Rusia Ancam Tembak Jatuh Satelit Sipil yang Digunakan Militer Barat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Diplomat Rusia Konstantin Vorontsov memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengekspos aset luar angkasa sipil terhadap potensi serangan dengan memanfaatkannya untuk tujuan militer.
Peringatan itu muncul setelah NATO meluncurkan rencana armada pemantau ruang angkasa yang akan menggunakan satelit komersial dan militer untuk misinya.
Konstantin Vorontsov adalah wakil direktur direktorat non-proliferasi dan kontrol senjata di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dia mengatakan pada Kamis (16/2/2023) bahwa AS mempersenjatai ruang angkasa dan mengaburkan batas antara infrastruktur militer dan sipil di orbit.
Dia menjelaskan, penggunaan pesawat ruang angkasa oleh Amerika untuk menguntungkan negara-negara lain di medan perang “sebenarnya merupakan bentuk partisipasi dalam (konflik) secara proksi.”
Vorontsov menambahkan, “Infrastruktur ruang angkasa semi-sipil khususnya dapat menghadapi pembalasan.”
“Setidaknya, penggunaan satelit sipil yang provokatif seperti itu patut dipertanyakan berdasarkan Perjanjian Luar Angkasa (1967),” ujar dia.
Peringatan Vorontsov datang pada diskusi meja bundar di parlemen Rusia yang berfokus pada warisan Prakarsa Pertahanan Strategis era Reagan, dan bagaimana hal itu memengaruhi perencanaan militer AS saat ini.
Peringatan itu muncul setelah NATO meluncurkan rencana armada pemantau ruang angkasa yang akan menggunakan satelit komersial dan militer untuk misinya.
Konstantin Vorontsov adalah wakil direktur direktorat non-proliferasi dan kontrol senjata di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dia mengatakan pada Kamis (16/2/2023) bahwa AS mempersenjatai ruang angkasa dan mengaburkan batas antara infrastruktur militer dan sipil di orbit.
Dia menjelaskan, penggunaan pesawat ruang angkasa oleh Amerika untuk menguntungkan negara-negara lain di medan perang “sebenarnya merupakan bentuk partisipasi dalam (konflik) secara proksi.”
Vorontsov menambahkan, “Infrastruktur ruang angkasa semi-sipil khususnya dapat menghadapi pembalasan.”
“Setidaknya, penggunaan satelit sipil yang provokatif seperti itu patut dipertanyakan berdasarkan Perjanjian Luar Angkasa (1967),” ujar dia.
Peringatan Vorontsov datang pada diskusi meja bundar di parlemen Rusia yang berfokus pada warisan Prakarsa Pertahanan Strategis era Reagan, dan bagaimana hal itu memengaruhi perencanaan militer AS saat ini.