Jurnalis Peraih Pulitzer: Kisah Ledakan Nord Stream Tidak Sulit Ditemukan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Wartawan investigasi legendaris Seymour Hersh mengklaim pada Sabtu (11/2/2023) bahwa laporan bom terbarunya, yang menunjukkan CIA bertanggung jawab atas penghancuran jaringan pipa Nord Stream pada bulan September, bukanlah cerita yang sulit untuk ditemukan.
“Jelas bahwa ada lebih banyak masalah daripada yang dilaporkan oleh sebagian besar media,” ungkap Hersh.
Dalam wawancara pertamanya sejak dia menerbitkan cerita di Substack Rabu lalu, jurnalis pemenang Pulitzer Prize diminta Radio War Nerd untuk mengomentari sumber ceritanya, yang masih dirahasiakan.
Hersh menolak mengungkapkan detail apa pun tentang siapa yang dia ajak bicara dan mencatat itu adalah tugasnya untuk melindungi sumbernya dan menahan serangan ketika cerita ditayangkan.
Tetapi orang-orang di media yang mengkritiknya karena menggunakan sumber anonim harus "memahami bisnisnya sedikit lebih baik", saran jurnalis itu.
“Masalahnya, semuanya sudah murah. Karena sekarang New York Times dan Washington Post menganggap sumber yang tidak disebutkan namanya bisa jadi adalah orang pers, sekretaris pers, yang membisikkan sesuatu kepada mereka di samping. Saya tidak tahu, mereka sepertinya tidak punya orang di dalam,” ujar Hersh.
Dia juga mencatat outlet berita utama gagal melaporkan banyak hal tentang konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
“Perang yang saya ketahui bukanlah perang yang Anda baca,” papar Hersh.
“Jelas bahwa ada lebih banyak masalah daripada yang dilaporkan oleh sebagian besar media,” ungkap Hersh.
Dalam wawancara pertamanya sejak dia menerbitkan cerita di Substack Rabu lalu, jurnalis pemenang Pulitzer Prize diminta Radio War Nerd untuk mengomentari sumber ceritanya, yang masih dirahasiakan.
Hersh menolak mengungkapkan detail apa pun tentang siapa yang dia ajak bicara dan mencatat itu adalah tugasnya untuk melindungi sumbernya dan menahan serangan ketika cerita ditayangkan.
Tetapi orang-orang di media yang mengkritiknya karena menggunakan sumber anonim harus "memahami bisnisnya sedikit lebih baik", saran jurnalis itu.
“Masalahnya, semuanya sudah murah. Karena sekarang New York Times dan Washington Post menganggap sumber yang tidak disebutkan namanya bisa jadi adalah orang pers, sekretaris pers, yang membisikkan sesuatu kepada mereka di samping. Saya tidak tahu, mereka sepertinya tidak punya orang di dalam,” ujar Hersh.
Dia juga mencatat outlet berita utama gagal melaporkan banyak hal tentang konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
“Perang yang saya ketahui bukanlah perang yang Anda baca,” papar Hersh.