AS Kelimpungan Jual Cadangan Minyak untuk Imbangi Pemangkasan Produksi Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Senin (13/2/2023) bahwa mereka akan melanjutkan penjualan 26 juta barel minyak mentah yang dijadwalkan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara itu.
Langkah tersebut dilakukan setelah pengumuman Rusia akan mengurangi produksi setengah juta barel minyak per hari bulan depan.
“Langkah tersebut telah diamanatkan Kongres AS dan sejalan dengan arahan anggaran yang diberlakukan pada tahun 2015 untuk tahun fiskal saat ini,” ungkap juru bicara Departemen Energi AS.
Tahun lalu, pemerintahan Biden menjual rekor 180 juta barel minyak mentah dari SPR dalam upaya menjinakkan kenaikan harga bahan bakar.
Namun, Departemen Energi sebelumnya telah mempertimbangkan membatalkan penjualan 26 juta barel yang dijadwalkan tahun fiskal ini untuk mengisi cadangan darurat setelah penarikan rekor tahun lalu melihat SPR berkurang menjadi hanya 371 juta barel, level terendah sejak 1983.
Penjualan yang diumumkan akan menurunkan cadangan menjadi sekitar 345 juta barel.
"Biden memuat barel SPR di depan untuk menghindari lonjakan harga bahan bakar pada musim panas," papar Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
Dia menambahkan, "Ada kekhawatiran yang berkembang di antara pemerintahan Biden bahwa harga gas akan kembali ke USD4 per galon dan presiden takut akan panas politik yang harus dia ambil."
Langkah tersebut dilakukan setelah pengumuman Rusia akan mengurangi produksi setengah juta barel minyak per hari bulan depan.
“Langkah tersebut telah diamanatkan Kongres AS dan sejalan dengan arahan anggaran yang diberlakukan pada tahun 2015 untuk tahun fiskal saat ini,” ungkap juru bicara Departemen Energi AS.
Tahun lalu, pemerintahan Biden menjual rekor 180 juta barel minyak mentah dari SPR dalam upaya menjinakkan kenaikan harga bahan bakar.
Namun, Departemen Energi sebelumnya telah mempertimbangkan membatalkan penjualan 26 juta barel yang dijadwalkan tahun fiskal ini untuk mengisi cadangan darurat setelah penarikan rekor tahun lalu melihat SPR berkurang menjadi hanya 371 juta barel, level terendah sejak 1983.
Penjualan yang diumumkan akan menurunkan cadangan menjadi sekitar 345 juta barel.
"Biden memuat barel SPR di depan untuk menghindari lonjakan harga bahan bakar pada musim panas," papar Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
Dia menambahkan, "Ada kekhawatiran yang berkembang di antara pemerintahan Biden bahwa harga gas akan kembali ke USD4 per galon dan presiden takut akan panas politik yang harus dia ambil."