Dokumen Rahasia: NATO Siapkan Skenario Bertempur di 2 Perang Sekaligus
loading...
A
A
A
WASHINGTON - NATO segera mengadopsi pedoman yang menjabarkan rencana untuk skenario di mana negara-negara anggota mendapati diri mereka berperang di garis depan negaranya dan di luar perbatasan aliansi pada saat yang sama.
Bloomberg melaporkan hal itu pada Selasa (14/2/2023). Kabar ini muncul ketika AS semakin mengubah prioritasnya untuk menghadapi China.
“Dokumen rahasia itu akan dibahas dan ditandatangani para menteri pertahanan NATO selama pertemuan puncak dua hari di Brussel yang dimulai Selasa,” ungkap laporan Bloomberg.
Anggota akan diminta mempersiapkan rencana nasional untuk keterlibatan militer di masa depan.
Panduan tersebut akan memetakan cara-cara bagi NATO untuk terlibat dalam “konflik intensitas tinggi yang disebut Pasal 5” dalam membela negara NATO yang diserang pihak asing sesuai ketentuan perjanjian pertahanan bersama, dan “kejadian di luar wilayah pada Pasal 5.”
Isi pedoman tersebut diungkapkan kepada Bloomberg oleh "orang-orang yang mengetahui masalah tersebut."
Meski NATO menyebut dirinya sebagai aliansi defensif, blok itu memiliki catatan ekstensif terlibat dalam permusuhan di tanah asing, termasuk di Yugoslavia pada 1990-an dan melawan Libya pada 2011.
Para kritikus menganggap blok itu sebagai alat kebijakan luar negeri AS yang selaras dengan tujuan kebijakan Washington dalam persaingan menghadapi China dan Rusia.
“Orang Amerika mendapatkan apa yang mereka tuju,” papar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam wawancara awal bulan ini, membahas peningkatan jangkauan NATO.
Dia menjelaskan, “Ada blok militer yang dibuat untuk melawan China dan Rusia di kawasan Asia Pasifik, seperti AUKUS. Ada dorongan untuk menarik anggota baru ke dalamnya.”
Kemampuan melawan perang dua teater merupakan inti dari perencanaan militer AS selama Perang Dingin.
Think tank dan pejabat AS mendorong tujuan strategis untuk memiliki kekuatan militer yang cukup kuat dalam dua konflik darat secara bersamaan, dengan alasan anggaran Pentagon yang lebih tinggi dan menentang pemotongan pengeluaran.
Menurut sumber Bloomberg, para menteri pertahanan NATO juga akan membahas di Brussel peningkatan pengeluaran militer oleh negara-negara anggota.
Negara-negara yang gagal memenuhi target 2% dari PDB akan ditekan untuk menerima tingkat ini sebagai batas bawah wajib, bukan hanya sebagai rekomendasi.
“Perubahan seperti itu dapat diadopsi selama pertemuan puncak para pemimpin NATO di Vilnius pada Juli,” papar laporan itu.
Struktur pengeluaran akan didorong ke arah peningkatan pengadaan senjata oleh sekutu Eropa, menurut Pasal 5 tersebut, karena AS “mungkin memutuskan memindahkan sebagian asetnya” dari benua itu lebih dekat ke China.
Bloomberg melaporkan hal itu pada Selasa (14/2/2023). Kabar ini muncul ketika AS semakin mengubah prioritasnya untuk menghadapi China.
“Dokumen rahasia itu akan dibahas dan ditandatangani para menteri pertahanan NATO selama pertemuan puncak dua hari di Brussel yang dimulai Selasa,” ungkap laporan Bloomberg.
Anggota akan diminta mempersiapkan rencana nasional untuk keterlibatan militer di masa depan.
Panduan tersebut akan memetakan cara-cara bagi NATO untuk terlibat dalam “konflik intensitas tinggi yang disebut Pasal 5” dalam membela negara NATO yang diserang pihak asing sesuai ketentuan perjanjian pertahanan bersama, dan “kejadian di luar wilayah pada Pasal 5.”
Isi pedoman tersebut diungkapkan kepada Bloomberg oleh "orang-orang yang mengetahui masalah tersebut."
Meski NATO menyebut dirinya sebagai aliansi defensif, blok itu memiliki catatan ekstensif terlibat dalam permusuhan di tanah asing, termasuk di Yugoslavia pada 1990-an dan melawan Libya pada 2011.
Para kritikus menganggap blok itu sebagai alat kebijakan luar negeri AS yang selaras dengan tujuan kebijakan Washington dalam persaingan menghadapi China dan Rusia.
“Orang Amerika mendapatkan apa yang mereka tuju,” papar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam wawancara awal bulan ini, membahas peningkatan jangkauan NATO.
Dia menjelaskan, “Ada blok militer yang dibuat untuk melawan China dan Rusia di kawasan Asia Pasifik, seperti AUKUS. Ada dorongan untuk menarik anggota baru ke dalamnya.”
Kemampuan melawan perang dua teater merupakan inti dari perencanaan militer AS selama Perang Dingin.
Think tank dan pejabat AS mendorong tujuan strategis untuk memiliki kekuatan militer yang cukup kuat dalam dua konflik darat secara bersamaan, dengan alasan anggaran Pentagon yang lebih tinggi dan menentang pemotongan pengeluaran.
Menurut sumber Bloomberg, para menteri pertahanan NATO juga akan membahas di Brussel peningkatan pengeluaran militer oleh negara-negara anggota.
Negara-negara yang gagal memenuhi target 2% dari PDB akan ditekan untuk menerima tingkat ini sebagai batas bawah wajib, bukan hanya sebagai rekomendasi.
“Perubahan seperti itu dapat diadopsi selama pertemuan puncak para pemimpin NATO di Vilnius pada Juli,” papar laporan itu.
Struktur pengeluaran akan didorong ke arah peningkatan pengadaan senjata oleh sekutu Eropa, menurut Pasal 5 tersebut, karena AS “mungkin memutuskan memindahkan sebagian asetnya” dari benua itu lebih dekat ke China.
(sya)