaman yang sangat berbahaya,” tambah Medvedev, yang kini menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.
“Jika masalah keberadaan Rusia diangkat dengan serius, itu tidak akan diputuskan di front Ukraina. (Itu akan diputuskan) bersama dengan masalah keberadaan lebih lanjut dari seluruh peradaban manusia,” tegas dia memperingatkan.
Menurut dia, AS dan sekutunya, yang terus memompa Ukraina dengan senjata dan mencegah semua upaya untuk memulihkan pembicaraan damai antara Moskow dan Kiev.
“Mereka menolak untuk memahami tujuan mereka pasti mengarah pada kegagalan total; kekalahan untuk semua orang; runtuh. Kiamat ketika kehidupan sebelumnya harus dilupakan selama berabad-abad, sampai puing-puing berasap berhenti memancarkan radiasi,” ujar mantan presiden itu.
“Rusia tidak akan membiarkan ini terjadi,” tulis Medvedev.
Dia mencatat, “Barat dan satelitnya hanya mewakili 15% dari populasi dunia, sementara bagian dunia lainnya lebih besar jumlahnya dan jauh lebih kuat.”
“Kekuatan tenang negara kita yang hebat dan kredibilitas mitranya adalah kunci untuk menjaga masa depan seluruh dunia,” pungkas dia.
Selama konflik di Ukraina, Rusia memperingatkan pihaknya siap menggunakan persenjataan nuklirnya jika menghadapi ancaman eksistensial dari senjata nuklir atau konvensional.
Namun, Moskow membantah klaim Barat bahwa mereka berencana menyebarkan senjata nuklir di wilayah Ukraina.
(sya)